Males dikepoin
Setiap orang memiliki privasi sendiri-sendiri. Latar belakang seseorang tidak baik apabila dijadikan bahan pergunjingan. Maka dari itu, anak broken home dengan kasus orang tua cerai rata-rata menutup diri dari siapapun.Â
Mereka malas jika perceraian orang tua menjadi konsumsi publik yang sama saja artinya mereka mengumbar aib keluarga. Please, untuk orang di luaran sana, jangan terlalu kepo dong sama urusan orang.Â
Kalian nggak tahu ya di lubuk hati anak broken home, rasanya ingin sekali memutar waktu dan mengubah segala sesuatu agar orang tua tidak cerai. Mereka ingin orang tua hidup bahagia selamanya hingga akhir hayat. Namun apa daya takdir kehidupan tidak ada yang tahu.
Trauma
Seseorang yang terluka batinnya tentu akan trauma. Trauma akan proses perceraian orang tua. Tidak mungkin sebelum cerai, orang tua tidak bertengkar. Tentu orang tua saling mempertahankan pendapat, saling membela dirinya dan enggan untuk disalahkan.Â
Selain itu, ketika seseorang saling adu pendapat, tentu emosi akan naik turun. Sehingga secara tidak sadar mereka mengeluarkan nada tinggi dan membentak. Apalagi kalau didengar oleh sang anak, tentu hatinya merasa hancur dan sakit.Â
Air mata sudah tidak bisa dibendung. Oleh karena itu, terkadang mereka akan trauma akan percintaan bahkan pernikahan. Sulit banget lo menghilangkan rasa trauma. Butuh proses dan waktu yang tidak lama.
Nah itu tadi 4 alasan mengapa perceraian memiliki dampak paling besar bagi kehidupan anak. Â Oleh sebab itu, yuk bersyukur bagi kalian yang masih memiliki orang tua lengkap. Sayangi mereka dan jangan lupa bahagiakan orang tua!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H