Ya.. Demikianlah adanya, "dia yang jahat" punya trilyunan cara untuk menjauhkan kita (manusia) dari Allah Sang Pencipta. Apapun "dia" gunakan.. APAPUN tanpa terkecuali. Bahkan membohongi dan membodohi kita manusia pakai ayat Kitab Suci. Di sini artinya bukan ayat Kitab Suci itu yangg bodoh atau berisi kebohongan lho, tapi ayat yg Suci itu diplesetkan artinya, tafsirannya, maksud sucinya, memelintirkan kata2nya sedemikian rupa dan menggunakannya untuk membohongi dan membodohi kita manusia sehingga seolah2 kita sedang mengikuti jalan yg Allah kehendaki, tapi sebenarnya "dia yang jahat" lah yang kita tuju.
Beberapa dari kita mungkin masih ingat kalau sekitar tahun 1998-2000an ada konflik yg mengenaskan yaitu konflik poso. Dimana konflik yg melibatkan umat Islam dan umat Kristen yang saling "berperang". Banyak korban berjatuhan. Pihak A menyerang, pihak B membalas, begitupun sebaliknya terus menerus saling serang. Dari pihak orang Kristen, tindakan balas membalas itu semakin ricuh dipicu karena adanya oknum Kristen yang mencoba memancing amarah umat Kristen dengan membodohi pakai ayat Alkitab antara lain: Imamat 24:20 - “patah ganti patah, mata ganti mata, gigi ganti gigi; seperti dibuatnya orang lain bercacat, begitulah harus dibuat kepadanya”. Ayat itu dicomot, digabungkan dengan ayat Filipi 1:21 "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Nah kebayang perasaan umat yg habis diserang, lalu dibacakan dicekoki, dibohongi, dibodohi pakai kedua ayat itu? Panas membara, langsung serang balik. Lalu apa itu berarti kedua ayat itu salah? (Ayat tentang mata balas mata dst tadi diturunkan dalam konteks pengadilan, tujuannya agar mencegah umat main hakim sendiri. Sedangkan ayat yang Filipi 1:21 itu adalah ayat yang menunjukkan cinta Paulus kepada Tuhan yang begitu besarnya, bahkan matipun dianggap sebagai keuntungan. beda konteks tidak bisa digabung asal-asalan). Atau Tuhan yang menurunkan kedua ayat itu berbohong/membodohi kita? Tentu saja tidak!! Penyalahgunaan ayat itu terjadi karena "dia yang jahat" telah memanfaatkan si pengkotbah yang ingin menumpahkan kekesalan pribadinya dan menggiring umat demi kepuasan penyaluran dendamnya. Ayat itu diputarbalik sedemikian rupa, hingga mendukung tujuan jahatnya.
"dia yang jahat" ini melakukan ini di semua Kitab Suci. Ini dapat kita lihat dari isi salah satu ceramah salah satu pemuka agama Islam Habib Rizieq yang berbunyi: "Kata Nabi Alaihi Salatuwassalam, sesungguhnya orang yang paling Aku khawatir akan merusak Aku punya umat, akan menghancurkan Aku punya umat. Aku lebih takut kepada dia daripada kepada Dajjal. Ini orang lebih bahaya daripada Dajjal. Nabi ditanya, siapa Ya Rasulullah. Nabi menjawab, ulama su'u, ulama yang bejat, ulama yang buruk, ulama yang busuk. ulama yang suka memutarbalikkan ayat, mengharamkan yang halal, menghalalkan yang haram. Kaum zindiq yang menggunakan ayat-ayat Alquran untuk membenarkan ayat-ayat Alquran untuk membenarkan daripada kemungkaran dan kebatilannya. Nauzubillahiminzalik. Jadi kata Nabi, ini lebih bahaya dari Dajjal. Lebih menakutkan dari Dajjal. Dia nipu umat pakai ayat Alquran, dia nipu umat pakai hadist nabi. Nauzubillahiminzalik. Nah karena itu kepada semua umat Islam saya ajak semua, yuk ke depan lebih selektif jangan sembarangan memilih guru."
