Kekurangan zat besi pada remaja bisa sangat berbahaya dan berdampak jangka panjang terhadap kesehatan fisik dan mental mereka. Zat besi merupakan mineral penting yang diperlukan tubuh untuk memproduksi hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang bertanggung jawab membawa oksigen ke seluruh tubuh. Jika asupan zat besi tidak mencukupi, remaja dapat mengalami anemia defisiensi besi, yang gejalanya meliputi kelelahan, pusing, lemah, kulit pucat, dan penurunan konsentrasi.
Bahaya utama dari kekurangan zat besi pada remaja adalah:
1. **Penurunan Kinerja Akademik**: Kekurangan zat besi dapat menyebabkan gangguan kognitif dan kesulitan konsentrasi, yang berdampak negatif pada kinerja akademik dan kemampuan belajar.
2. **Penurunan Daya Tahan Tubuh**: Kekurangan zat besi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat remaja lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
3. **Pertumbuhan dan Perkembangan Terganggu**: Remaja adalah masa pertumbuhan yang cepat. Kekurangan zat besi dapat mengganggu pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang optimal.
4. **Masalah Emosional dan Psikologis**: Kekurangan zat besi juga dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi, kecemasan, dan perubahan suasana hati.
**Kesimpulan**: Kekurangan zat besi pada remaja merupakan masalah serius yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kesehatan fisik dan mental. Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk mendapatkan asupan zat besi yang cukup melalui pola makan seimbang atau suplementasi jika diperlukan, demi mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka secara optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H