Dua hari lalu aku bertemu dengan perempuan yang sudah sembilan tahun menikah tapi belum dikaruniai seorang anak. Katanya,"Ditanya anak rasanya sama dengan ditanya mengapa belum menikah." Aku menjawab,"Seandainya kita bertukar tempat, mungkin aku tidak sanggup menjadi mbak, dan mbak tidak sanggup menjadi aku. Itu kebijakan Allah, mbak." (Menanggapi beberapa komentar: bagian penutup ini tidak berarti "menyamakan" derita, tapi sekadar gambaran agar kita bisa saling bersimpati dan berempati pada masalah orang lain, tidak mengikuti kemauan mulut kita yang sulit dikontrol. Bahwa bagaimana pun apa yang terjadi pada kita saat ini adalah yang terbaik dan apa yang dihadapi orang lain, meski terlihat mudah, belum tentu bisa kita hadapi kalau kita yang mengalaminya saat ini.)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H