Mohon tunggu...
hilgap26
hilgap26 Mohon Tunggu... Novelis - putra sulawesi

selalu bersyukur dengan setiap hasil akhir dari perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rindu, Racun yang Membunuh Kebahagiaan

31 Januari 2019   11:57 Diperbarui: 31 Januari 2019   12:07 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Masih dirimu yang ada didalam hatiku. bersama dengan rinduku padamu selalu ada bayanganmu di sepanjang jalan ku jelajahi kota. dengan harapan bayangan dirimu hilang dari dalam jiwaku. namun rindu itu selalu saja ada, seperti angin yang membalut tubuhku. itulah kerinduanku padamu sayang. saat aku terdiam saat itulah aku mengingat dengan jelas canda tawamu padaku. isteriku tercinta tidurlah dengan tenang. karena 

Namamu akan selalu ada sampai akhir nafasku( hilda suryani ) banyak kisah yang sudah kita lewati bersama dalam perjalanan kehidupan kita sayang. seandainya waktu bisa terulang inginku 

Habiskan sisa hidupku bersamamu sampai akhir nafasku. sayang masih ada keinginan yang belum tercapai dalam jiwaku untuk kita berdua. namun keinginan itu belum tercapai kau sudah pergi tinggalkan diriku sendiri untuk selamanya dan tak akan pernah kembali lagi padaku.  

Dalam diam ini aku bercerita lagi dengan perasaan, namun perasaan hati yang terluka karena rinduk pada seseorang yang tak bisa lagi. kulihat seyumannya. yang tak bisa lagi ku dengar suara. yang tak lagi menghangatkan jiwaku dengan ketulusan hatinya. sayang aku diam dan terdiam. apakah saat ini aku bermimpi, tangisan langit pun menyiram tubuhku. membangunkan diriku. yang terdiam dalam penderitaan hati yang lahir karena kehilangan seseorang yang sangat berarti didalam kehidupan ini.  

Tangisan langit pun membuat genangan di luka yang masih mengalirkan darah. 

Mengisih semua kekosongan hati dengan air mata luka yang bersarang di langit jiwa. kini kulihat langit yang terlihat hanya gelap sejauh aku mampu melihat. tidak ada sinar yang terlihat hadir yang mau menemani diriku yang dibalut luka rindu  pada seseorang yang tak lagi hadir di pandangan mata.

Jauh ku melihat dunia ini membosankan dan semua terasa kosong. ku lihat lagi di langit, masih sam tak ada sinar yang terlihat di yang menderita ini.  perlahan lahan lagi aku berjalan di tempat lain yang berbeda dan ku lihat lagi langit dan susunan yang ku temukan masih sama dengan tempat yang sebelumnya, hanya kegelapan yang tersisa di langit yang ku pandangi, 

Luka semakin besar konflik di dalam jiwaku yang hadir karena rinduku padamu seseorang yang takkan pernah lagi hadir menemani diriku untuk melewati dunia ini bersama sama.  aku merindukan sosok dirimu yang penuh dengan ketulusan di hati yang menemani diriku dengan apa adanya diriku. 

Sayang hidup bersamamu adalah keindahan yang sangat nyata yang pernah kurasakan di kehidupan dunia ini, kenyataan yang harus ku lewati di kehidupan ini adalah menerima kenyataan bahwa dirimu sudah pergi tinggalkan diriku sendiri untuk selamanya dan tak akan pernah kembali lagi padaku.

Dimana,? ingin ku simpan rindu ini jika hatiku yang luas ini sudah penuh dengan kenangan indah yang pernah kita lewati bersama. oh sayang rinduku padamu seseorang yang hadir di dalam jiwaku kini menjadi racun yang membunuh kebahagiaan ku. 

Masih ada kata namun kalimat itu kalimat kenangan bersamamu. yang selalu terucap di lisanku. takkan pernah sanggup aku menghentikan suara hatiku yang berjalan pada kenangan indah yang kita lewati bersama.  aku berusaha berjalan untuk menemukan jalan yang baru ku berjalan sejauh yang aku bisa untuk hilangkan cerita yang pernah kujalani dengan penuh cinta dan kesetiaan. ku hadirkan di perjalanan hidup bersamamu. semua yang hadir kuberikan padamu atas ketulusan ku pada dirimu yang sangat ku sayang dengan sepenuh hatiku. kini aku duduk di samping jembatan yang pernah kita duduki berdua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun