Mohon tunggu...
Badia Hikmah Safitri
Badia Hikmah Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

You can do it !! Let's get it !!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Belajar Menjaga Kelekatan pada Anak Melalui Film "Hope"

22 September 2021   21:39 Diperbarui: 10 Oktober 2021   14:29 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film "Hope"/Sumber: kumparan.com

Dalam beberapa hari terakhir, saya telah menemukan banyak berita tentang pemerkosaan dan pelecehan seksual. Sayangnya, para pelaku adalah anggota keluarga mereka sendiri. 

Sebagai unit terkecil dari masyarakat, keluarga memikul tanggung jawab utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. 

Ketika kebutuhan dasar anak terpenuhi, mereka akan mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, seperti kebutuhan fisik (sandang, pangan, papan) dan kebutuhan psikologis (berupa dukungan, perhatian, dan perawatan). 

Namun ironisnya, keluarga justru menjadi sumber ancaman dan kecemasan bagi anak-anak, karena anak seringkali mendapat perlakuan kasar dari keluarganya, terutama orang tuanya. 

"Sangat di sayangkan, apabila pelaku  adalah bagian dari anggota keluarga sendiri, karena seharusnya keluarga menjadi sosok pelindung utama"

Hubungan anak dengan orang tua merupakan sumber emosional dan kognitif bagi anak. Hubungan tersebut memberi kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi lingkungan maupun kehidupan sosial. 

Hubungan anak pada masa-masa awal dapat menjadi model dalam hubungan-hubungan selanjutnya. Hubungan awal ini dimulai sejak anak terlahir ke dunia, bahkan sebetulnya sudah dimulai sejak janin berada dalam kandungan (Sutcliffe,2002).

Belajar menjaga kelekatan anak pada film "Hope". Film Hope dengan judul lain adalah Wish adalah salah satu film Korea berdasarkan kisah nyata yang terjadi pada tahun 2008.  

Film ini menceritakan kehidupan sehari-hari SoWon, seorang gadis cantik berusia 8 tahun yang tinggal bersama orang tuanya. Ayah SoWon, DongHoon, bekerja di sebuah pabrik, sementara ibu SoWon, MiHee, menjalankan toko kelontong mereka di rumah setiap hari. MiHee saat ini sedang mengandung anak keduanya.

Orang tua SoWon begitu sibuk dengan pekerjaan sehingga SoWon tidak mendapatkan perhatian yang cukup, tetapi bukan kurangnya perhatian yang menjadi broken home, hanya saja SoWon lebih dewasa dan mandiri, untuk usia yang seharusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun