Mohon tunggu...
Hilalludin
Hilalludin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Yogyakarta berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB)

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cara Mengenal Kalimat Tidak Baku dalam Penulisan Karya ilmiah

10 Juli 2024   20:01 Diperbarui: 10 Juli 2024   20:19 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KALIMAT TIDAK BAKU  

1. Pengertian

Kalimat tidak baku adalah kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah. Kalimat tidak baku mengacu pada kalimat-kalimat yang tidak mematuhi kaidah atau aturan tata bahasa yang berlaku dalam suatu bahasa. Kalimat-kalimat ini dapat melibatkan pelanggaran ejaan, tata bahasa, atau struktur kalimat. 

 Dalam konteks bahasa Indonesia, kalimat tidak baku dapat merujuk pada penggunaan kata yang tidak tepat, ejaan yang salah, atau penyusunan kalimat yang tidak sesuai dengan aturan gramatika yang berlaku.

2. Ciri -- Ciri & Contohnya

Kalimat tidak baku dapat memiliki beberapa ciri-ciri yang melibatkan pelanggaran aturan tata bahasa, ejaan, atau struktur kalimat. Berikut adalah beberapa ciri-ciri umum dari kalimat tidak baku:

1. Ejaan yang salah

Kalimat tidak baku: "Kemarin saya bekerjo sampai malam"

Kalimat baku: "kemarin saya bekerja sampai malam"

2. Penggunaan kata gaul

Kalimat tidak baku: "Gue lagi malas"

Kalimat baku: "Saya lagi malas"

3. Penggunaan kata yang tidak tepat/kurang formal

Kalimat tidak baku: "Saya merasa sangat jengkel dengan situasi ini"

Kalimat baku: "Saya merasa sangat kesal dengan situasi ini"

4. Kurangnya subjek atau predikat

Kalimat tidak baku: "Bermain di taman"

Kalimat baku: "Anak-anak bermain di taman"

5. Penggunaan kata ganda

Kalimat tidak baku: "Dia datang masuk ke dalam ruangan"

Kalimat baku: "Dia masuk ke dalam ruangan"

6. Penggunaan kata asing tanpa alasan

Kalimat tidak baku: "Saya sudah check email saya"

Kalimat baku: "saya sudah memeriksa email saya"

7. Kesalahan struktur kalimat

Kalimat tidak baku: "suka dia makan nasi"

Kalimat baku: "Dia suka makan nasi"

8. Penggunaan gaya bicara yang kurang tepat 

kalimat tidak baku: "Anak itu tuh suka banget sama mainan itu" 

kalimat baku: "Anak itu sangat menyukai mainan itu"

9. Ketidaksesuaian bentuk kata

Kalimat tidak baku: "Mereka sangat hobi bermain game"

Kalimat baku: "Mereka sangat suka bermain game"

10. Kurangnya kohesi dan koherensi antara kalimat

Kalimat tidak baku: "Hujan turun. Saya suka kopi"

Kalimat baku: "Ketika hujan turun, saya suka minum kopi"

11. Penggunaan tanda baca yang salah

Kalimat tidak baku: "Saya suka makan durian. Tapi tidak suka bau durian"

Kalimat baku: "Saya suka makan durian, tapi tidak suka bau durian"

Aspek yang Harus Diperhatikan dalam Pembahasan Kalimat Tidak Baku

  1. Konteks Penggunaan:

    • Kalimat tidak baku umumnya digunakan dalam situasi informal atau akrab.
    • Tidak disarankan untuk menggunakan kalimat tidak baku dalam tulisan ilmiah, laporan resmi, atau komunikasi profesional.
  2. Perbedaan Regional dan Dialek:

    • Kalimat tidak baku dapat bervariasi tergantung pada daerah dan dialek yang digunakan.
    • Penting untuk memahami variasi ini dalam konteks komunikasi sehari-hari.
  3. Pengaruh Media Sosial dan Teknologi:

    • Media sosial dan teknologi komunikasi sering kali mendorong penggunaan kalimat tidak baku.
    • Penulis perlu menyadari dampak dari penggunaan bahasa yang tidak baku dalam konteks digital.
  4. Pendidikan Bahasa:

    • Pemahaman tentang perbedaan antara bahasa baku dan tidak baku penting dalam pendidikan bahasa.
    • Guru perlu mengajarkan siswa tentang konteks yang tepat untuk masing-masing jenis bahasa ini.
  5. Perkembangan Bahasa:

    • Bahasa bersifat dinamis dan terus berkembang.
    • Kalimat tidak baku mungkin menjadi lebih diterima seiring waktu, terutama jika penggunaannya meluas.

Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, pembahasan tentang kalimat tidak baku dapat menjadi lebih komprehensif dan relevan dalam konteks penelitian bahasa atau pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun