Hai hai kompasianer, kembali lagi dengan pengalaman terbaru aku. Pengalaman kali ini masih sama dengan sebelumnya di provinsi Jawa Barat namun beda kabupaten, dan masih dalam kategori pendakian. Pendakian kali ini dengan ketinggian diatas 2000 mdpl, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pendakian aku sebelum-sebelumnya yang masih dibawah 1000 Mdpl.
Perjalanan kali ini sangat berkesan dan sangat dadakan, belum sempat untuk melatih fisik kembali setelah vakum selama bulan puasa. Kesempatan long weekend ini aku pakai untuk mendaki gunung. Persiapan hanya tiga hari, dari mulai pemesanan tiket kereta pp Jkt-Bdg, peralatan camp, dan lebih pusing memikirkan outfit hehe.
Yuk ikut aku dalam berbagi perjalanan dari Jakarta menuju lokasi basecamp, aku akan berbagi info yang mungkin kalian akan butuh suatu saat nanti ketika kalian hendak pergi melakukan pendakian ke gunung sagara.
Let's goooo!
Perjalanan kali ini aku melakukan pendakian ke gunung Sagara via sagara pada tanggal 01/01/23. Gunung sagara berlokasi di Kecamatan Sucinaraja, Kabupaten Garut. Gunung sagara yang memiliki ketinggian 2132 Mdpl dengan memiliki dua jalur yang berbeda yaitu via tajur dan via sagara. Review dari pendaki yang berpengalaman, via tajur lebih menantang atau lebih jauh, pendakian kurang lebih 4-5 jam. Sedangkan via sagara, pendakian kurang lebih 3 jam.
Gunung sagara memang terdengar asing di kalangan para pendaki, namun keindahan gunung sagara tidak kalah indah dari gunung-gunung yang sudah populer. Sagara memiliki panorama telaga bodas dan bertetangga dengan gunung galunggung, dan memiliki pemandangan hampir 360 derajat yang dikelilingi samudera awan. Gunung ciremai yang juga ikut berpartisipasi dalam menghasilkan pemandangan yang indah, terlihat dari puncak gunung sagara. Kalau prau punya golden sunrise, maka sagara punya telaga bodas dan gunung ciremai serta samudra awan yang dapat dipandang secara bersamaan.
Mari kita lanjut dengan perjalanan ku dari Jakarta menuju gunung sagara, Garut.
Perjalanan aku start dari stasiun gambir menuju stasiun Bandung. Dilanjutkan perjalanan dari Bandung dengan motor menuju basecamp gunung sagara pada pukul 11.15. Perjalanan dari Bandung menuju Garut menggunakan motor memang lebih sengsara di badan. Tapi menurutku sangat menyenangkan, karena disuguhkan dengan pemandangan yang indah selama perjalanan, mata lebih luas memandang.
Tiba di basecamp pukul 14.40, disambut dengan “Selamat Data g di Basecamp Gunung Sagara 2132 Mdpl”. Waktu tempuh Bandung menuju Garut kurang lebih 3.5 jam, sudah termasuk ishoma. Selama perjalanan menuju basecamp sagara, kita hanya mengandalkan google maps.
Basecamp sagara tidak berada di pemukiman desa, tapi harus naik lagi keatas sekitar 10 menit dengan jalan yang hanya bisa dilalui motor. Ketika perjalanan naik dari pemukiman desa menuju basecamp, banyak pendaki yang baru saja turun, kemungkinan mereka menggunakan mobil, sehingga harus berjalan kaki untuk kembali ke parkiran disekitaran desa. Untuk parkiran motor berada persis di sebelah basecamp, terlihat di foto aku ada penampakan parkiran motor di belakang hehe.
Turun dari motor, kedua kaki langsung tremor karena perjalanan yang menurun dan menanjak, membuat kaki harus menahan badan yang membawa carrier. Tapi ya, walaupun kaki aku tremor, tapi hati bahagia karena bisa sampai juga di pendakian gunung sagara. Dan ternyata banyak orang yang memanfaatkan long weekend untuk mendaki gunung. Aku tiba sore hari di basecamp, banyak pendaki yang baru saja turun, cukup ramai. Dan ada pula beberapa pendaki yang baru akan naik seperti aku namun tidak sebanyak yang turun.
Turun dari motor, aku bersama teman bergegas menuju pusat registrasi. Seperti biasa, mengisi formulir bagi siapapun yang akan mulai pendakian. Setelah itu, di balik form tersebut terdapat detail jalur pendakian dari basecamp menuju puncak. Kita akan dijelaskan estimasi waktu tempuh untuk setiap pos, dan ada informasi mengenai mata air bersih yang hanya ada di pos 1, yang bisa untuk refill air minum kita selama pendakian. Dan satu lagi yang terpenting, kita akan ditanya mengenai pakaian hijau. Kita akan dilarang menggunakan pakaian berwarna hijau sesuai dengan kain seperti bendera hijau yang dipasang pada dinding belakang akang penjaga registrasi.
Setelah beres dengan registrasi, kita menuju satu-satunya warung yang ada di basecamp. Disitu kita menyewa gas, tenda, matras, dan membeli jas hujan, total 110k. Yang aku ingat harga sewa gas 10k, dan tenda 50k. Setelah lengkap, kita langsung menuju halaman depan warung yang cukup nyaman sekali untuk beristirahat. Kita mulai membereskan kembali carrier sampai tepat pukul 15.25.
Yuhuu mari kita mulai cerita selama pendakian.
Kita mulai pendakian pukul 15.30 dengan perasaan deg deg kan, karena ini pengalaman kedua aku mendaki gunung diatas 2000 Mdpl. Tapi berusaha untuk percaya diri kalau Hilda bisa sampai puncak sagara walaupun nanti pasti ada mengeluhnya sedikit hehe.
Dari Basecamp menuju pos 1, tracking masih aman karena sedikit landai yang berkontur tanah dengan disuguhkan pemandangan perkebunan dan ilalang. Waktu yang kita tempuh menuju pos 1 kurang lebih 35 menit. Kemuadian menuju pos 2 yang sudah memasuki kawasan hutan dengan tracking masih terbilang aman dengan waktu tempuh 40 menit.
Menuju pos 3 dan 4 inilah yang sangat berkesan, karena track sudah menantang, membuat hati ini rasa-rasa ingin menyerah atau lanjut. Waktu tempuh menuju pos 3 sekitar 40 menit, itu aku sudah banyak berhenti selama kurang dari satu menit hanya untuk mengatur nafas sejenak. Menuju pos 4 tempat kita mendirikan tenda sekitar 40 menit, dengan lebih banyak lagi aku berhenti karena jalur pendakian sudah semakin sempit dengan trek climbing lalu berpegangan pada akar pohon.
Menuju pos 4 sudah memasuki sekitar jam setengah tujuh dengan keadaan gelap dan gerimis, menggunakan jas hujan plastik dengan tracking licin dan lebih banyak climbing yang cukup tinggi dari sebelumnya. Aku memang banyak berhenti, tapi target aku adalah aku harus sampai duluan sebelum rombongan yang dibelakang walaupun dengan perasaan hadeh hadeh. Yang sangat menarik selama perjalanan menuju pos 4 adalah ditemani oleh kunang-kunang, semakin naik semakin banyak kunang-kunang gaess.
Tiba di pos 4, melihat tanah lapang seperti melihat kasur, badan ku spontan rebahan di atas tanah dengan keadaan gerimis. Lanjut dengan urusan tenda, aku yang belum berpengalaman dalam mendirikan tenda, ikut perintah saja apa yang harus dipasang. Karena ini tenda sewa jadi tidak sesuai ekspektasi ya, jadi disarankan akan lebih baik kalau membawa tenda pribadi.
Hujan semakin deras, tapi tenda belum juga bisa berdiri dengan layak. Memutuskan untuk meminta bantuan dengan tetangga, satu orang menolong kita mendirikan tenda dengan keadaaan hujan yang semakin deras.
Alhasil tenda kita failed akibat terburu-buru, dan di dalam tenda penuh dengan air. Tas, pakaian yang kita pakai semua basah. Aku yang sudah memikirkan outfit sejak lama dan bahkan membuat ku pusing, tapi ternyata semua basah dan pada akhirnya aku hanya memakai sweater, celana training dan topi pengganti jilbab. Tidak bisa menjemur, karena semalaman sampai hujan sampai pagi. Memang cuaca benar-benar tidak dapat diprediksi. Kalau diingat-ingat sih ngakak banget, karena sulit tidur sebab tenda ku rembes, sleeping bag bagian kaki basah, jadi harus duduk menunggu hujan sedikit reda.
Hujan benar-benar berhenti sekitar pukul 08.00, lalu kita bersiap untuk summit. Ternyata tracking menuju puncak masih sama, ada unsur climbing dengan jalan yang sempit dan licin akibat hujan semalaman. Perjalanan ke puncak sekitar 30 menit dengan keadaan aku masih sering berhenti dan mengeluh hehe.
Tiba di puncak pukul 08.35, dengan keadaan telaga bodas masih tertutup kabut. Lumayan ramai, pendaki lain masih duduk bersantai sambil menunggu kabut. Selama menunggu kabut, perasaan ku tidak tenang, takut ia tak kunjung pergi, atau hujan kembali. Akhirnya setelah 40 menit aku menunggu, telaga bodas sudah mulai terlihat perlahan-lahan. Waah, aku senang banget!, seneng banget bisa sampai di puncak sagara, yang biasanya aku hanya melihat di instagram dan dulu berfikir tidak mungkin bisa ke sagara di tahun ini dengan melihat kesibukan aku sekarang. Tapi ternyata, Yeah!! I reach the summit of Mount Sagara!
Pendakian gunung sagara memberiku pengalaman yang sangat berkesan, dan juga memberiku pemandangan yang sangat indah. Walaupun selama perjalanan aku mengeluh, dan berpikir tidak mau lagi naik gunung, tapi setelah sampai di puncak menjadi candu. Sangat candu!!
Setelah puas menikmati indahnya pemandangan, pukul 09.45 kita turun ke tenda, bersantai sebentar lalu bergegas membereskan tenda dan mulai turun ke basecamp. Untuk jam turun aku lupa, tapi sampai di basecamp pukul 13.30 sedikit berhenti dibandingkan saat naik. Lalu bersantai sejenak di halaman depan warung, makan mie sambil menunggu pakaian yang di jemur.
Karena mengejar waktu kereta pukul 21.50 di stasiun bandung, sekitar pukul 15.00 kita otw balik ke Bandung. Perjalanan pulang, banyak pemandangan yang indah, sawah yang hijau serta beberapa bukit. Beginilah nikmatnya bepergian dengan motor, terlihat jelas pemandangan disekitar.
Jadi, beginilah pengalaman aku kemarin di tanggal 01 mei 2023.
Gimana? Apakah pengalaman kalian mendaki gunung sagara sangat berkesan seperti aku? Atau kalian sudah punya agenda buat muncak kesini??
Boleh komen gaes, aku juga mau banget mendengar cerita kalian.
bye bye
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H