Ia berkata bahwa lebih takut dengan Tuhan daripada virus Corona. Hal ini tentu berkaitan dengan teori yang dipaparkan Weber yaitu tindakan afektif. Meskipun tindakan ini dilakukan secara sadar juga, namun, tindakan ini juga dilatar belakangi oleh perasaan yang menggebu-gebu sehingga mengalahkan pemikiran rasional yang sudah ada.
Bukannya tidak boleh ya gaes, tetapi tentunya kita juga diberikan akal budi untuk bisa memilah tidakan social yang kita lakukan. Ada juga peraturan yang harus diikuti agar kegiatan yang kita lakukan tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain. Apabila beribadah di tempat ibadah umum sudah dibuka, boleh kok kita datang dan beribadah secara langsung, namun kalau masih ada “larangan” ya kita ikuti anjuran pemerintah dulu. Yuk berlomba-lomba menjadi agen kebaikan di saat seperti ini dengan memberikan contoh juga yang baik.
Kolaborasi dengan:
Bhatari Adinda Marsalita-0506011810052
Mahasiswi Fikom 2018
Universitas Ciputra Surabaya
DAFTAR PUSTAKA
Supraja, M. (2012). Alfred Schutz: Rekonstruksi Teori Tindakan Max Weber. Jurnal Pemikiran Sosiologi, 1(2), 81-90.
Kinseng, R. A. (2017). Struktugensi: sebuah teori tindakan. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 5(2), 127-137.
Sulistyowati, A. (2020). Minta Maaf Usai Ngeyel Ingin Salat Berjamaah di Masjid Saat Pandemi Virus Corona, Atalarik Syach Dinilai Netizen Tak Ikhlas dan Cari Pembelaan Diri: Tatapannya Sama Garis Bibirnya Keliatan Banget Penuh Emosi. Retrieved 24 June 2021, from https://www.grid.id/read/042098222/minta-maaf-usai-ngeyel-ingin-salat-berjamaah-di-masjid-saat-pandemi-virus-corona-atalarik-syach-dinilai-netizen-tak-ikhlas-dan-cari-pembelaan-diri-tatapannya-sama-ga
Susetyo, H. (2020). Enam Jemaah Terinfeksi Korona, Masjid Ini Ngeyel Gelar Tarawih. https://mediaindonesia.com/nusantara/311142/enam-jemaah-terinfeksi-korona-masjid-ini-ngeyel-gelar-tarawih