Rapid Test Antigen dianggap lebih akurat untuk mendeteksi Virus Corona dibanding Rapid Test Antibodi, karena mengambil sampel lendir pada tempat berkumpulnya Virus Corona dalam tubuh. Namun apabila hasil Rapid Test Antigen reaktif, tetap harus dilakukan pemeriksaan PCR Test untuk diagnosis Covid-19 lebih lanjut.
Polymerase Chain Reaction Test (PCR Test)
PCR Test adalah pemeriksaan untuk melihat pola gen DNA dan RNA makhluk hidup, seperti bakteri dan virus, termasuk Corona Virus. Setiap makhluk hidup memiliki pola genetik yang memiliki khas masing masing. Melalui PCR Test, maka kita akan mengetahui apakah sampel spesimen tubuh kita mengandung Corona Virus atau tidak.
PCR Test dilakukan dengan metode usap (Swab Test) dan menguji sampel lendir untuk dilakukan test lab. Proses untuk mengetahui hasilnya saat ini paling cepat adalah satu hari, karena membutuhkan waktu untuk ekstraksi genetik. Lama waktu uji sampel juga bergantung pada ketersediaan alat pada fasilitas kesehatan. Di daerah-daerah yang memiliki fasilitas terbatas, hasil PCR Test paling cepat diketahui 3 - 7 hari.
PCR Test adalah pemeriksaan yang direkomendasi oleh badan kesehatan dunia WHO dan Kementerian Kesehatan RI karena memiliki tingkat akurasi yang paling tinggi. Melalui tes ini lah seseorang dapat dinyatakan positif Covid-19 atau tidak.
Berikut adalah perbedaan dari ketiga jenis pemeriksaan diatas
Sampel yang diperiksa
Sampel yang digunakan untuk Rapid Test Antibodi adalah darah yang diambil dari ujung jari atau pembuluh darah. Sedangkan PCR Test dan Rapid Test Antigen menggunakan sampel lendir dari rongga tenggorokan dan rongga hidung.
Tingkat akurasi
Pemeriksaan yang paling baik dan dianjurkan untuk mendeteksi Corona Virus adalah PCR Test, karena memiliki akurasi 80-90%. Sedangkan Rapid Test Antigen memiliki satu tingkat lebih rendah sedikit dibawah PCR Test. Lalu Rapid Test Antibodi sangat tidak dianjurkan untuk deteksi Corona Virus karena memiliki akurasi yang sangat rendah.
Tujuan pemeriksaan