Terdapat beberapa dampak yang disebabkan oleh eksistensi covid 19 bagi kehidupan manusia, terutama di Indonesia. Dampak lahir atas rasa was-was dan perasaan tidak aman yang dirasakan masyarakat saat ini. Dari segi ekonomi, para pelaku usaha mengalami penurunan keuntungan secara drastis. Jika ditilik lebih lanjut, hal ini terjadi karena kebijakan pembatasan sosial yang diberlakukan di tengah-tengah masyarakat. Dari sektor pariwisata dan penerbangan, sepi penumpang kerap kali dialami. Selain itu, bagi sektor industri, penurunan hasil produksi juga terjadi akibat banyaknya karyawan yang di-PHK oleh perusahaan. Warung-warung kecil juga diberikan batas terkait waktu operasinya.
Secara tidak langsung, faktor-faktor tersebut mengakibatkan para pencari nafkah kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Sehingga tidak sedikit masyarakat yang kemudian mengidap banyak penyakit, termasuk kelaparan. Selain itu, dampak dari covid 19 juga berimbas pada sektor pendidikan. Pemerintah mengeluarkan kebijakan sistem pembelajaran jarak jauh. Hampir semua institusi pendidikan tutup sementara untuk mengindahkan himbauan pemerintah guna menekan penyebaran covid 19. Dari sini tercermin bahwa adanya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, lagi-lagi covid pandemi ini tidak akan dapat ditangani jika hanya pemerintah yang bergerak sendiri.Â
Negara merupakan sebuah entitas yang harus menjamin keberlangsungan hidup warga negaranya. Hal tersebut berkaitan dengan akses kesehatan dan jaminan perlindungan selama masa pandemi berlangsung. Oleh sebab itu, pemerintah harus menggunakan pendekatan human security dalam menghadapi fenomena ini. Menggunakan pendekatan ini, pemerintah diharapkan  dapat membuat kebijakan demi keamanan nasional dan pencapaian keamanan warga negaranya.
Upaya Diplomasi Vaksin Indonesia Terhadap China
Untuk menangani berbagai persoalan yang timbul karena kehadiran covid-19, pemerintah Indonesia bekerjasama dengan berbagai negara. Jika dilihat berdasarkan status, Indonesia dipandang sebagai negara dengan bargaining position yang lebih lemah daripada China. Hal ini dapat terlihat karena Indonesia sebagai negara yang sedang membutuhkan vaksin, sedangkan China adalah negara yang memproduksi dan menguasainya. Â Oleh sebab itu, untuk mengamankan kebutuhan dan melindungi warga negara, Indonesia memilih untuk menjalin diplomasi vaksin salah satunya dengan China.
 Indonesia diwakili oleh  Retno Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia meminta China agar mengambil lebih banyak langkah untuk meningkatkan pasokan vaksin karena Indonesia berjuang untuk memperkuat pertahanannya terhadap meningkatnya jumlah kasus COVID19 yang masih aktif hingga kini. Retno Marsudi menyampaikan permintaan tersebut pada pertemuan China dan  Association of Southeast Asian Nations(ASEAN) di Chongqing,barat daya China.Â
Melansir dari The Jakarta Post Indonesia telah menghabiskan Rp 637,3 miliar (US$45 juta) untuk mendapatkan vaksin virus corona dari Chinasebagai kebijakan dari pemerintah indonesia demi mempersiapkan program vaksinasi massal bagi masyarakat. Indonesia menerima pengiriman vaksin pertama pada hari Minggu, 6 Desember 2020.Â
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan uang untuk pengadaan 3 juta dosis vaksin virus corona dari Sinovac Biotech Ltd. China, serta 100.000 dosis dari CanSino Biologics.Indonesia menerima 1,2 juta dosis dari Sinovac, yang diimpor oleh perusahaan induk farmasi milik negara PT Bio Farma.Pemerintah menganggarkan Rp 35,1 triliun untuk pengadaan vaksin virus corona dari anggaran stimulus Covid-19 tahun ini senilai Rp 695,2 triliun. Selain itu, Pemerintahan Presiden Joko Widodo telah menganggarkan tambahan Rp 18 triliun untuk program vaksinasi massal pada 2021.
Di lain sisi, dapat dilihat mengapa China ingin menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan Indonesia, China melihat bahwa Indonesia merupakan negara yang berpengaruh di ASEAN. Â Melihat kondisi ini, mereka memutuskan untuk menjalin diplomasi vaksin bersama Indonesia karena diplomasi tersebut dirasa dapat meningkatkan pengaruh China di kawasan Asia Tenggara. Dapat dilihat bagaimana peran dari diplomasi vaksin yang dilakukan Indonesia terhadap China , saat ini, Indonesia telah berhasil mengamankan 330 juta dosis vaksin.Â
Hal ini bermula sejak penandatangan perjanjian antara Indonesia dengan China yang dilaksanakan pada tanggal 1-3 April 2020. Perjanjian tersebut berisi tentang komitmen kesiapan China dalam mengadakan vaksin hingga 40 juta dosis terhitung mulai bulan November 2020. Selain itu, perusahaan Sinovac di China juga menandatangani MoU mengenai komitmen dalam bulk vaksin 2021.Â
Pada 2 April 2021 Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengadakan hubungan bilateral dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi. Pertemuan tersebut dikatakan sebagai upaya memperkuat kerjasama yang dijalin Indonesia-China hingga 2021. Pada pertemuan tersebut, kedua perwakilan negara tersebut juga mengemukakan ide yang diklasifikasikan menjadi ide jangka pendek dan jangka panjang. Ide jangka pendek seperti, China yang akan tetap mempertahankan komitmennya dalam pengadaan vaksin bagi Indonesia. Adapun ide jangka panjang adalah menjadikan Indonesia sebagai pusat vaksin di Asia Tenggara. Â