Mohon tunggu...
Hikmah Nurchasanah
Hikmah Nurchasanah Mohon Tunggu... Guru - Saya mengajar di SD N 3 Bojong Kec/Kab Purbalingga, Jawa Tengah

Keep Hamazah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pembelajaran Daring dengan Model Contextual Teaching and Learning Berbantu Media Power Point Lebih Menarik bagi Siswa SD

7 Desember 2020   16:22 Diperbarui: 15 Desember 2020   11:43 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid-19  melanda seluruh penjuru dunia yang kemudian merebak di Indonesia. Pandemi global ini praktis membuat banyak aktivitas tidak bisa berjalan normal atau bahkan terhenti, termasuk di bidang pendidikan. Institusi pendidikan telah ditutup sebagian atau seluruhnya. 

Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia, salah satunya adalah untuk membentuk manusia yang berpotensi dan berkualitas. 

Pendidikan dapat terwujud dengan proses belajar, baik belajar secara formal maupun non formal. Pada masa pandemi covid-19 siswa berada di rumah sepanjang hari yang menyebabkan pembelajaran harus dengan cara online/daring.

Lantas adakah relevansi antara pembelajaran model Contextual Teaching and Learning berbantu media power point pada masa pandemi dengan pembelajaran daring pada siswa kelas rendah ? Pada pembelajaran di kelas rendah Sekolah Dasar yakni menerapkan pembelajaran tematik terpadu. 

Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan beberapa mata pelajaran dalam satu kegiatan pembelajaran dalam berbagai tema sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. 

Seperti yang dikemukakan oleh Mursyid, Sarengat & Muncarno (2018) menjelaskan pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa". Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menekankan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. 

Pembelajaran ini melibatkan beberapa kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator dari suatu mata pelajaran, atau bahkan beberapa mata pelajaran. Melalui pembelajaran tematik, siswa diharapkan dapat belajar dan bermain dengan kreativitas yang tinggi.

Pembelajaran tematik membutuhkan model pembelajaran yang sesuai yaitu Contextual Teaching and Learning (CTL). Model pembelajaran ini dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan. Menurut Rahmawati (2018), "Contextual Teaching and Learning (CTL) pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan ". 

Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi delapan komponen berikut: membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, melakukan kerja sama, berpikir kritis dan kreatif, membantu individu untuk tumbuh berkembang, mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik. 

Dalam model pembelajaran Contextual Learning and Teaching (CTL), tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas. 

Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peranan guru yang berada di dalam kelas yang dikelola dengan model Contextual Learning and Teaching (Singarimbun, 2018).

Singarimbun (2018) mengatakan ada tujuh komponen utama pembelajaran yang mendasari penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Ketujuh komponen utama itu adalah:

  • Konstruktivisme (Constructivism). Sebagai Filosofi, yaitu menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa dengan cara memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri dan menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.
  • Menemukan (Inquiri). Sebagai strategi belajar, yaitu melaksanakan kegiatan inquiri untuk mencapai kompetensi yang diinginkan semua bidang studi.
  • Bertanya sebagai alat belajar, yaitu mengembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya dan gunakan pertanyaan untuk menuntun siswa berpikir, karena pengetahuan seseorang, selalu bermula dari bertanya.
  • Masyarakat belajar (Learning community) yaitu menciptakan "masyarakat belajar" dalam kelas kegiatan pembelajaran dilakukan dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa yang pandai mengajari yang lemah dan yang tahu memberi tahu yang belum tahu.
  • Pemodelan (Modeling) yaitu menunjukkan "model" sebagai contoh pembelajaran (benda,guru, siswa lain, dll).
  • Refleksi (Reflection) yaitu Melaksanakan refleksi pada akhir program pengajaran agar siswa merasa bahwa hari ini mereka belajar sesuatu.
  • Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment) yaitu menilai dengan berbagai cara dan berbagai sumber.

