Mohon tunggu...
Hilda Ayu Putri Nadifa
Hilda Ayu Putri Nadifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai, aku seorang mahasiswi yang gabut. Suka menulis, kalau menyukaimu tentu tidak mungkin

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

4 Alasan Mengapa Remaja Jarang Curhat ke Orangtua

13 Januari 2023   15:58 Diperbarui: 13 Januari 2023   16:07 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Halo! Siapa disini yang terkadang kalau suntuk, budrek, pusing harus cerita ke orang? 

Nah jika itu kamu, yup kita satu frekuensi. Rasanya aneh aja jika kita tidak meluapkan beban pikiran kita dengan bercerita ke orang lain. 

Eits tidak sembarang orang yang menjadi tempat curhat, ada kriteria tertentu yaitu dapat dipercaya dan enak diajak ngobrol. 

Kalian kalau curhat ke siapa sih? Ke teman atau sahabat bukan? Lah kenapa tidak ke orang tua? Emang orang tua tidak bisa dipercaya dan tidak enak diajak ngobrol? 

Nih aku kasih tau kenapa jarang sekali remaja curhat ke orang tua, simak sampai selesai ya!

Malu

Ada sebagian remaja yang merasa malu jika curhat dengan orang tua. Karena curhat ini bisa bermacam-macam topiknya diantaranya pertemanan, kisah asmara, perkuliahan, persambatan duniawi. 

Rata-rata remaja malu curhat masalah kisah asmara. Jika dengan ibu, mungkin tidak malu. Karena ibu akan selalu welcome jika kita bercerita tentang hal apa pun. 

Namun, dengan bapak? Tentu malu dong. Malu karena kita masih remaja, belum memiliki uang, eh malah memiliki pacar. 

Selain itu, malu jika di cie-cie saat makan bersama keluarga.

Takut

Yup, setiap orang memiliki rasa takut saat bercerita. Entah takut dimarahin, takut diberi hukuman, takut dikasih aturan. 

Sehingga terkadang remaja cenderung untuk berbohong. 

Dengan mereka berbohong, maka akan menambah beban pikirannya jika seandainya ketahuan bagaimana atau memikirkan beribu cara supaya tidak ketahuan berbohong. 

Misalnya nih ketika kalian pulang kencan dengan doi, lalu kalian tidak pamit kepada orang tua. Jika kalian bercerita, maka kalian akan dimarahin tidak menghormati orang tua, tidak tau etika atau pun itu.

Menambah Beban

Kita niatnya bercerita mengurangi beban, eh malah menambah beban. 

Siapa yang ketika berniat cerita kepada orang tua lalu berfikir "gimana ya kalau aku menambah beban orang tuaku?" atau "salah gak sih kalau aku cerita ini, jangan-jangan membuat orang tua ku kepikiran". 

Itu wajar aja sih, kalian overthinking seperti itu. 

Dengan begitu, membuktikan jika kalian masih sayang orang tua, masih memikirkan cara agar beban orang tua kalian tidak bertambah. 

Walau, ketika kita bercerita orang tua mungkin akan mendengarkan, memberikan nasehat, memberikan solusi. Namun, setelah itu? Kita tidak tau dong apa yang dipikirkan mereka. 

Jika kalian melihat wajah orang tua, tentu mereka tidak terlihat memikirkan beban. 

Karena mereka harus bersemangat mencari rezeki  dan tersenyum di hadapan anak-anaknya.

Sibuk

Ada sebagian orang tua yang sibuk mencari rezeki dari pagi hingga petang untuk mencukupi kebutuhan keluarga. 

Sedangkan si anak memiliki masalah dan harus diceritakan. "bentar dulu ya papa mau telfon" atau "besok aja ya, papa capek nih habis pulang kerja". 

Terkadang kata-kata itu membuat tamparan kepada kita, "oh papa aku capek kerja" "oh papa aku sibuk". 

Dengan begitu, membuat kita enggan untuk curhat, sekali dua kali ditolak it's okey. But, jika berulang kali kalian diberi balasan seperti itu, aku saranin mending cerita ke orang lain. 

Bukan gimana-gimana ya, kan orang tua kalian sibuk juga untuk memenuhi kebutuhan kalian juga. Jadi, diharap mengerti dan jangan berkecil hati.

Itu tadi 4 alasan menurutku, tentang remaja yang enggan bercerita kepada orang tua. Orang tua tentu mengharapkan cerita remaja kita kepadanya, namun orang tua juga sadar apabila anak memiliki dunianya sendiri.

So, mulai sekarang it's okay cerita ke orang lain. Yang terpenting beban kalian, sedikit terkurangi karena bercerita. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun