Pernah nggak sih kalian melihat orang-orang seakan songong dengan pembantu?Â
" duh lelet banget kamu ini, bisa kerja nggak sih", ujar si majikan
" loh kok barang saya hilang, kamu ya yang mencuri", ujar si majikan
" cepetan dong ambilin saya makanan, lapar banget nih", ujar si majikan
Kenapa ya majikan kok seolah-olah bos? padahal dia juga seorang pegawai yang dipekerjakan orang dan tidak bisa mengurus aktivitas rumah tangga, maka dari itu menggunakan pembantu. Sama-sama pekerja, tapi kok seakan-akan dewa?Â
Ada nih ya, tetangga aku yang sudah gonta-ganti pembantu. Alasan klasiknya yaitu dia melarang pembantunya untuk menyalakan tv saat setrika atau mengerjakan pekerjaan rumah. "gausah ya nyalain tv, boros, harus hemat listrik", ujar si majikan. Jadi si pembantu bosan dan akhirnya keluar daripada tertekan.Â
Selain itu juga, si majikan juga sering bentak-bentak si pembantu, sehingga mental down dan akhirnya ingin cepat-cepat resign. Harusnya si majikan sadar dong, jika pekerjaan rumahnya beres akibat ulah pembantu.Â
Kalau kita ingin dihargai orang lain,kita juga harus menghargai orang.Â
Benar sih kita membayar orang, tapi nggak semua "menghargai" bisa dengan cara mengeluarkan uang. Bisa saja dengan memiliki rasa sopan santun, berbicara dengan nada yang santai dan nggak melarang ini itu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H