4. Membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam     Â
    dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
  6.  Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah
Tujuan utama pembelajaran di sekolah dititik beratkan pada pendidikan dan pengajaran siswa. Hasil pembelajaran dan bagaimana karakteristik siswa harus dikuasai oleh pendidik. Menurut Ki Hadjar Dewantara, anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu. Penyelenggaraan pendidikan diharapkan mampu mengeksplorasi diri dan berpihak pada siswa, menghargai keberagaman dan memberikan kesempatan siswa untuk mengeksplorasi diri yang membentuk murid merdeka
Ki Hajar Dewantara mengibaratkan seorang pendidik seperti seorang petani ,Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani di lahan yang  telah  disediakan. Anak-anak itu bagaikan bulir-bulir jagung yang ditanam. Bila biji jagung ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik  dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak tani.
Demikian sebaliknya, meskipun biji jagung  yg  disemai adalah bibit berkualitas baik namun tumbuh di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta 'tangan dingin' pak tani, maka biji jagung itu mungkin tumbuh namun tidak akan optimal.
Dalam proses "menuntun", anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai 'pamong' dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang pamong' dapat memberikan 'tuntunan' agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar
Dengan melatih dan mengeksplorasi paradigma atau penemuan konsep diri berbasis kekuatan yang ada pada diri akan mudah mengaktualisasi potensi sekolah. IA dikenal sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan
Manajemen perubahan yang menggunakan paradigma IA salah satunya adalah BAGJA (Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi bersama, Jabarkan rencana, Atur eksekusi). Melibatkan semua pemangku kepentingan, implementasi IA akan lebih efektif. IA dengan memberdayakan potensi yang ada dengan metode BAGJA. Dengan BAGJA analisis potensi dan visi lebih terarah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H