Mohon tunggu...
Hildawati Septiani
Hildawati Septiani Mohon Tunggu... Akuntan - Employee | Traveller | Mountaineer | Blogger

"Hidup adalah gerak" "Gerak adalah maju, berjuang, naik gunung, turun gunung, naik lagi"

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bermalam di Sukabumi, Memperdalam Pesona Alam Kedua Kalinya

7 Desember 2024   13:56 Diperbarui: 7 Desember 2024   14:48 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc Pribadi: Homestay Ujung Genteng

Aku menikmati pesona alam Sukabumi dari sudut dan waktu yang berbeda. Jika sebelumnya aku melihatnya dari Puncak Aher saat sunset, kali ini aku menikmatinya dari Puncak Darma saat sunrise. Namun, dari manapun, keindahannya tetap tak berkurang sedikit pun. Penasaran kan? Masukkan Puncak Darma ke dalam daftar destinasi kalian saat berkunjung ke Sukabumi!

Pukul 06.30, kami bersiap melanjutkan perjalanan menuju Curug Cimarinjung. Perjalanan memakan waktu sekitar 15 menit dengan jalanan yang menurun. Tentu saja, di pagi hari tidak ada kendaraan lain yang lewat kecuali warga lokal. Apalagi macet? Oh, itu tidak akan terjadi di sini.

Tiba di area parkir curug cimarinjung pukul 06.45, kita perlu berjalan kurang lebih lima menit untuk masuk ke area curug. Setibanya di depan curug, kami belum menemui wisatawan lain. Beginilah kondisi ketika main curug di pagi hari, karena kita bisa lebih menikmati keindahannya dengan tenang. 

Untuk tiket masuk, kami hanya diminta untuk memberikan donasi seikhlasnya untuk kebersihan. Sepanjang jalan dari parkiran menuju curug, banyak sekali warung, namun karena masih pagi, semuanya masih tutup.

Doc Pribadi: Curug Cimarinjung
Doc Pribadi: Curug Cimarinjung

Wah, cantik sekali! Karena musim kemarau, batu-batu di dasar air terlihat jelas. Selain itu, dengan air yang surut, kami bisa lebih dekat dengan air terjunnya. Kami juga membawa kursi lipat, membuka kursi, dan menikmati suasana dengan tenang tanpa gangguan suara bising orang lain. Sangat direkomendasikan untuk datang di bulan Agustus. 

Kami duduk dan mengobrol di depan air terjun selama kurang lebih satu jam. Tak lama kemudian, beberapa wisatawan mulai berdatangan. Setelah itu, kami bersiap untuk kembali pulang, bergantian dengan pengunjung lainnya. Sudah pukul 08.00, namun warung-warung di sekitar area wisata belum juga buka. Jika kalian mudah lapar, disarankan untuk membawa cemilan sendiri.

Pukul 08.30, kami melanjutkan perjalanan menuju Ujung Genteng. Yeay, ini adalah kali kedua aku ke sana, dan aku sangat excited! Perjalanan memakan waktu sekitar dua setengah jam, melewati jalan pedesaan yang indah. Ujung Genteng adalah pilihan yang tepat untuk destinasi terakhir atau tempat bermalam.

Tiba di Ujung Genteng pukul 11.00, kami langsung melihat bahwa tempat ini sudah cukup ramai. Kami fokus mencari penginapan dengan cara memeriksa nama homestay yang terpampang di depan pagar, kemudian mencarinya secara online untuk mengetahui estimasi harga.

Doc Pribadi: Homestay Ujung Genteng
Doc Pribadi: Homestay Ujung Genteng

Doc Pribadi: Kolam renang homestay
Doc Pribadi: Kolam renang homestay

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun