Siapa yang tak kenal gunung sindoro?
Gunung sindoro merupakan salah satu gunung favorit di kalangan pendaki yang terletak di Jawa Tengah dan menjadi puncak tertinggi nomor 4 setelah gunung lawu.
Gunung sindoro sering dikaitkan dengan gunung sumbing dan gunung slamet yang disebut dengan Triple S. Artinya, tiga dari empat gunung tertinggi di Jawa Tengah yang berawalan huruf S.
Gunung sindoro memiliki ketinggian 3153 Mdpl terletak di antara Temanggung dan Wonosobo, Jawa Tengah. Gunung sindoro kerap disebut gunung kembar dengan gunung sumbing, karena jaraknya yang saling berdekatan dan bentuknya juga sangat mirip.
Karena jarak gunung sindoro dan sumbing sangat dekat, tak jarang kalangan pendaki lain jika setelah turun sindoro langsung lanjut pendakian ke gunung sumbing. Atau ketika kita turun dari gunung sindoro, mungkin akan banyak candaan dari pendaki lain seperti ini “Ayolah langsung lanjut gunung sumbing, deket tuh tinggal nyebrang aja” ya kan selalu begitu?.
Urutan gunung Triple S yang menjadi target ku adalah gunung sindoro, gunung sumbing, gunung slamet. Melihat fisik dan mental yang masih pemula ini, jadi aku putuskan dari yang memiliki mdpl rendah terlebih dahulu diantara tiga gunung tersebut. Dan pendakian gunung sindoro kali ini via kledung.
Gunung sindoro via kledung merupakan target pendakian tahun ini, sempat batal di bulan juli karena berganti tujuan ke gunung merbabu. Karena planning pertama di bulan juli pendakian ke gunung sindoro ikut bersama open trip.
Namun, tak lama kemudian komunitas backpacker Jakarta buka trip ke gunung merbabu di tanggal yang sama.
Aku lebih senang kalau ikut backpacker, karena kebersamaan lebih didapat, dibandingkan ikut open trip dimana semua sudah disiapkan. Dari Sini sudah pasrah mungkin berjodoh dengan gunung sindoro di tahun depan.
Namun siapa sangka, beberapa hari kemudian backpacker Jakarta buka trip ke gunung sindoro, dan yang lebih mengejutkannya lagi di hari ulang tahunku.
Hal pertama yang ku lakukan saat itu adalah minta izin ke orangtua. Menurutku yang paling sulit adalah minta izin orangtua. Dan setelah negosiasi yang sedikit memaksa, finally tahap pertama sudah beres, sudah mendapat restu orangtua untuk pendakian ke gunung sindoro. Tahap selanjutnya adalah persiapan fisik dan mental.
Jadi beginilah sekilas cerita kenapa aku bisa sampai di gunung sindoro, dan bisa birthday di atas puncak gunung sindoro.
Kita lanjut dengan perjalanan menuju gunung sindoro.
Perjalanan menuju gunung sindoro dimulai pada hari Jumat malam (22/09/23) pukul 20.00 titik kumpul di Sekretariat Backpacker Jakarta. Kita berangkat pukul 21.10 menggunakan dua elf.
Perjalanan sempat terhambat karena kendala ban bocor di jalan tol. Mungkin kurang lebih satu jam kita berhenti di pinggir tol menunggu perbaikan elf.
Lanjut lagi perjalanan kita pukul 00.15. Pemberhentian sekali di rest area kurang lebih satu jam. Dan berhenti kembali di rest area pukul 04.30 untuk sholat subuh.
Tiba di basecamp gunung sindoro pukul 07.00 dengan suasana basecamp di hari sabtu pagi sangat ramai. Terpantau dari cctv camp area sindoro masih kosong, belum ada pendaki yang mendirikan tenda.
Kurang lebih satu jam kita packing ulang carrier dan sesuai aturan melakukan list barang yang kita bawa, tidak perlu pusing karena nanti akan diberikan kertas yang sudah terdapat nama-nama logistic, jadi kita hanya perlu ceklis atau tulis quantity yang kita bawa.
Setelah kita beres dengan semuanya di basecamp, lanjut mengantri ojek. Oh ya, untuk ojek sebenarnya optional. Karena aku mengejar waktu, jadi bersama semua team kita putuskan dengan menggunakan ojek sampai pos 1 lewat setengah, dengan biaya Rp 25.000 per orang.
Ada beberapa ojek yang mengharuskan langsung membawa dua orang sekaligus. Sangat sedikit yang hanya mau membawa satu orang. Tapi alhamdulillah aku mendapat ojek yang mau membawa hanya diri ku sendiri.
Perjalanan menggunakan ojek kurang lebih 10 menit. Kalau kita tidak menggunakan ojek, mungkin estimasi satu jam perjalanan. Tapi sangat worth it sekali menggunakan ojek, selain mempersingkat waktu, kita juga membantu perekonomian warga sekitar.
Pos 1 - Pos 2
Perjalanan kurang lebih 45 menit dengan jalur yang masih aman namun selalu menanjak dan berkelok, tidak ada bonus.
Pos 2 - Pos 3
Perjalanan kurang lebih 1 jam 30 menit dengan jalur yang diluar ekspektasi ku. Memiliki kemiringan yang cukup ekstrim dengan trek bebatuan. Jalur ini sempat menurunkan mental ku, jangan harap mendapatkan bonus di jalur ini.
Di pos 2 terdapat warung, jadi kalian tidak perlu terlalu banyak membawa minum. Dan di warung ini masih terdapat es batu, jadi masih bisa menikmati nutrisari dingin dan buah semangka.
Di pos 3, memiliki lahan cukup luas untuk mendirikan tenda, dan area yang cukup tertutup pepohonan, dan dilengkapi juga dengan warung.
Sangat rekomen banget tempe dan tahu di warung pos 3, harganya yang masih worth it dan rasanya juga enak. Namun untuk minuman seperti nutrisari di pos 3 tidak pakai es batu, namun dengan air putih biasa saja sudah terasa dingin walaupun tidak sedingin jika pakai es batu ya.
Oh ya, di warung ini juga masih menyediakan air putih botol, jadi untuk mengurangi beban aku tidak banyak membawa air minum, beli saja di pos 3 hitung-hitung membantu perekonomian mereka ya guys.
Dikarenakan kemarin di pos 3 sangat penuh, jadi kita semua backpacker Jakarta melanjutkan perjalanan sampai camp area, naik lagi sedikit keatas sekitar 30 menit.
Pos 3 - Sunrise Camp
Trek menuju camp area/sunrise camp terus menanjak, terdapat satu tanjakkan terakhir yang menurutku cukup ekstrim.
Cukup ekstrem karena kita membawa carrier, jadi sedikit takut terjatuh jika gak seimbang. Yang aku bayangkan sebenarnya adalah ketika turun bagaimana ini?
Finally, tiba di camp area pukul 14.45 dengan kondisi sudah sangat ramai, tidak ada lagi ruang untuk mendirikan tenda. Namun, untuk tenda kami semua sudah berdiri karena kita menggunakan porter untuk membawa tenda dan beberapa logistic.
Untuk kali ini karena tiba lebih cepat dibandingkan dengan pendakian merbabu kemarin, di gunung sindoro ini aku bisa lebih menikmati alam di sore hari. Tapi lebih tepatnya lebih banyak menghabiskan makanan, hehe.
Malam hari di camp area sindoro, angin sangat kencang sempat beberapa kali terbangun karena tenda seperti mau roboh. Dan ternyata sampai subuh pun ketika kita summit, angin masih sama, badan terasa terombang-ambing.
Sunrise Camp - Watu Tatah
Perjalanan dari sunrise camp menuju watu tatah sekitar 1 jam 20 menit. Banyak yang mengira watu tatah ini adalah puncaknya. Namun, ternyata puncaknya masih jauh lagi.
Jadi jangan terlalu berekspektasi tinggi setiap kali mendengar suara keramaian seperti puncak ketika kita berada di tanjakkan. Karena beberapa tanjakan disebut dengan tanjakan penyesalan.
Gunung sindoro yang memiliki enam tanjakan penyesalan, ketika kita berada di tanjakannya kerap memberikan harapan palsu terkait keberadaan puncak. Jadi, setiap perjalanan harus kita nikmati saja, jangan berekspektasi tinggi dengan keberadaan puncak.
Dari watu tatah menuju puncak sekitar 1 jam 40 menit. Berjalan dengan melawan angin yang sangat kencang. Terkadang ada perasaan ingin menyerah, namun kalau menyerah sama saja aku masih harus berusaha untuk turun lagi yang lebih curam.
Dan ternyata memang benar, trek summit gunung sindoro bisa menurunkan mental. Jadi kita harus bener-bener berdampingan dengan partner yang tepat, supaya saling support.
Tanjakkan terakhir menuju puncak, dengan trek bebatuan namun masih aman di kaki. Berjalan menuju puncak dengan membelakangi gunung sumbing.
Awan di atas kepala terlihat sangat dekat dan berjalan sangat cepat. Sedikit kaget melihat awan yang berjalan begitu cepat didepan mata langsung. Dari yang punya pikiran gak mau naik gunung lagi menjadi aku harus naik gunung lagi.
Finally, alhamdulillah ternyata Hilda bisa menggapai puncak gunung sindoro. Pukul 07.00 aku bersama beberapa teman tiba di puncak, namun gas sulfur begitu menyengat di hidung. Terkadang menjauh dari kawah ketika sudah terlalu mengganggu pernafasan.
Jadi, beginilah cerita singkat pendakian gunung sindoro, alhamdulillah cuaca mendukung pada bulan september 2023.
Terima kasih ibu atas hadiahnya, walaupun hadiah tahun ini hanya sebuah izin, tapi ini sangat berkesan sepanjang hidup.
Terima kasih juga untuk sindoro, keindahan yang kamu berikan di hari spesial ini sangat memanjakan mata, keindahan mu diluar ekspektasi ku, ternyata kau sangat begitu indah. Terima kasih juga sumbing, kamu tampak gagah, tampak sempurna, semoga kelak aku bisa menaklukkanmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H