Pada awalnya, Tambang Emas Tumpang Pitu milik PT Bumi Suksesindo yang terletak di Dusun Pancer ini memunculkan masalah, dimana tenaga kerja yang diserap kebanyakan merupakan tenaga kerja asing. Namun, pada tahun belakangan, 65% tenaga kerja tambang ini merupakan warga lokal asli Banyuwangi.Â
Problematika tambang ini juga merambah ke nelayan, banyak nelayan yang mengaku hasil tangkapannya berkurang setelah kegiatan penambangan di Gunung Tumpang Pitu itu dilakukan. Hal ini tentunya mengganggu aktivitas ekonomi warga Pancer yang kebanyakan bermata pencaharian sebagai nelayan.
Masalah ketimpangan juga terjadi di Kecamatan Tegaldlimo yang merupakan kecamatan dengan luas terbesar di Banyuwangi. Komersialisasi Balai Taman Nasional Alas Purwo di Semenanjung Blambangan untuk wisata rupanya tidak cukup untuk memajukan perekonomian di wilayah tersebut. Serapan tenaga kerja lokal dalam pengelolaan Taman Nasional sudah cukup bagus, tetapi pemberdayaan ekonomi kreatif masyarakat di Kecamatan Tegaldlimo masih relatif kurang.Â
Dilihat dari sedikitnya produk khas di Tegaldlimo, sebenarnya masyarakat memiliki lokasi strategis dalam menjangkau wisatawan non-lokal saat berkunjung ke Alas Purwo. Bila hal tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik, maka perekonomian di wilayah Tegaldlimo akan naik secara signifikan.Â
Pemberdayaan ekonomi kreatif di Banyuwangi diberlakukan untuk mengembangkan potensi masyarakat di beberapa daerah. Di pelosok bagian barat misalnya, Dusun Kakao yang berjarak 62 kilometer dari pusat kota memiliki produk khas berbahan dasar kakao untuk mengembangkan ekonomi daerahnya. Pendirian pabrik produksi kakao menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin menikmati langsung olahan coklat lokal dari tempat ini.Â
Alhasil, buah kakao yang sebelumnya langsung diekspor ke luar negeri, kini sebagian dapat diolah dan dijajakan di kafetaria milik Dusun Kakao. Pengembangan ekonomi kreatif ini juga didukung oleh pemerintah kabupaten dengan pembangunan amfiteater untuk pertunjukan seni.Â
Perkebunan kakao di Kecamatan Glenmore memang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kakao terbaik di dunia. Kakao edel, sebagai komoditi unggulan, dijuluki sebagai coklat mulia karena cita rasa dan perlakuan yang diberikan berbeda dari kakao biasa. Hal ini tentunya menjadi daya tarik tersendiri bagi daerah ini.Â
Dimana Kecamatan Glenmore memiliki potensi besar di masa depan, karena diprediksi akan menjadi ramai setelah pembangunan jalan lintas selatan Jember-Banyuwangi. Sehingga pemberdayaan ekonomi kreatif berbasis sumber daya yang tersedia akan dapat menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Contoh lainnya berada di bagian utara Kabupaten Banyuwangi, pemerintah kabupaten memberdayakan Desa Wisata Tamansari di Kecamatan Licin untuk menjadi sumber ekonomi baru bagi warga sekitar. Desa ini memiliki ikon yang menarik wisatawan, seperti Taman Gandrung Terakota, Wisata Alam Sendang Seruni, wisata kuliner khas Banyuwangi, serta Pasar Gandrungan yang diresmikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.Â
Dalam pengelolaannya, pemerintah memberi kewenangan kepada Bumi Desa, sehingga terjadi peningkatan taraf hidup masyarakat desa dan memajukan pariwisata daerah. Diharapkan pula, masyarakat dapat beralih dari yang sebelumnya hanya bergantung pada sektor agraris kini mulai dapat mengembangkan sektor pariwisata sebagai pundi-pundi ekonomi.