Baru-baru ini saya juga menonton acara ILC yang menghadirkan Aa Gym sebagai salah satu tamu. Dalam kesempatan itu, dia membuat ilustrasi: "ada guru, ulama yang mengatakan: ibu-ibu, jangan makan babi karena bagi umat Islam, babi ini tidak boleh dimakan ya, dalilnya surat Al Maidah ayat 3. Gitu ya, bu. Nah terus ada pedagang babi mengatakan.. atau siapa yg beli babi mengatakan: ibu-ibu, jangan mau dibohongi pakai Al Maidah ayat 3." AA Gym mengatakan ilustrasi itu untuk menerangkan kasus yang sedang dituduhkan pada Pak Ahok.
Apakah ilustrasi tersebut sungguh tepat untuk dibandingkan dengan kasus Pak Ahok?
Ini illustrasi saya, saya menggunakan ayat yg sama dengan yang Aa Gym gunakan agar perbandingannya jelas, tidak ada maksud lain. Isi ayat tidak perlu saya ulangi ya.. Illustrasinya: ada seorang produsen sebut A yg membuat kreasi coklat dengan berbagai bentuk, komposisi coklatnya sama dengan coklat lain dan tidak mengandung babi, agar menarik dia membuatnya dengan cetakan berbentuk babi. Dan laku keras dan booming (survey kepuasan pelanggan 80%, dan mereka ingin membelinya lg). Kemudian ada si B yang sejak awal tidak suka dengan sosok si A tadi, semakin kepanansan melihat kesuksesan si A. Dia lalu mencoba mengambil ayat tersebut untuk menghasut para pembelinya dengan tafsiran yang mendukung tujuannya diapun menggandeng pemuka agama untuk meyakinkan orang begini katanya "ibu-ibu, jangan makan segala hal tentang babi, baik kandungannya baik bentuknya tidak boleh, dalilnya surat Al Maidah ayat 3" nah pernyataan itu disebarkanlah dimana2..
Kemudian produsen coklat A yg non muslim td itu mendengar hal itu, banyak ulamapun yg mendengar dan lalu menyampaikan di depan si A tadi bahwa bukan itu sebenarnya arti dari ayat itu, sudah kamu jalan terus saja saya dukung, coklatmu enak.. Halal koq. Nah karena si B ini cuap2 mulu kemana-mana, ngalor ngidul ngetan bali ngulon.. Si A pun bilang ke orang2 yang ditemuinya: "bapak ibu jadi jangan percaya sama orang, kan bisa saja kan dalam hati bapak ibu ga bisa beli coklat saya lg, ya..dibohongi pake surat Al Maidah ayat 3 macam2 itu lho, ya gak papa, mungkin bapak ibu takut masuk neraka, ya gak papa. Karena ini kan pilihan pribadi bapak ibu" Nah si B ga tinggal diam, kesempatan, dilaporkanlah si A dengan tuduhan keji: penistaan agama.
Illustrasi itu rasanya lebih tepat utk menggambarkan bagaimana kasus Pak Ahok ini..
Dan sampai saat ini "dia yang jahat" sedang tertawa bahagia, karena dia berhasil membuat manusia dipenuhi dengan sifat2 yang disukainya dendam, umpat sana sini, saling hujat, saling caci saling maki, merasa diri paling suci, merasa diri paling beriman, saling kafir-mengkafirkan, slogan: bunuh gantung hajar berdengung di seluruh negri. Sedikit sekali yang mengikuti sifat Allah yang mengasihi, memaafkan, mencintai sesama manusia, saling cinta, saling sayang.
Hati-hati teman, "dia yang jahat" menggunakan apapun untuk menjauhkan kita dari Allah, APAPUN bahkan membohongi kita pakai ayat Kitab Suci.Hati-hati..Siapapun yang menyampaikan tafsiran Ayat Kitab Suci, siapapun itu, setenar apapun, selama dia masih manusia, jangan langsung percaya, boleh jadi dia juga sedang digoda oleh “dia yang jahat”.
Bacalah ayat Kitab Suci kita berulang2, renungkan dalam-dalam, buka hati biarkan suara Allah mengatakannya pada kita, apa maksud ayat itu, cari sumber-sumber yang valid juga.
Jangan biarkan “dia yang jahat” menang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H