Mohon tunggu...
Hilalludin
Hilalludin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Madani Yogyakarta (STITMA) berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB). Hobi Bisnis dan Menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Mengetahui Frasa dalam Penulisan Karya ilmiah

11 Juli 2024   08:26 Diperbarui: 11 Juli 2024   08:33 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

FRASA 

1. Pengertian

            Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif, Frasa tidak bisa membentuk sebuah kalimat yang sempurna karena tidak mempunyai predikat atau nonpredikatif.

2. Ciri-ciri Frasa

  • Frasa harus terdiri minimal dua kata atau lebih.
  • Menduduki atau mempunyai fungsi gramatikal dalam kalimat.
  • Frasa harus mempunyai satu makna gramatikal.
  • Frasa bersifat nonpredikatif.
  • Frasa selalu menduduki satu fungsi kalimat.

3. Jenis-jenis

  • Frasa verba: Frasa verba adalah suatu frasa yang mempunyai inti kata kerja dalam unsur pembentukannya dan juga dapat difungsikan sebagai pengganti kedudukan kata kerja dalam suatu kalimat. Frasa verba mempunyai inti verba dan kata lain sebagai modifikator. Contoh: Memasak sayur
  • Frasa Nominal: Frasa nominal adalah suatu frasa yang mempunyai inti kata benda dalam unsur pembentukannya dan juga dapat difungsikan sebagai pengganti dari kata benda. Frasa nomina dapat terdiri dari beberapa kata benda, tetapi ada pula frasa nomina yang terdiri dari kata benda dan kata dari kelas kata lain. Contoh: Dani membawa tiga permen, Muhammad membawa kotak makan.
  • Frasa Adjektiva: Frasa adjektiva adalah suatu frasa yang mempunyai inti berupa kata sifat dalam unsur pembentukannya. Frasa ini terdiri dari inti dan pewatas. Frasa adjektiva mempunyai inti berupa adjektiva atau kata sifat dan pewatas berupa kelas kata lain, biasanya adverbia atau kata keterangan, verba atau kata kerja, dan nomina atau kata benda. Contoh: Baik buruk, tua renta, biru langit.
  • Frasa Adverbia: Frasa adverbia adalah frasa yang mengandung unsur inti kata keterangan dan dapat sebagai substitusi kata keterangan dalam suatu kalimat. Contoh: Dia berlari dengan sangat cepat.
  • Frasa Numeralia: Frasa numeralia adalah frasa yang terbentuk dari kata bilangan. Frasa ini mengungkapkan jumlah, kuantitas, dan urutan dalam suatu deret. Contoh: Sepuluh lusin
  • Frasa Preposisional: Frasa preposisional merupakan frasa yang mengandung preposisi dan objek preposisional yang dapat berperan sebagai kata keterangan dalam suatu kalimat.

Contoh: Mereka ke rumah kemarin

  • Frasa Konjungsi: Frasa konjungsi adalah frasa yang mengandung konjungsi atau kata sambung.

Contoh: saya pergi ke bandara, kemudian saya pergi ke hotel

  • Frasa Endosentrik: Frasa endosentrik adalah frasa yang memiliki distribusi sama yang memiliki hubungan atau kesetaraan, sehingga ketika salah satu unsur dihilangkan, frasa tersebut akan tetap digunakan. Contoh: Rumah bagus, sangat rajin.
  • Frasa Atributif: Frasa atributif adalah frasa yang terdiri dari inti dan penjelas (modifikator). Jadi, frasa ini mengandung hanya satu inti yang dapat didahului atau diikuti oleh modifikator. Inti dan modifikator dapat terdiri dari salah satu kelas kata, seperti nomina, verba, adjektiva atau adverbia. Contoh: mahasiswa rajin, rumah hantu. j) Frasa Apositif frasa yang salah satu unsurnya sebagai keterangan. Namun, keterangan itu dapat mengganti kedudukan yang diterangkannya. Contoh: Pak Ahmad guru baru di sekolah kami.
  • Frasa Eksosentrik: Frasa eksosentrik adalah frasa yang tidak memiliki unsur inti. Lantaran tidak memiliki unsur inti, kalimat ini tidak dapat dipenggal-penggal atau dibedabedakan. Contoh: Dua orang sedang belajar matematika di perpustakaan.
  • Frasa Setara

Frasa setara adalah frasa yang antarkatanya memiliki unsur yang setara. Contoh: pergi pulang, kakak adik

  • Frasa Setara Setingkat. 

Frasa setara bertingkat merupakan frasa yang antarkatanya memiliki unsur yang tidak setara atau memiliki tingkatan-tingkatan tertentu. Contoh: yusuf adalah mahasiwa STITMA.

  • Frasa Biasa

Frasa biasa merupakan frasa yang terbentuk dari makna denotasi (makna sebenarnya). Contoh: Ibu beli sayur kangkung

  • Frasa Idomatik

Frasa idiomatik adalah frasa yang bermakna tidak sebenarnya atau memiliki konotasi tertentu. Contoh: Meja hijau, Kambing hitam

  • Frasa Ambigu

Frasa ambigu merupakan frasa yang memiliki makna ganda sehingga dapat menimbulkan keraguan. Oleh karena itu, frasa-frasa ambigu umumnya memerlukan penjelasan yang lebih. Contoh: Memberi tahu

  • Frasa Subordinatif

Frasa subordinatif adalah frasa yang unsur-unsurnya tidak mempunyai kedudukan yang setara. Hal ini mengakibatkan di antara unsur-unsur itu tidak dapat saling menggantikan dan tidak dapat disisipkan kata dan atau. Contohnya, frasa panjang pendek dapat diselipkan konjungsi koordinatif menjadi panjang dan pendek serta panjang maupun pendek.


Penulis: 

  • Hilalludin (Mahasiswa STITMA)
  • Muhammad Thaariq (Mahasiswa STITMA)
  • Yusuf Adi Prianto (Mahasiswa STITMA)
  • Fida Said As-Sunny (Mahasiswa STITMA)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun