Assalamualaikum wr wb. Salam sejahtera Terima kasih sudah setia membaca tulisan saya. Dan semoga dapat emmberikan manfaat kepada para pembaca semua, Pada pembahasan kali ini, kita akan melanjutkan beberapa penjelasan dari pembahasan yg sebelumnya mengenai pesantren, yakni tentang "Internalisasi Nilai-nilai Pesantren dalam Budaya". Mari langsung saja kita ulik satu persatu.
1. nilai budaya dalam pesantren
Nilai merupakan sebuah kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup antara benar dan salah. Di pesantren nilai budaya diwujudkan dari alquran dan hadis. kemudian pengertian dari budaya itu sendiri berasal dari kata buddi yang berarti akal . Berarti budaya merupakan segala sesuatu yang berkenaan dengan akal.
2. Proses internalisasi nilai pesantren
a. akhlakul Karimah
Selama di pesantren, santri diajarkan bagaimana caranya berakhlakul karimah. akhlakul karimah yaitu akhlaq yang mulia. Karena penting nantinya bagi santri untuk tau cara beradab ketika sudah masuk dan melebur di masyarakat.
b. Ibadah Amaliyah
 Ibadah amaliyah bertujuan mendisiplinkan santri agar melaksanakan sholat fardu dan fardu-fardu lainnya, tak hanya itu ibadah amaliyah akan membiasakan santri untuk beristiqomah dalam beribadah.
c. Bacaan Alquran
setiap pesantren tentunya akan mengeluarkan performa terbaiknya untuk mendidik santrinya agar dapat menjadi lulusan-lulusan yang terbaik. Teruma dalam pembacaan al-qur'an. Berbagai metodepun sering di terapkan agar pembelajaran mrnjadi menyenangkan. Ada beberapa metode baca Qur'an yg biasa di gunakan di pesantren-pesantren, seperti halnya tilawati, at-tanzil, qiro'ati, dan masih banyak yg lainnya.
Dalam internalisasi nilai pesantren ada juga yg namanya toleransi, hafalan qur'an, amanah dan tanggung jawab, juga ada dedikasi dan loyalitas. Sungguh kompleks kehidupan di pesantren.
3. Urgensi nilai-nilai pesantren di era milenial
Tak dapat di pungkiri perkembangan zaman juga menjadikan teknologi pada era milenial ini  juga semakin menjadi serba ada dan serba canggih. Oleh karena itu munculnya dampak positif dan dampak negatif negatif dari semua hal itu. Tentu saya akan selalu ada plus minus dalam setiap persoalan. Nilai-nilai pesantren yang sudah di pelajari harus di hentakkan kembali menjadikannya pakaian serta pelindung diri kita. Tak semua budaya bisa kita telan mentah-mentah.
Mungkin cukup sekian ulasan hari ini. Apabila ada salah kata atau ada kata yg kurang berkenan mohon kiranya untuk di maafkan. Wassalamualaikum wr wb.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H