Namanya perasaan nggak akan tau dia berlabuh ke mana. Kalau sudah menemukan orang yang cocok, walau dia sebagai bawahan kita terobos aja.Â
Hal ini pernah dialami oleh saudara ku. Dia adalah penjaga toko. Masih belia memang usianya, waktu itu 18 tahun. Sengaja bekerja di toko, karena iseng-iseng berhadiah aja. Dari pada rebahan di rumah dan nggak menghasilkan uang, dia mencoba keberuntungan melamar pekerjaan.Â
Alhasil dia diterima kerja di sana. Akan tetapi ada banyak berita simpang siur tentang toko itu
"eh kalau kerja di toko itu memang banyak yang sering di pecat karena kerjaannya nggak becus", ujar si A
" emang susah kerja disini, harus siapin mental", ujar si B
Namun, saudara aku tidak menggubris, apa salahnya mencoba.Â
Memang di awal dia sering berkeluh kesah, karena saat bekerja nggak boleh pegang handphone, jam istirahat sedikit, nggak diberi uang makan, kalau nggak masuk sehari harus diganti dengan hari lain.Â
Bahkan yang lebih mengejutkan lagi, kalau barang di toko hilang, semua karyawan harus mengganti. Misal nih yang hilang susu dengan harga Rp.100.000, semua karyawan harus membayar Rp.100.000. Gila banget kan bos nya.
Walau gajinya gede, akan tetapi kalau sering dibuat mengganti barang yang hilang kan percuma.Â
Namun, di balik itu semua ada rasa suka antara si bos dengan saudara aku.Â
Hal ini berawal dari saudara aku diajak ke rumah bos nya untuk menaruh barang dan si bos mengantarkan saudara ku hingga pulang ke rumah.Â
Nggak mungkin dong kalau nggak di ajak ngobrol.Â
Ketika pulang kerja, terkadang saudara aku juga dibelikan cokelat atau susu oleh bos nya.Â
Saudara aku tidak mengira jika si bos tertarik dengannya. Akan tetapi, dia curiga karena ketika saudara aku hendak resign, si bos melarang dan menolak dengan tegas.Â
"udah lah kamu gausah keluar. Nyari karyawan sekarang susah loh. Kamu saya taruh di bagian kasir ya, nanti kamu jualan lewat live aja. Gausah capek-capek angkat-angkat barang ke gudang. Setiap bulan gaji kamu saya naikkan. UMR di sini 1,9 jt, sedangkan gajimu saja sekarang sudah 2jt. Harusnya kamu bersyukur", ujar si bos
"tidak bos, saya tetap ingin keluar. Saya mau pindah rumah dan ikut papa saya", ujar saudara kuÂ
" saya ingin ketemu mama kamu, saya ingin menjelaskan jika saya suka sama kamu. Saya ingin serius sama kamu, ayo kita merajut kisah ini", ujar bos
Seketika saudara aku syok dan nggak nyangka jika si bos menyimpan rasa selama ini. Oleh karena itu, semua pekerjaannya dipermudah dan diberikan keringanan.Â
Alhasil, saudara aku berhasil resign. Perjuangan si bos nggak sampai disitu, dia tetap saja menghubungi saudara aku dan tetap tanya kabar bahkan membujuk saudara aku untuk bekerja kembali ke toko nya.Â
Namun, saudara aku menyadari jika tembok antara dia dan bos sangat besar, karena terhalang agama dan suku.Â
Hingga pada akhirnya, mereka lost contact dan memilih jalan hidupnya masing-masing.Â
Memang agak ribet ya ketika cinlok di lokasi kerja. Kadang bikin semangat karena  bisa melihat senyumnya, kadang bikin sedih karena harus ditinggalkannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H