Dalam dunia perkebunan teknologi sudah banyak diterapkan. Berbagai kegiatan di perkebunan sawit (industri hulu sawit) seperti pembibitan, pemupukan, panen dan pengangkutan sudah mengaplikasikan teknologi digitalisasi. Perkembangan teknologi digital saat ini sudah masuk keberbagai sektor industri, tak terkecuali sektor industri sawit. Industri sawit saat ini sudah masuk kedalam digitalisasi. Salah satu aspek penting di bidang perkebunan yang menerapkan teknologi adalah kegiatan panen kelapa sawit. Panen merupakan serangkaian kegiatan memotong buah kelapa sawit yang sudah matang dan akan dikumpulkan di tempat pemungutan hasil.
 Salah satu teknologi yang sudah diterapkan dalam kegiatan panen kelapa sawit adalah menggunakan egrek mesin. Egrek mesin sejatinya diciptakan untuk meningkatkan hasil kinerja karyawan dalam pemenuhan produksi.
Egrek mesin ini tentu saja memberikan dampak positif bagi perusahaan karena mampu menghasilkan output pemanenan yang lebih tinggi sehingga mampu mengefisiensikan jumlah tenaga panen. Namun, dengan adanya penggunaan alat mekanisasi ini dapat juga memberikan dampak negatif yang signifikan bagi para pekerja.
Tanpa disadari, semakin banyak teknologi yang diterapkan maka akan semakin besar kemungkinan pengurangan tenaga kerja. Hal ini akan berdampak pada semakin banyak nya pengangguran yang tercipta. Disamping itu, penggunaan mekanisasi ini juga sulit untuk dipraktikkan oleh para pekerja yang tidak terlatih. Hal ini sering membuat para pekerja juga menolak adanya mekanisasi.
Dengan adanya mekanisasi di bidang panen kelapa sawit, tentu mampu memberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Namun, diperlukan pertimbangan yang matang dalam pengambilan keputusan untuk menerapkan mekanisasi di bidang panen sawit agar kesenjangan dari para pekerja tetap terjaga dan tidak mempersempit arek kerja dari para karyawan.
Kompasiana
Hillarin Sitinjak
