Mohon tunggu...
Badia Hikmah Safitri
Badia Hikmah Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

You can do it !! Let's get it !!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Belajar Menjaga Kelekatan pada Anak Melalui Film "Hope"

22 September 2021   21:39 Diperbarui: 10 Oktober 2021   14:29 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayah SoWon datang dengan ide untuk selalu mengenakan kostum Kokomong setiap kali dia ingin melihat putrinya. Selama ayah So-Won memakai kostum, SoWon bisa tersenyum dan tidak merasa malu seperti biasanya.

Selama terapi, SoWon memberi tahu psikiater bahwa dia mengkhawatirkan orang tuanya. Dia takut orang tuanya tidak bisa bekerja dan menghabiskan terlalu banyak uang untuknya. 

Kemudian dia bercerita bahwa ketika kakaknya lahir, dia ingin memeluk adiknya tetapi dia khawatir adiknya akan menjadi kotor jika terkena kantung kolostominya.  

SoWon juga menceritakan bahwa dia sangat merindukan sekolah dan teman-temannya, tetapi dia sangat malu dengan kejadian itu sehingga dia tidak pernah ingin memberi tahu siapa pun tentang hal itu.

Waktunya telah tiba bagi SoWon untuk dinyatakan sembuh dan dapat pulang dari rumah sakit. SoWon sangat takut dan ia meminta untuk tinggal di rumah sakit karena dia takut tinggal di rumah. 

Bahkan dalam perjalanan pulang, dia panik dan muntah, tetapi kepanikan itu hilang saat dia mencapai pintu. Di pintunya tergantung banyak memo-memo dan foto teman sekelas SoWon.

Pada keesokan harinya SoWon pergi ke sekolah seperti biasa, ayahnya (masih memakai kostum Kokomong) mengikuti So-Won kemana-mana dan selalu menyambut setiap kesempatan, yang membuat SoWon tidak gugup dan takut sendirian. 

Ayah SoWon juga berpesan kepada para guru untuk mewaspadai anak-anak mereka dan sebisa mungkin menghindari kontak langsung dengan anak-anak mereka.

Trauma SoWon berangsur-angsur membaik, ia sudah bisa berjalan bersama teman laki-lakinya (sebelumnya teman-temannya hanya diperbolehkan berjalan di belakangnya). 

Suatu hari, SoWon bertanya apakah boneka Kokomong yang mengikutinya adalah ayahnya. Hari itu, SoWon menggandeng tangan ayahnya dan pulang ke rumah dan menyeka keringat ayahnya karena pakaiannya terlalu panas. Dia tidak lagi takut pada ayahnya.

Dari film ini kita belajar, bahwa tanpa adanya dukungan, perawatan, dan perhatian orang tua dengan baik. SoWon tak akan cepat pulih dari trauma yang di milikinya. Keterikatan bukanlah ikatan alami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun