Mohon tunggu...
Hilda Ayu Putri Nadifa
Hilda Ayu Putri Nadifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai, aku seorang mahasiswi yang gabut. Suka menulis, kalau menyukaimu tentu tidak mungkin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nekat Keluar Kerja Saat Pandemi akibat Gaji Sering Ditunda oleh Atasan

19 Februari 2023   13:11 Diperbarui: 19 Februari 2023   14:30 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saudaraku sudah bekerja merantau di Surabaya sejak lulus SMK. 

Dia diterima kerja di salah satu pabrik di Surabaya dan bekerja di bagian laboratorium 

Gajinya cukup gede, setara UMK Surabaya. 

Buat anak remaja, cukup lah ya. Hidup sendiri di kos, makan sendiri, dan membiayai diri sendiri tentu cukup. 

Akan tetapi, setelah 5 tahun bekerja, ada masalah dengan bos nya. 

Bos nya korupsi. Dia dibayar tidak tentu dan selalu menunggak. 

Misal gaji bulan Maret, dibayarkan bulan April. Pada bulan Maret, gaji yang diterima adalah gaji bulan Februari. 

Padahal kerja selalu lembur bagai kuda, akan tetapi malah seperti itu gaji nya. 

Alhasil saudara ku, keluar kerja. 

Apalagi keluar kerjanya pada waktu corona. Udah tau saat corona, susah banget mendapatkan pekerjaan, kok malah nekat keluar. hadeh... 

walau gaji ditunda kan nggak masalah ya, yang penting ada pemasukan setiap bulan. Lah kalau nekat keluar kerja dikala umur sudah 25 tahun, siapa yang mau menerima? 

Apalagi kualifikasi kerja sekarang, fresh graduate dan umur maximal 25 tahun serta berpendidikan S1. 

Nah kalau pendidikan SMK, umur sudah 25 tahun, masih ada yang menerima dia sebagai pegawai? 

Saat pandemi pun, pabrik-pabrik banyak yang melakukan WFH dan gajinya di potong 1/2 akibat WFH. Gitu kok nggak mau bersyukur loh. 

Akhirnya, sekarang saudaraku bekerja sebagai freelance. 

Kerja apa pun itu gapapa, yang penting ada pemasukan untuk mencukupi kebutuhan kita. Dinikmati dan disyukuri

Semoga kalian yang membaca artikel ini bisa mengambil hikmahnya ya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun