Sejarah kerap kali dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan bagi peserta didik. Hal itu disebabkan oleh pembelajaran sejarah yang berisi narasi dan cerita dari masa lalu yang biasanya hanya disampaikan melalui buku teks dengan bacaan yang sangat panjang, serta ceramah guru dari awal hingga akhir pembelajaran. Sehingga diperlukan adanya sebuah inovasi gaya pembelajaran guru sejarah dalam menyampaikan materi sejarah agar pelajaran sejarah menjadi lebih menarik dan bermakna bagi peserta didik.
Untuk membuat proses pembelajaran sejarah yang lebih menarik salah satu caranya yaitu guru sejarah dapat menggunakan berbagai media pembelajaran yang menarik dalam menyampaikan materi sejarah agar lebih menarik dan dapat mudah dipahami oleh peserta didik. Hal itu sejalan dengan pengertian media pembelajaran yang dikemukakan oleh Hamka dan Effendi (2019), yang mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan sebuah alat bantu yang dimanfaatkan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik untuk meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap isi materi pelajaran. Sehingga dalam fungsinya, media pembelajaran berperan dalam memperjelas penyajian materi selama proses pembelajaran yang kemudian dapat memperlancar proses pembelajaran dan meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran.
Di era digital seperti saat ini, terdapat banyak pilihan media pembelajaran yang dapat ditemui di internet dan dibuat oleh guru melalui aplikasi-aplikasi design yang tersedia. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran diantaranya yaitu media grafik. Grafik merupakan sebuah penyajian data yang ditampilkan dalam bentuk visual. Sehingga grafik dapat dikatakan sebagai sebuah visualisasi dari data yang biasanya berupa angka-angka agar dapat menyederhanakan tampilan informasi yang kompleks menjadi lebih mudah untuk dipahami.
Grafik sebagai media pembelajaran sejarah, dapat membantu pemahaman peserta didik dan memudahkan peserta didik dalam mengingat data-data yang berkaitan dengan peristiwa sejarah. Dengan memvisualisasikan data-data menjadi grafik peserta didik akan menjadi lebih mudah dalam memahami dan mengingatnya apabila dibandingkan ketika data tersebut dibuat dalam bentuk teks panjang. Hal itu juga sejalan dengan teori picture superiority effect, yang dimana teori tersebut mengemukakan bahwa gambar akan dapat lebih mudah diingat oleh otak manusia dibandingkan dengan teks.
Media grafik dalam pembelajaran sejarah juga dapat mendorong peserta didik dalam berpikir kritis. Melalui media grafik yang ditunjukan selama proses pembelajaran, guru dapat mendorong peserta didik untuk berpikir mengapa grafik yang berisikan data dari masa lalu tersebut dapat menghasilkan data yang seperti itu pada masanya. Sehingga dalam proses pemaparan media grafik ini kemudian dapat meningkatkan keaktifan peserta didik agar menyampaikan pendapat dan pandangannya tentang grafik yang ditampilkan.
Contoh penggunaannya diantaranya seperti penggunaan grafik diatas. Grafik tersebut menggambarkan perkiraan ekspor rempah dari berbagai belahan dunia yang menuju Eropa pada tahun 1380-1680. Melalui grafik tersebut, guru sejarah dapat memberikan gambaran sejak kapan masa penjajahan yang dilakukan bangsa Eropa mulai dilakukan secara masif. Selain itu guru juga dapat memantik pemikiran kritis peserta didik dengan melemparkan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan grafik tersebut.
Melalui penggunaan media grafik dalam pembelajaran sejarah, diharapkan materi-materi sejarah yang disampaikan oleh guru sejarah dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Media grafik menjadi alternatif penyampaian materi yang lebih menarik dan mudah dipahami dibandingkan hanya dengan metode pembelajaran yang cenderung monoton, seperti membaca teks-teks panjang dan ceramah yang berlangsung dari awal hingga akhir pembelajaran. Dengan media grafik, guru dapat menyajikan data-data sejarah dalam bentuk visual yang lebih sederhana dan menarik yang kemudian tidak hanya membantu peserta didik memahami materi dengan lebih baik namun juga membuat pembelajaran menjadi lebih variatif dan tidak membosankan.
Namun, meskipun penggunaan media grafik memiliki banyak nilai positif dalam penerapannya, terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh guru untuk menggunakan media grafik dalam pembelajaran sejarah. Tantangan tersebut diantaranya seperti sulitnya sumber data-data dari masa lalu. Biasanya data-data dari masa lalu sulit ditemukan lantaran pada zaman dulu pencatatan dan arsip terkait angka-angka statistik kehidupan pada zaman itu belum gencar dilakukan. Data-data statistik biasanya mudah untuk ditemukan dimulai dari rentang tahun 1950-an ke atas. Sehingga menjadi tantangan bagi seorang guru sejarah untuk mencari data-data statistik kehidupan masa lalu dibawah rentang tahun tersebut.
Selanjutnya, apabila guru sudah menemukan data yang akan digunakan dalam grafiknya, timbul masalah berikutnya mengenai kredibilitas dari sumber data tersebut. Guru harus memperhatikan relevansi dan kredibilitas data yang digunakan dalam grafik yang akan ditampilkan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru sejarah perlu melakukan analisis sumber dan memilih data yang akurat sebelum menyusun grafik sebagai media pembelajaran.
Tantangan selanjutnya yakni terkait interpretasi terhadap grafik tersebut. Guru harus mampu menjelaskan grafik secara jelas dan dapat dipahami sepenuhnya oleh peserta didik agar mereka dapat menangkap informasi yang disampaikan melalui grafik dengan tepat. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam membaca grafik yang dapat menyebabkan kesalahpahaman terhadap fakta sejarah.