Aku mempunyai sepupu, dia bekerja di salah satu pabrik di daerah Jawa Timur.Â
Dia adalah lulusan SMK. Tak heran apabila SMK bekerjasama dengan beberapa pabrik memiliki tujuan yang baik. Yaitu dapat memasukkan anak didiknya kesana, sehingga tidak bingung info loker.Â
Sepupuku sudah bekerja hampir 6 bulan, tetapi dia masih mengeluh tidak memiliki uang. Bukankah dia bekerja pasti mendapatkan uang?Â
Ternyata dia hanya dibayar 1/4 dari UMK. padahal UMK di tempatnya bekerja sangat tinggi dan masuk dalam 5 kategori UMK terbesar di Jawa Timur.Â
Walau dia lulusan SMK, tapi dia fresh graduate dan merupakan alumni dari sekolah ternama di kotanya.Â
Sistem kerja di pabriknya adalah pegawai kontrak. Entah imbas dari undang-undang cipta kerja atau gimana, aku kurang tau.Â
Sehingga karyawan baru diberikan kenaikan gaji setelah melewati masa training. Masa training ini berlaku 3 bulan.Â
selama masa training, setiap bulan dia hanya di gaji 1,7 jt
4 hingga 12 bulan kedepan, dia akan digaji 2,5 jt
Setelah 1 tahun dan tanda tangan kontrak, kemungkinan akan mendapatkan gaji layaknya UMK.Â
Wow waktu yang sangat lama bukan untuk mendapatkan gaji layaknya UMK?Â
Ketika kumpul keluarga, banyak opini bermunculan
"paling gajimu di potong sama pihak sekolah, soalnya sekolah sudah mencarikan pekerjaan"
" kok rendah banget gajinya, pantes aja pabrikmu mau menerima karyawan baru"
" pabrikmu gak rugi gaji kamu segitu, kamu yang rugi. Masih fresh graduate loh, pindah aja"
Lalu aku berfikir, ketika orang sudah bekerja tentu yang dicari adalah uang untuk biaya hidup dan meneruskan kehidupannya. Namun, gaji seberapa pun tentu cukup dong? kalau untuk makan dan biaya tempat tinggal saja pasti cukup.
Kalau untuk gaya hidup? oh sorry itu tidak cukup.Â
Jadi, bijaklah mengatur keuangan, bukan uang yang mengatur kamu untuk terus bekerja.Â