Mohon tunggu...
Hikam Jbr
Hikam Jbr Mohon Tunggu... Wiraswasta - pelajar

saya seorang pelajar dan sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Peran Ganda AI: Mendukung atau Menguasai Remaja

18 Januari 2025   17:16 Diperbarui: 19 Januari 2025   23:31 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar AI sebagai otak manusia saat ini. https://incubator.ucf.edu(17/05/2017)

Seiring perkembangan dunia, berbagai penemuan baru hadir untuk mempermudah kehidupan manusia. Salah satu inovasi paling berpengaruh adalah Artificial Intelligence (AI), yang menurut John McCarthy didefinisikan sebagai kemampuan komputer meniru kecerdasan manusia untuk menyelesaikan berbagai kebutuhan dan permasalahan dengan efisien.

Eksistensi AI telah memberikan dampak besar di berbagai sektor secara global. Namun, beberapa ahli kesehatan dari berbagai negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Australia, Kosta Rika, dan Malaysia, menyampaikan kekhawatiran tentang perkembangan AI yang tidak terkontrol.

Dalam jurnal BMJ Global Health, mereka menyatakan bahwa AI memiliki potensi untuk membahayakan kesehatan jutaan orang, bahkan menjadi ancaman bagi keberlangsungan umat manusia. Atas dasar ini, mereka menyerukan penghentian sementara pengembangan kecerdasan umum buatan hingga ada regulasi yang jelas dan tegas.

Remaja menjadi salah satu kelompok yang paling terpengaruh oleh kemajuan teknologi, termasuk AI. Di Indonesia, keterhubungan remaja dengan teknologi sangat kuat. Berdasarkan studi UNICEF dan Kemkominfo, hampir 80% remaja di Indonesia telah menggunakan internet secara aktif.

Angka ini semakin diperkuat oleh data dari APJII yang menunjukkan bahwa kelompok usia 13–18 tahun memiliki tingkat penggunaan internet tertinggi di negara ini. Selain itu, survei dari Sentiment. io mengungkapkan bahwa lebih dari 93% remaja di Indonesia aktif menggunakan media sosial setiap hari. Bahkan, menurut laporan Commonsense Media, rata-rata remaja menghabiskan setidaknya satu jam setiap hari untuk menonton video daring.

Kemudahan yang ditawarkan oleh AI sangat terasa. Dengan teknologi ini, remaja dapat mengakses informasi dari seluruh dunia dalam hitungan detik, baik itu berita terbaru maupun data yang telah lama tercatat.

AI juga mampu menjawab berbagai pertanyaan dengan cepat dan efisien, memberikan pengalaman belajar yang lebih fleksibel. Namun, di balik manfaat yang luar biasa tersebut, AI juga membawa dampak negatif yang perlu diperhatikan.

Ketergantungan yang berlebihan pada AI dapat melemahkan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas. Semangat belajar pun berisiko menurun karena informasi mudah didapat tanpa perlu usaha yang besar. Bahkan, perubahan moralitas remaja menjadi salah satu dampak yang tidak bisa diabaikan.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami tantangan yang dihadirkan oleh AI sekaligus mencari langkah yang tepat untuk mengatasinya. Jika tidak segera diatasi, dampak negatif AI dapat melumpuhkan potensi remaja, khususnya dalam hal kemampuan berpikir kritis dan inovasi. Dengan regulasi yang tepat, pendidikan yang bijak, dan kesadaran akan batasan penggunaan teknologi, AI dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendukung perkembangan manusia tanpa mengorbankan nilai-nilai penting dalam kehidupan.


Penulis: Ica (KPI 24)

Editor : Muhammad A'lal Hikam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun