Sebagai manusia tentu kita harus berusaha semaksimal mungkin agar mendapatkan apa yang kita inginkan.Â
Bila kita ingin bisa membaca, tentu yang harus kita lakukan adalah belajar, belajar, dan belajar.Â
Usia bukan patokan untuk kita belajar, belajar bisa kapan saja, dimana saja. Bukankah kita disuruh menuntut ilmu hingga tiang lahat?Â
Akan tetapi, kenapa ya lansia enggan sekali untuk belajar?Â
Padahal banyak lo lansia yang masih buta huruf. Bukan hanya huruf abjad saja, akan tetapi huruf hijaiyah.
Huruf hijaiyah menjadi pedoman kita agar mampu membaca al-Qur'an. Akan tetapi, jika kita tidak mampu membaca dan mengenal huruf hijaiyah, bagaimana bisa membaca al-Qur'an?Â
Apakah ini merupakan dampak malasnya mengaji ketika waktu kecil?Â
"Udah ah ngajinya besok aja kalo udah tua, kalo udah mendekati ajal", ujar si lanasia ketika waktu muda.
Lah bukannya belajar mengaji merupakan kewajiban bagi setiap muslim? Mau tua mau muda, ya sama-sama belajar.
Lagian kita belajar ngaji juga untuk diri kita sendiri, untuk bekal kita kelak.
Kalau masa muda nya saja malas, bagaimana masa tuanya?Â
Apalagi mbah-mbah yang sudah lansia ketika diajari mengajari sulit banget. Karena sudah tua ya, maka kecepatan memori juga berkurang dan butuh kesabaran banget.Â
"Loh ini itu sama bacaannya dengan ini, kok kamu salahkan terus", ujar si mbah
Padahal nih, beda titik dan beda harakat kan sudah beda ya cara membacanya.Â
Oleh karena itu, yuk untuk generasi muda perbanyak mengaji, memperdalam agama, apa lagi sampai mengajarkan ilmu agama ke orang lain.Â
Insyallah nih, akan mendapatkan pahala dan dicatat sebagai amal jariyah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H