Akhirnya, aku bisa mencoba menginap di homestay yang tepat di depan Cafe Moana! Dengan harga Rp 600.000, kami mendapatkan penginapan dengan kapasitas maksimal 8 orang. Fasilitasnya lengkap, ada TV, dapur yang memadai, dan meskipun aku lupa nama homestay-nya, lokasinya sangat strategis, tepat di depan Cafe Moana. Lingkungannya bersih dan luas, bahkan tersedia kolam renang di halaman belakang.
Siang itu, matahari masih terik. Rasanya mustahil bermain di pantai, apalagi air sedang surut. Akhirnya, aku memutuskan untuk tidur siang sejenak sambil menunggu air pasang. Homestay ini sangat nyaman, membuatku untuk pertama kalinya menikmati tidur siang saat sedang berkelana.
Aku terbangun pukul 16.30, namun air masih surut. Meski begitu, banyak orang terlihat bermain di pantai. Baiklah, aku putuskan untuk menikmati saja momen matahari terbenam di tepi pantai. Ini adalah pengalaman pertamaku menyaksikan sunset di pantai, karena sebelumnya aku selalu menikmatinya di puncak gunung.
Malam hari, kami memutuskan untuk keluar dengan kendaraan, mencoba pergi sedikit lebih jauh mencari makanan seafood. Namun, kenyataannya tidak semudah yang dibayangkan. Kami bahkan tidak menemukan warung yang buka. Mungkin karena tempat ini memang selalu sepi, sehingga tidak banyak warung makan yang tersedia. Sayang sekali, padahal aku sangat ingin menikmati kuliner hasil laut yang segar langsung dari sumbernya.
Hari Kedua
Pukul 07.30, ombak sedang pasang, dan sudah banyak sekali pengunjung yang berenang di tepi pantai. Seperti biasa, aku hanya berdiri mencelupkan kaki sambil mengamati sekeliling. Setelah menikmati air pantai selama kurang lebih satu jam, aku melanjutkan aktivitas dengan menemani temanku berenang di halaman belakang penginapan.Â
Di hari kedua, kami sempat bingung menentukan destinasi tujuan selanjutnya. Sambil berkemas, kami mencari tempat wisata yang searah dengan rute perjalanan pulang. Kami menemukan satu pantai lagi yang jaraknya kurang lebih tiga puluh menit.Â
Namun, ternyata jalan menuju lokasi cukup menantang, berupa tanjakan berbatu. Menurut informasi dari warga lokal, sebaiknya menggunakan motor daripada mobil. Akhirnya, kami memutuskan untuk langsung kembali pulang ke Jakarta.