Wujil, 10 Agustus 2024 - Tradisi Merti Dusun merupakan tradisi yang selalu dinantikan karena dilaksanakan dua tahun sekali. Tradisi ini dilaksanakan secara turun-temurun oleh masyarakat. Seluruh warga berkarnaval secara serempak dan meriah di wilayah Kelurahan Wujil, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. Mahasiswa UNNES Giat 9 yang sedang melakukan pengabdian di Kelurahan Wujil mendapatkan kesempatan untuk terlibat dalam acara ini.
Merti Dusun merupakan sebuah tradisi ungkapan rasa syukur atas hasil bumi serta kesejahteraan yang diterima oleh masyarakat. Upacara tradisi ini dilakukan secara turun temurun sejak zaman nenek moyang dan saat ini masih dilestarikan. Kata "merti" berasal dari kata mreti yang diambil dari kata dasar pitre. Pitre dalam karya sastra Jawa Kuna berarti memiliki hajat, memberi kepada arwah para leluhur. Merti berasal dari bahasa Jawa "petri" yang berarti memetri (memelihara). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Merti Dusun adalah memelihara dhusun, menjaga, dan melestarikan dengan sebaik-baiknya.
Tim KKN UNNES Giat 9 pada tahun ini berkesempatan untuk menjadi bagian dari Tradisi Merti Dusun yang ada Kelurahan Wujil. Tradisi ini bertepatan dengan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa UNNES di Kelurahan Wujil, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. Lurah Kelurahan Wujil, Bapak Agus Riyanto, mengungkapkan, "Kebetulan pada bulan Agustus akan diadakan Merti Dusun atau semacam Sedekah Bumi, kalian beruntung bisa mengikuti acara ini bersama masyarakat Wujil."
Mahasiswa UNNES Giat 9 bersyukur bisa mengikuti seluruh rentetan Tradisi Merti Dusun mulai dari Mujahadah dan Pengajian Akbar yang dilaksanakan pada Senin (5/8) yang dipimpin oleh KH. Jumardi Ahmad Salis pada pukul 19.30 WIB sebelum acara ini dilaksanakan. Pengajian ini dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur dan wujud permohonan doa. Acara dilanjutkan dengan Pawai Budaya Lokal dan Pagelaran Wayang Kulit oleh Ki Dalang Susilo Tengkleng dengan lakon "Semar Mbangun Kayangan" bersama sinden Eka Uget Uget pada Sabtu (10/8) pukul 18.30 WIB di Lapangan Balai Kelurahan Wujil.
Tradisi Merti Dusun dimulai pada pukul 18.30 WIB hingga dini hari. Arak-arakan ini diikuti oleh 42 RT dari 12 RW yang ada di Kelurahan Wujil. Setiap RT menampilkan gunungan dan kostum terbaiknya masing-masing untuk memeriahkan acara ini. Pelaksanaan tradisi Merti Dusun berfungsi untuk mengatur perilaku antar individu dan masyarakat serta menata manusia dengan alam lingkungan terutama kepada Allah SWT. Selain itu, Merti Dusun juga sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta juga sebagai sarana kerukunan hidup serta pengungkap rasa kegotong-royongan antar warga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H