Langkah-langkah model pembelajaran Contextual Teaching and Learnig (CTL) lebih jelas diuraikan Rahmawati (2018) secara garis besar sebagai berikut:

  • Tahapan pengenalan Artinya, bahwa untuk memulai suatu pembelajaran siswa harus dikenalkan dengan hal baru yang akan mereka pelajari.
  • Tahap pengaitan, Tahapan dimana siswa diminta untuk mengaitkan pengetahuan baru yang didapatkannya dengan interprestasi atau penafsiran yang didasarkan pada pengetahuan yang dimilikinya.
  • Tahap penafsiran Siswa dituntut untuk menentukan, dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatkannya dengan interpretasi atau penafsiran yang didasarkan pada pengetahuan yang dimilikinya.
  • Tahap Implementasi Tahapan yang dilakukan oleh siswa dengan cara mengimplementasikan materi keterampilan atau pengetahuan yang didapatkan mereka dari proses belajar ke dalam konteks kehidupan yang nyata.
  • Tahap Refleksi Tahapan ini penting dilakukan agar pengalaman-pengalaman yang didapatkannya selama proses pembelajaran dapat terekam secara baik dalam struktur kognisi siswa.
  • Tahap Evaluasi Siswa pada tahapan ini dinilai secara auntentik untuk menentukan sampai dimana pengetahuan dan kemampuan siswa setelah dilakukannya proses pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran tersebut membutuhkan dukungan media, yaitu Microsoft Powerpoint yang merupakan salah satu program aplikasi dari microsoft office berfungsi untuk melakukan presentasi melalui slide-slide. Power point dijalankan pada sistem operasi windows maupun mac os (Ilmiyah, 2019). 

Microsoft Office PowerPoint adalah "sebuah program komputer untuk presentasi".Microsoft Office Power point merupakan program aplikasi yang dirancang secara khusus untuk menampilkan program multimedia. 

Biasanya siswa kelas rendah akan lebih termotivasi apabila melihat tampilan-tampilan yang menarik pada pembelajaran yang mereka ikuti. Sehingga diharapkan dengan penerapan pembelajaran model Contexstual Teaching and Learning berbantu media power point dapat meninngkatkan hasil belajar siswa dalam masa pembelajaran daring.

Agar proses pembelajaran Tematik lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: 

1) Guru sebaiknya menggunakan model Contextual Teaching and Learning dalam proses pembelajaran Tematik karena sudah terbukti meningkatkan hasil belajar siswa. 

2) Dalam proses pembelajaran, guru berusaha menggunakan media yang sesuai dengan materi dan dapat menarik perhatian siswa agar kegiatan belajar berjalan dengan baik. Terbukti bahwa pengaruh positif pada penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) terhadap motivasi siswa serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 

Penerapan model pembelajaran ini memperlihatkan bahwa model Contextual Teaching and Learning (CTL) ini sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa. Dalam proses pembelajaran CTL terlihat keinginan siswa yang antusias untuk berhasil mengerjakan soalsoal yang diberikan oleh pendidik. 

Rasa ingin tahu siswa yang tinggi ketika pendidik menjelaskan materi menunjukkan adanya dorongan kebutuhan belajar dan cita-cita di masa depan. Selain itu, siswa juga lebih bersemangat pada kegiatan pembelajaran yang menarik dan lingkungan belajar yang kondusif seperti melalui kegiatan percobaan dan diskusi.

DAFTAR PUSTAKA

Ilmiyah, N. H., & Sumbawati, M. S. (2019). Pengaruh Media Kahoot dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa. JIEET (Journal of Information Engineering and Educational Technology), 3(1), 46-50.

Mursyid, E. M., Sarengat, S., & Muncarno, M. (2018). Hubungan Keterampilan Menjelaskan dan Keterampilan Bertanya dengan Hasil Belajar Tematik. Jurnal Pedagogi, 8(10).

Rahmawati, T. (2018). Penerapan Model Pembelajaran CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar pada Mata Pelajaran IPA. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pembelajaran, 2(1).

Singarimbun, R. B. (2018). Penggunaan model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya kelas V SD Negeri No. 105268 Telaga Sari Kec. Sunggal TA 2017/2018 (Doctoral dissertation, Universitas Quality).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun