Namanya harum, meski tak pernah berjumpa.
Suaranya syahdu meski tak pernah bersua.
Langkahnya tegap tak pernah goyah.
Syiar nya sampai pada penjuru dunia.
Masa demi masa terlewati.
Beda zaman, beda budaya dan beda keyakinan.
Namun.. entah apa yang membuatnya tetap berkesan.
Tembok demi tembok terubuhkan
Waktu demi waktu terhembuskan
Hanya satu nama yang mampu menggoyahkan dunia.
Lagi-lagi ku terpana
Sekali lagi ku jatuh cinta
Sosok yang datangnya seperti Cahaya
Yang perginya sedingin angin
Padahal tak pernah berjumpa
Menjadi garda terdepan untuk kaum lemah
Menjadi panutan untuk kaum Wanita
Menjadi pelindung untuk kami yang sedang terundung
Yaa... Rasulullah.. yaa habiballah
Andai kau dan aku bertemu
Mungkin dunia tak lagi semu
Yaa.. Rasulullah.... Yaa habiballah
Andai wajahmu bisa kutatap dekat
Mungkin gemuruh di dada tak akan terperangkap
Yaa rasulallah
Meski hanya syair ku mengetahui mu
Namun setiap namamu disebut seluruh ragaku bergetar
Nafasku terhenti, menahan isak tangis karena tak mampu melihatmu
Rindu....
Walau tak pernah bertemu
Cinta walau tak pernah bersua
Syair-syair sholawat yang mengantarkan cintaku padamu
Yaa rasulallah...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H