Mohon tunggu...
Hikmah Komariah
Hikmah Komariah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

seseorang yang suka mengeluh atas berbagai ketidakidealan dan kerusakan yang ada, mencoba berpikir out of the box dan berusaha menemukan ide yang mencerahkan untuk dunia saat ini dan dunia dimasa mendatang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Siti, Si Kupu-kupu Malam (3)

27 Januari 2016   23:02 Diperbarui: 27 Januari 2016   23:12 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(5)
Mas Eko… Mas Eko…

Kenapa begini jadinya??

Siti masih tak percaya

Siti masih terus meratap

 

Malam itu, dikala hujan mengguyur bumi

Dilihat wajah suaminya terakhir kali

Wajah lembut dan santun yang ia cintai

Wajah palsu yang akhirnya ia benci

 

Aku benci sesuatu yang bersembunyi

Dibalik wajah itu

Sesuatu yang berhasil mengelabui

Mata dan hati

Sesuatu yang berhasil membawaku kesini

Lingkaran setan ini..

Tapi tak guna lagi

Meratapi dan mengutuki

Semua telah terjadi..

 

(6)
Siti berontak, tak mau bekerja

Menolak jadi wanita tuna susila

Pemuas nafsu lelaki nista

Ini pekerjaan hina

Allah akan murka

Allah akan murka

 

Sungguh celaka nasibnya

Tak mengerti ia kehidupan wisma

Yang bisa kasar pada wanita

Bahkan membuatnya tak bernyawa

 

Mulutnya berdarah

Akibat kerasnya tamparan

Yang mendarat di kedua pipi

Tubuhnya kelu

Dipukuli tanpa ampun

Dengan sebilah bambu

Tak apa… Tak apa…

Biar saja aku mati

Biar saja aku mati

Siti terus menjerit tanpa henti

 

Jadi mau bunuh diri?

Pengecut!

Apa Allah akan mengampuni?

Manusia hina yang lari

dari cobaan duniawi!

Wanita itu lagi

Mereka memanggilnya “Mami”

 

Tangis Siti memecah malam

Ia meraung sejadinya

Hingga suaranya tertelan keheningan

Pilihan seolah meninggalkannya

 

Hadapi dengan berani

Cobaan duniawi ini

Mungkin kemuliaan akan kau temui

Diujung jalan panjang ini

 

(7)
Ada wanita lain yang ia lihat

Dari balik cermin

Balas memandanginya

Wajah wanita itu asing

Tapi entah kenapa serupa dengannya

 

Wanita itu cantik dan seksi

Mengenakan rok mini

Bibir dan pipinya merah merona

Lelaki manapun pasti tergoda

Itulah Siti,

Kini…

 

Siti telah bertransformasi

Dia tak mengenali dirinya sendiri

Orang-orang tak lagi memanggilnya Siti

Terlalu kampungan, mereka bilang

Terlalu baik untuk pekerjaan hina

Siti berubah menjadi Stella

 

Mengapa menundukkan kepala?

Kau masih saja seperti gadis desa

Malu pada dunia

Malu pada diri sendiri

Jadilah wanita luar biasa

Berani melawan dunia

yang tak adil padamu!

Angkat kepalamu tinggi-tinggi

Mami selalu berteriak padanya

 

Ucapan Mami ada benarnya

Hidupnya sudah hancur

Tapi jiwanya tak boleh hancur

Siti harus berubah

Dia akan berubah

Dia memang telah berubah

Sekalipun buta dimana akhir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun