Selamat datang di blogÂ
"Selamatkan Bumi"!Â
Dalam dunia yang penuh dengan tantangan lingkungan, setiap langkah kecil yang kita ambil dapat memiliki dampak besar. Mari jadikan perjalanan ini sebagai inspirasi untuk satu aksi peduli lingkungan dengan sejuta manfaat.Â
Menurut data pada Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada tahun 2023, Limbah sisa makanan menyumbang angka paling banyak yaitu sebesar 44,7% dan sumber limbah terbanyak berasal dari rumah tangga yaitu sebesar 38% dari total keseluruhan pada grafik komposisi sampah.
Aksi GEMES dan Tuntaskan Sampah
Saya bersama komunitas Sobat Bumi, yang dibentuk oleh Pertamina Foundation sebagai bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR), bekerja sama dengan Society of Renewable Energy (SRE) melaksanakan Gerakan Mengurangi Emisi dari Desa (GEMES) dan Aksi Tuntaskan Sampah pada Rumah Susun 26 Ilir, Palembang.
Aksi GEMES dan Tuntaskan Sampah ini bertujuan untuk menjaga lingkungan dari limbah domestik dengan mengedukasi masyarakat dalam pemanfaatan limbah rumah tangga, pemilahan sampah, dan penggunaan pupuk organik cair.Â
Pengelolaan sampah sendiri juga merupakan salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) dari Elnusa Petrofin sebagai bentuk dukungan terhadap energi untuk lingkungan hidup dan kemajuan Indonesia.
Aksi diawali dengan mengumpulkan warga sekitar mulai dari kalangan anak-anak, remaja, hingga orang tua yang ada di lingkungan sekitar. Kemudian aksi berlanjut dengan proses edukasi tentang sampah seperti penyebab penumpukan limbah sampah, identifikasi jenis sampah, pengurangan limbah sampah, pengelolaan limbah sampah, serta penyuluhan pemanfaatan energi berkelanjutan.
Selama proses edukasi berlangsung kami melihat antusiasme dari berbagai kalangan yang kami harapkan mereka dapat memahami dan menerapkan apa yang telah disampaikan dan menjaga lingkungan dari limbah domestik.Â
Pemanfaatan limbah sampah organik menjadi Pupuk Cair Organik (PCO)
Aksi berikutnya adalah pemanfaatan limbah sampah organik seperti sisa makanan rumah tangga dan dedaunan menjadi Pupuk Cair Organik (PCO). Bahan yang kita perlukan untuk membuat PCO adalah sampah organik, EM4, Air cucian beras, dan Urea. Bahan tersebut kami bawa dari rumah agar proses pembuatan PCO dapat kami praktikan di tempat sehingga masyarakat paham dan dapat bertanya secara langsung.Â
Pembuatan pupuk cair organik melibatkan proses fermentasi dan dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme. Proses ini menghasilkan pupuk yang kaya akan nutrisi seperti nitrogen, fosfor, kalium, dan zat-zat lain yang berguna bagi tanaman. Pupuk yang lebih alami dan dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan cara yang berkelanjutan.
Aksi Tuntaskan Sampah
Aksi terakhir yang kami lakukan adalah Aksi Tuntaskan Sampah. Setelah masyarakat telah melewati proses edukasi tentang sampah dan bagaimana memanfaatkannya menjadi pupuk ataupun daur ulang, aksi terakhir ini merupakan langkah nyata dan sebuah komitmen kami dan juga masyarakat dalam menuntaskan masalah sampah.Â
Seluruh masyarakat dari semua kalangan serentak mengumpulkan sampah di lingkungan sekitar mereka tinggal, sebuah pemandangan yang menyejukkan mata ketika lingkungan dapat lebih bersih dan indah dari hasil kesadaran bersama dalam menjaga lingkungan.Â
Kami berhasil mengumpulkan lebih dari 75 kilogram sampah dari Aksi Tuntaskan Sampah ini, yang kemudian akan kami pindahkan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Tak lupa kami juga memberikan apresiasi kepada masyarakat dengan konsep yang kami kemas seperti bank sampah.Â
Masyarakat yang berhasil mengumpulkan sampahnya akan melalui proses penimbangan sampah yang kemudian akan mendapatkan sembako yang telah kami tentukan sesuai dengan hasil penimbangan. Aksi ini merupakan tindakan konkrit untuk mengurangi dampak negatif limbah domestik terhadap lingkungan serta meningkatkan kesadaran akan keberlanjutan.
Daur ulang dan Penanaman bibit tanaman
Setelah serangkain aksi dilakukan daur ulang menjadi momen untuk mengajarkan pentingnya mengurangi limbah dan mendukung lingkungan. Bersama anak-anak kami memberikan pemahaman bagaimana memisahkan sampah, mengenal bahan yang dapat didaur ulang, dan membuat kerajinan dari bahan bekas.Â
Sementara itu, penanaman bibit tanaman menjadi kesempatan untuk mengajarkan anak-anak tentang siklus hidup tumbuhan dan pentingnya menjaga keberlanjutan alam.
Kegiatan daur ulang dan penanaman bibit tanaman tidak hanya memberikan pengalaman langsung kepada anak-anak tentang pentingnya menjaga lingkungan, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kepedulian, tanggung jawab, dan kerja sama tim.Â
Hal ini membangun kesadaran lingkungan sejak usia dini dan menanamkan semangat untuk menjadi agen perubahan yang peduli terhadap bumi kita.
Satu Aksi Peduli Lingkungan dengan Sejuta Manfaat
Mari kita terus menginspirasi dan mendorong orang lain untuk ikut serta. Bersama-sama, kita bisa menciptakan Bumi yang lebih hijau, bersih, dan berkelanjutan. Karena keberlanjutan dimulai dari tindakan kecil setiap individu.Â
Dengan langkah-langkah sederhana ini, kita dapat melihat dampak positif yang nyata dan mewariskan planet ini kepada generasi mendatang dalam kondisi yang lebih baik.Â
Ayo jadikan satu aksi peduli lingkungan sebagai langkah pertama kita menuju masa depan yang lebih baik!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI