Kesehatan merupakan kebutuhan setiap manusia di dunia. Kesehatan adalah hak fundamental yang harus diperoleh oleh setiap manusia. Jika status kesehatan tidak terjaga, individu dapat mengalami keluhan yang berpotensi menimbulkan sakit dan berdampak pada aktivitas mereka. Keluhan tersebut dapat diobati dan juga dapat dicegah. Warga negara Indonesia memiliki dua pilihan dimana mereka akan berobat. Pilihan pertama adalah pengobatan medis seperti fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, praktek dokter, dan lainnya. Sedangkan pilihan kedua adalah pengobatan tradisional.Â
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya hayati (biodiversity) yang sangat melimpah serta memiliki pengetahuan tradisional yang luas di bidang pengobatan. Dokumen Kebijakan Obat Tradisional (Kotranas) tahun 2006 mencatat adanya 30.000 jenis tumbuhan yang teridentifikasi di Indonesia, dengan 7.500 di antaranya tergolong sebagai tanaman obat. Di Indonesia, terdapat 30.000 spesies tumbuhan, di mana setidaknya 9.600 di antaranya memiliki khasiat sebagai obat. Sekitar 300 spesies telah digunakan sebagai bahan dalam industri obat tradisional. Kekayaan ini mencakup berbagai ramuan tradisional yang terdiri dari bahan-bahan tumbuhan, hewan, mineral, serta sediaan galenik, atau campuran dari bahanbahan tersebut, yang secara turun-temurun digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Pengobatan tradisional digunakan karena beberapa faktor yang menunjang pengalaman yang sebelumnya telah didapatkan, seperti pengobatan turun temurun yang didapat dari orang tua, lebih praktis dan tidak ribet karena tanaman atau obat obatan herbal tersebut dapat diperoleh dari alam, tidak mengeluarkan banyak biaya, dan faktor faktor lain yang mempengaruhi penggunaan obat tradisional. Padahal pengobatan tradisional memiliki efek farmakologis yang lemah dan lambat. Namun masih banyak dari masyarakat menilai bahwa pengunaan obat tradisional lebih efektif daripada menggunakan obat modern. Hal ini disebabkan karena efek samping yang muncul setelah menggunakan pengobatan tradisional relatif lebih sedikit.Â
Untuk mencapai khasiat suatu obat, maka kebenaran bahan obat menjadi salah satu penentunya. Begitu pula dengan dosis dan aturan pakai yang harus dipatuhi. Banyak masyarakat berpendapat bahwa tanaman obat bisa dikonsumsi secara bebas tanpa dosis yang tepat. Salah satu contoh adalah dari tanaman dringo (Acorus calamus), yang diyakini dapat mengurangi stres berkat kandungan senyawa bioaktif asaron. Dalam dosis rendah, dringo dapat memberikan efek relaksasi dan sedatif pada sistem saraf pusat. Namun, penggunaan berlebihan dapat meningkatkan aktivitas mental, dan penggunaan jangka panjang dapat memicu risiko kanker.Â
Setiap tanaman obat juga harus dikonsumsi dengan hati-hati. Tidak semua tanaman memiliki khasiat jika disiapkan dengan cara merebus. Misalnya, daun kecubung yang digunakan sebagai bronkodilator sebaiknya dihisap, karena jika diseduh, justru dapat menyebabkan mabuk.
 Penggunaan pengobatan tradisional dikonsumsi dan digunakan oleh sebagian besar masyarakat karena cara mendapatkannya mudah, menimbulkan efek samping yang sedikit, dan lain sebagainya. Namun ada beberapa obat tradisional yang belum memiliki bukti ilmiah yang mendukung efektivitas dan keamanan obat tradisional tersebut. Selain itu, beberapa masyarakat terlalu bergantung pada pengobatan tradisional sehingga enggan untuk mencari perawatan medis. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam memilih antara pengobatan tradisional dan pengobatan medis.Â
Referensi:
- https://journal.umy.ac.id/index.php/esp/article/view/1214/1272Â
- file:///C:/Users/User/Downloads/16780-63426-1-PB.pdfÂ
- file:///C:/Users/User/Downloads/jm_holistik,+Jurnal+anius.pdfÂ
- https://dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detail/penyelenggaraanpengobatan-tradisional-di-indonesiaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H