Mohon tunggu...
Hikma Jaya
Hikma Jaya Mohon Tunggu... -

memulai langkah dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pejabat Korupsi, Penyanyi Lipsync

21 Oktober 2013   20:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:12 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin banyak saja kejadian memprihatinkan di negeri tercinta ini. Setiap hari kita dibikin geleng-geleng kepala oleh pejabat-pajabat negara yang berurusan dengan KPK. Mereka yang diberikan kepercayaan oleh rakyat untuk menduduki jabatan di pemerintahan justru menggunakan kekuasaannya untuk menjarah uang rakyat. Mulai dari tingkat kepala desa hingga menteri semakin banyak yang ketahuan menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk mencuri uang rakyat.

Beda lagi di rapat para wakil rakyat, banyak kursi yang nampak ‘berdebu’. Kebanyakananggota disinyalir lebih sibuk ‘nyaleg’ dan berusaha merebut simpati rakyat agar terpilih kembali di pemilu mendatang namun mengabaikan tugas yang masih menjadi kewajiban mereka untuk memperjuangkan kepentingan rakyat yang mereka wakili. Sering juga kita melihat situasi rapat yang tidak lagi menunjukkan kewibawaan para wakil kita ini, ada yang kedapatan tertidur bahkan ada yang membuka situs porno, sering juga terdengar kata-kata yang tidak pantas keluar dari mulut mereka.

Tidak jauh beda di dunia hiburan, banyak penyanyi yang membohongi penonton dengan melakukan lipsync. Mereka seolah tidak memikirkan pengorabanan para penonton yang telah rela berdesak-desakan di bawah terik matahari demi menonton pertunjukan mereka. Bagi saya lipsync itu korupsinya para penyanyi, saya berharap di negara kita segera diadakan aturan yang dengan tegas melarang penyanyi melakukan praktek lipsync seperti yang telah ada di China.

Memang terdapat persamaan antara pejabat dengan para artis/penyanyi. Di awal kemunculannya mereka sama-sama berusaha mencari perhatian dan berbuatnya yang baik-baik saja. Setelah mereka mendapatkan kekuasaan atau menjadi artis terkenal, mereka sama-sama melakukan kebohongan kepada rakyat. Memang tidak semua pejabat dan artis melakukan hal demikian, namun seperti kata pepatah “nila setitik merusak susu sebelanga” maka mereka yang baik-baik juga kecipratan tinta hitam para pengkhianat itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun