Mohon tunggu...
Hilda Ayu Putri Nadifa
Hilda Ayu Putri Nadifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai, aku seorang mahasiswi yang gabut. Suka menulis, kalau menyukaimu tentu tidak mungkin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

4 Alasan Mengapa Mahasiswa Semester Akhir Menjadi Ambis

14 Januari 2023   07:31 Diperbarui: 14 Januari 2023   07:36 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Halo anak kuliahan, gimana nih kabarnya? Udah lumayan stress belum karena beban tugas yang hilang satu tumbuh seribu. 

Apalagi mahasiswa semester akhir yang sudah berada di ujung tanduk perkuliahan, gimana nih? Masih sehat fisik dan mentalnya? Atau akhir-akhir ini merasa tertekan karena dikejar deadline oleh kampus? 

Karena aku juga termasuk salah satu mahasiswa semester akhir aku merasakan apa yang kalian rasakan. Sejauh ini, aku merasakan tekanan fisik dan mental karena setiap hari ada aja pengumuman dari kampus yang bikin deg-degan.

Tetapi nih, walaupun ditekan seperti apapun aku merasa sebagai mahasiswa semester akhir akan menjadi ambis. Kok bisa sih jadi ambis? Bukannya malah ingin memutuskan untuk menyudahi perkuliahan atau melampiaskan dengan pernikahan? 

Eits tidak! Kepoin deh alasannya mengapa mahasiswa semester akhir bisa jadi ambis. Chekidot

Tuntutan orang tua

Yup, orang tua menjadi penyemangat bagi kita. Ketika kita lelah tentu kita melihat jerih payah orang tua yang rela menyarikan kita duit untuk membayar UKT setiap semester dan memberikan uang saku bulanan kepada kita.

Maka dari itu, orang tua tentu menuntut anaknya untuk segera lulus tepat waktu. Ketika orang tua menyuruh anaknya kuliah, dia tidak akan meminta anaknya mendapat IPK bagus atau predikat cumluade.

Orang tua hanya minta agar anaknya lulus. Hanya lulus saja loh yang diminta orang tua. Masak kalian tidak ingin mengambulkan keingingan orang tua? Tentunya mau dong. Tuntutan orang tua tidak sebanding dengan tuntutan fasilitas dan gaya hidup kita ketika
kuliah. 

Maka dari itu, ayo selesaikan skripsimu, biar bangga orang tuamu.

Tidak ingin menambah beban keluarga

Jika kalian molor dalam mengerjakan revisian skripsi tentu membuat kalian harus membayar UKT di semester selanjutnya. Tak hanya UKT saja, tentu uang jajan juga tetap mengalir hingga kalian lulus kuliah. Terkesan menambah beban keluarga bukan?

Selain itu, ketika kumpul keluarga tentu akan ditanya "semester berapa sekarang? Loh sudah semester tua kok tidak lulus". Nah loh pertanyaan semacam itu tentu membuat mental kalian dan orang tua kalian down. Sehingga malah menambah beban keluarga.

Ingin mendapatkan gelar

Gelar adalah nomor kesekian yang kita dapatkan saat kita kuliah. Karena nomor satu yang kita dapatkan dari bangku kuliah adalah pengalaman. 

Menurut sebagian orang gelar penting, karena dapat tercantum di undangan resepsi. Selain itu, gelar juga digunakan sebagai penambah poin ketika kalian melamar pekerjaan. Mahasiswa ingin segera mendapatkan gelar agar bisa update instastory atau upload feed di media sosial tentang gelar yang diperjuangkan selama beberapa tahun melalui hasil tangisan dan revisian.

Tidak ingin menjadi donatur tetap kampus

Alasan terpenting untuk menjadi ambis ya tentunya tidak ingin menjadi donator kampus. Kampus sudah kaya, karena banyak sekali mahasiswa baru yang masuk dan membayar UKT setiap semester. 

Jadi, sudah sepantasnya mahasiswa semester akhir pamit undur diri sebagai donatur kampus. Membayar UKT saja diakhir perpanjangan, kok ingin menjadi donator kampus. Hahaha

Itu tadi 4 alasan mengapa mahasiswa semester akhir menjadi ambis. Ambis di semester akhir baik-baik saja, akan tetapi lebih baik jika ambis mulai dari awal semester. 

Karena sudah mulai tertanam nih mindset satset watwet ketika mendekati deadline. Nikah bukan pelampiasan untukmu keluar dari beban, dengan menikah malah akan menambah beban. Selamat berjuang dan semangat bertahan, semoga kuat sampai tamat kawan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun