Mohon tunggu...
Andre Halim
Andre Halim Mohon Tunggu... Lainnya - Kalamku bagimu

Tetaplah berguna.

Selanjutnya

Tutup

Trip

Pengalaman Menjalani Karantina Stay Home Notice (SHN) di Singapura

2 Desember 2021   23:00 Diperbarui: 2 Desember 2021   23:19 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Prosedur pemeriksaan bagasi berjalan sebagaimana biasanya, hanya saja sangat disayangkan bahwa sewaktu melewati pemeriksaan x-ray ada beberapa penumpang yang tidak sabaran sehingga mengabaikan prokes.

Satu hal lagi yang kami perlu kami siapkan sebelum keberangkatan ke Singapura  adalah aplikasi Trace Together (mirip aplikasi PeduliLindungi) yang katanya harus di install setibanya di Changi. 

Untuk berjaga-jaga seandainya diperlukan koneksi internet untuk menjalankan aplikasi Trace Together tersebut, maka kami membeli paket roaming yang berlaku tujuh hari. 

Ternyata oleh petugas yang kami temui di Changi dijelaskan bahwa aplikasi Trace Together tersebut bisa kami aktifkan setelah tiba di rumah anak saja. 

Opsi lain adalah kita bisa meminta alat Token Trace Together di Changi. Untuk itu kita harus membayar uang jaminan sebesar 50 S$. Uang jaminan ini akan dikembalikan pada saaat kita mengembalikan token tersebut persis sebelum berangkat meninggalkan Singapura.

Kondisi di dalam pesawat normal saja seperti biasanya, hanya saja jumlah penumpang tidak terlalu banyak, taksiran kami pesawat terisi sekitar 40 persen dari kapasitas. 

Setibanya di Changi kami diambut oleh banyak petugas yang siap untuk memberi bantuan ataupun informasi kepada penumpang yang memerlukannya. Setelah mengambil bagasi kami langsung mengambil taksi, seperti biasanya kami tinggal mengikuti arahan dari petugas bandara saja.

Hari kedua kami berada di Singapura, kami mendapat telepon dari  Imigrasi Singapura (ICA) yang mengecek apakah kami menjalani karantina SHN sesuai prosedur. Untuk itu petugas dari ICA tersebut meminta video telepon genggam dinyalakan sehingga ybs bisa melihat kondisi ruangan tempat kami berada. 

Begitu juga dua hari kemudian kami ditelepon lagi oleh petugas ICA lainnya. Kali ini selain mengecek kepatuhan kami dalam menjalankan SHN, petugas tsb juga menjelaskan bahwa mereka akan mengirimkan informasi lewat whatssapp perihal tempat dan waktu untuk PCR Test yang harus kami lakukan pada hari keenam. 

Sewaktu membaca whatsapp yang kami terima dari ICA, ternyata ada dijelaskan juga tentang taksi dari perusahaan mana saja yang boleh kami  gunakan untuk menuju ke lokasi tes PCR tsb.

Selasa 30 November 2021, kami berangkat menuju lokasi tes PCR yang ditunjuk yaitu di Bishan Secondary School. Cukup dengan memperlihatkan nama dan nomor paspor, selanjutnya kami diarahkan menuju ruangan tempat swab. Disini identitas diri diperiksa kembali, jadi paspor perlu ditunjukkan lagi. Semua petugas di ruangan ini menggunakan APD lengkap dan sarung tangan yang digunakan diganti baru setiap kali selesai melakukan swab untuk satu orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun