Mohon tunggu...
Hikma Ilahi
Hikma Ilahi Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Gizi Universitas Hasanuddin, Makassar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cegah Anemia Wujudkan Remaja Sehat Berkualitas

24 September 2024   08:13 Diperbarui: 24 September 2024   08:38 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju masa dewasa, dimana proses pertumbuhan pada masa ini terjadi begitu cepat. Namun, masalah utama yang kini dihadapi dilingkup kesehatan indonesia bahkan juga di dunia yaitu dihadapkan pada banyaknya anak yang mengalami kekurangan nutrisi yang dapat menyebabkan terjadinya berbagai penyakit yaitu salah satunya adalah anemia.

  • Anemia merupakan masalah yang sangat krusial di Indonesia. 3-4 dari 10 remaja di Indonesia menderita anemia. Berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2018 prevalensi anemia pada remaja Indonesia saat ini yaitu sebesar 32%.

Menurut Novy Ramini Harahap (2018) Anemia adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal atau turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah. Anemia umumnya banyak terjadi pada kalangan remaja putri. Masalah ini dapat terjadi karena defisiensi mikronutrien atau kekurangan zat gizi mikro berupa zat besi (Fe).

Kebanyakan kalangan remaja sering kali mengabaikan kondisi kesehatannya sendiri karena merasa dirinya sehat dan tidak perlu untuk mengonsumsi TTD (Tablet Tambah Darah) dan alhasil suplemen yang diberikan hanya disimpan begitu saja dan tidak dikonsumsi. Kurangnya kesadaran pada remaja inilah yang menghambat penurunan angka anemia di Indonesia. Maka dari itu perlu untuk diadakan pelatihan pembinaan kader kesehatan untuk mengedukasi kalangan yang rentan terjangkit penyakit anemia mengenai pentingnya konsumsi TTD.

Namun selain dari faktor internal berupa kesadaran setiap individu, ada pula faktor eksternal yang dapat meningkatkan prevalensi anemia di Indonesia. Salah satunya yaitu faktor kemiskinan. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat 25,22 juta orang yang berada pada status sosial ekonomi yang memprihatinkan.

Masyarakat yang berada pada status ekonomi rendah pastinya akan berdampak pada proses pemilihan asupan makanannya. Asupan makanan yang kurang berupa tidak mengonsumsi sayur-sayuran atau bahkan buah-buahan inilah yang dapat menimbulkan berbagai penyakit yang berkaitan dengan gizi yaitu salah satunya adalah anemia.  

Maka dari pemerintah seharusnya memperhatikan dan memprioritaskan kalangan bawah yang kesulitan untuk mendapatkan asupan makanan yang bergizi, dan juga kita sebagai remaja yang tidak kesulitan dalam memperoleh makanan perlu untuk memperhatikan asupan makanan yang bergizi dan juga kaya akan zat besi agar kita dapat terhindar dari anemia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun