Mohon tunggu...
Hilal BaihaqiAlvy
Hilal BaihaqiAlvy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa jurusan ilmu hubungan internasional yang ingin membagikan opini dan juga mengulas masalah yang terjadi terhadap dunia internasional

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Abu-Abu di Atas Hijau: Enigma Peraturan Uni Eropa terhadap Peredaran Ganja

5 Juli 2024   13:00 Diperbarui: 5 Juli 2024   13:18 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hukum Uni Eropa dan Konvensi Tunggal PBB 1961 tentang Obat-obatan Narkotika yang telah disetujui oleh 97 negara menyatakan pelarangan penjual ganja secara komersial untuk penggunaan orang dewasa. Namun kenyatannya, sekitar 8% orang dewasa di Eropa diperkirakan menjadi pengguna ganja setiap hari atau hampir tiap hari. Penggunaan ganja itu sendiri dapat menyebabkan gangguan kesehatan fisik dan mental, termasuk gangguan pernafasan, gangguan akan ketergantungan, serta gejala psikotik lainnya. Di Eropa, produk ganja semakin beragam bentuk dan jenisnya, termasuk minyak, produk vaping, bahkan makanan yang dapat dimakan. Lalu, bagaimana Uni Eropa mengatasi permasalahan penyebaran, penjualan, serta pemakaian ganja yang semakin meningkat ini?

GANJA DI PASAR EROPA

Merupakan sebuah rahasia umum bahwa penjualan ganja merupakan salah satu bisnis dengan keuntungan yang cukup besar. Di tahun 2021 saja pendapatan yang dihasilkan oleh penjualan ganja di pasar Eropa mencapai angka 11.4 milliar Euro, menjadikan penjualan tanaman ganja sebagai penjualan obat-obatan terbesar di Eropa. Perdagangan ganja di Eropa diyakini melibatkan berbagai jaringan, baik itu di sekitar Uni Eropa maupun non-Uni Eropa. Mayoritas penemuan produk ganja di Eropa dinyatakan sebagai hasil dari produksi rumahan, lalu beberapa produk ganja lainnya juga berasal dari hasil selundupan Afrika dan Amerika. Metode yang digunakan untuk menyelundupkan ganja juga semakin beragam jika dilihat dari berbagai kasus yang terjadi akibat dari peraturan ketat komisi Eropa.

Namun dengan keuntungan yang begitu menggiurkan, berbagai macam kesempatan, strategi, serta adaptasi tetap dilakukan oleh berbagai pihak untuk dapat memasarkan produk ganja tersebut. Dengan keuntungan yang tinggi ini pula, penulis percaya bahwa beberapa negara di Eropa tergiur dengan angka keuntungan yang tinggi dari hasil pemasaran ganja ini, yang kemudian mendorong mereka untuk menyiasati strategi untuk menghindari aturan ketat yang ada.

JUSTIFIKASI GANJA 

Terdapat perdebatan untuk pemberian lampu hijau terhadap ganja di Eropa, Malta menjadi negara pertama yang memperbolehkan penjualan ganja untuk orang dewasa di tahun 2021. Luxemburg mengesahkan peraturan di tahun 2023 untuk melegalkan kepemilikan ganja pribadi dan penanaman di rumah hingga empat tanaman per rumah tangga untuk mereka yang berusia 18 tahun ke atas. Lalu disusul oleh Swiss dan Belanda yang akan merealisasikan program percobaan yang dapat memberikan akses terbatas terhadap penjualan ganja yang diiringi dengan pemantauan efeknya terhadap kesehatan masyarakat. Selanjutnya terdapat negara seperti Jerman dan Republik Ceko yang merencanakan untuk legalisasi ganja di negaranya.

Lalu bagaimana dengan negara Eropa lainnya?

Penjualan ganja yang digunakan untuk rekreasi sebagian besar masih dilarang di beberapa negara. Beberapa negara telah menciptakan kebijakan yang lebih halus dalam hal kepemilikan ganja dalam jumlah kecil, kepemilikan terhadap ganja tetap merupakan bentuk pelanggaran tetapi pemilik tidak dapat dituntut dan menghadapi sanksi pidana namun tetap mendapatkan denda atau hukuman lainnya. Negara yang menggunakan peraturan tersebut seperti, Portugal, Kroasia, Estonia, Italia, Austria, Belgia, serta Spanyol dan Slovenia. Namun, penyitaan dari hasil kasus penyelundupan tetap terjadi, seperti di Spanyol. Pada tahun 2023, misalnya, pihak berwenang Spanyol menyita 22-ton resin ganja yang disembunyikan dalam kemasan tomat palsu yang diduga akan diselundupkan ke Prancis.

ENIGMA YANG TERJADI 

Peraturan yang dapat dinilai abu-abu inilah yang memungkinkan maraknya kasus penyelundupan ganja yang terjadi di Eropa. Dengan angka keuntungan yang cukup tinggi juga tidak dapat menutupi dugaan bahwa beberapa negara Eropa juga ingin merasakan dana besar ini. Negara-negara tersebut melegalkan ganja sehingga tidak diperlukan lagi adanya penyelendupan karena ganja sudah menjadi produk milik negara. Potensi pendapatan pajak yang cukup besar juga dapat diambil dari penjualan ganja. Sedangkan biaya untuk penegakan hukum pelarangan ganja terbilang cukup besar, legalisasi dapat menghemat penggunaan dana tersebut yang kemudian dapat digunakan untuk hal lain. Legalisasi juga sering dijadikan strategi untuk memudahkan pengaturan dan pengawasan negara terhadap produksi dan penjualan ganja.

Meskipun demikian, penulis percaya bahwa dengan potensi keuntungan yang tinggi tersebut juga terdapat tantangan serta efek negatif yang dapat terjadi dari legalisasi ganja tersebut. Mulai dari dampak kesehatan sampai keamanan publik. Keputusan untuk melegalkan ganja adalah keputusan yang terbilang kompleks dengan banyak faktor yang harus dipertimbangkan dengan matang oleh negara-negara yang ingin melegalkannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun