Kualitas pendidikan di Indonesia tergolong masih rendah,karna dapat kita ketahui bahwasannya Indonesia termasuk negara kepulauan (memiliki banyak pulau) ini menjadi salah satu faktor lemahnya Kualitas mutu pendidikan di Indonesia,Karena untuk wilayah kota-kota besar pastinya memiliki mutu pendidikan yang baik dibandingkan Kota-kota terpencil,seperti contohnya DKI Jakarta dengan Papua,di DKI Jakarta perkembangan teknologi sangatlah pesat,karena DKI Jakarta yang kita ketahui sebagai salah satu kota besar juga sebagai Ibukota negara dan memiliki  Kompetensi guru yang baik yang mengajar sesuai bidangnya,itu kenapa Kualitas Pendidikan di DKI Jakarta lebih baik jika dibandingkan dengan Kualitas Pendidikan di Papua yang termasuk pulau di paling Timur Indonesia itu,karena di Papua sendiri menurut penelitian dari segi Kompetensi guru,masih banyak guru yang tidak mengajar sesuai bidangnya dan juga pengaruh sarana dan prasarana yang belum memenuhi.
Minat menurut Slameto (2010:180) adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.Menurut Nisa dkk (2017:59) Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan kegairahan belajar siswa dalam rentang waktu tertentu,menurut Hurlock (dalam Sukada dkk,2013:6) mengatakan bahwa:
- Minat mempengaruhi bentuk itensitas cita-cita.
- Minat berfungsi sebagai pendorong yang kuat.
- Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas minat seseorang.
- Minat menimbulkan kepuasan.
Minat disini tidak tumbuh dengan sendirinya,harus ada yang mempengaruhi,sebagaimana dijelaskan menurut Djaali (2014:122) minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu,minat tidak timbul sendirian,tetapi mada unsur kebutuhan.Menurut Singers (dalam Darmadi,2017:317) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya minat belajar antara lain:
- Pelajaran akan menarik jika terlihat adanya hubungan anatar pelajaran dan juga kehidupan sehari-hari.
- Bantuan yang diberikan seorang pendidik kepada anak didiknya dalam mencapai tujuan tertentu.
- Kesempatan yang diberikan oleh Guru kepada siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran berlangsung.
- Sikap yang ditunjukan seorang guru dalam membangun ketertarikan minat siswa dalam belajar.
Selanjutnya menurut Lestari dan Mokhammad (2017:93-94) terdapat Indikator minat belajar diantaranya adalah:
- Perasaan senang.
- Ketertarikan untuk belajar.
- Menunjukkan perhatian saat belajar.
- Keterlibatan dalam belajar.
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir dan berargumentasi,memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan dalam dunia kerja,serta memberikan dukungan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Dalam proses pembelajaran,matematika dapat mengembangkan kreativitas berfikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa (Susanto 2014:185).
Ilmu Matematika umumnya diajarkan kepada anak sedari dini,seperti kita mengajarkan kepada anak untuk berhitung angka dari 1-10,menghitung banyak buah,banyak pohon dll,tetapi untuk mata pelajaran Matematika diajarkan dibangku sekolah mulai dari sekolah dasar (SD).hal ini berfungsi guna memberikan siswa bekal agar mempunya pemikiran yang logis,analitis,kreatif,sistematis dan juga kemampuan bekerja sama dengan baik antar sesama teman,karena pada hakikatnya ilmu matematika tidak hanya untuk dikerjakan perorangan saja melainkan bisa dikerjakan secara berkelompok,maka dari itu munculah tujuan agar peserta didik dapat bekerja sama dengan baik antar sesama teman.
juga dari tujuan yang telah disebutkan tadi seperti siswa dapat berfikir logis,analitis,kreatif,sistematis dan berkerja sama dengan baik anatar sesama juga sebagai bekal kelak untuk peserta didik menjalani kehidupan yang lebih dewasa,dimana nanti jika peserta didik memperoleh suatu informasi tidak semata-mata menelannya mentah-mentah tetapi mengolahnya terlebih dahulu,dan setelah mengetahui bagaimana kebenarannya dan bagaimana faktanya diharapkan peserta didik bisa memanfaatkan informasi tersebut.
Menurut Comelus (dalam Abdurohman 1999:253) mengatakan bahwa terdapat beberapa point yang menunjukkan mengapa pesetra didik sangat penting mempelajari ilmu matematika anatar alain sebegai berikut :
- Merupakan sarana berfikir yang jelas dan juga logis.
- Sebagai sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
- Sebagai sarana untuk mengenal konsep-konsep perhitungan dan generesasi pengalaman.
- Sebagai sarana untuk meningkatkan kreativitas.
- Sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan sosial budaya.
Selain itu,hasil observasi uji coba pengisian angket yang kami lakukan di SMK N 5 Semarang pada waktu lalu,ada 7(tujuh) indikator yang kita tanyakan salah satunya adalah "Adanya hasrat, ketertarikan, minat, dan kesungguhan dalam belajar dan melakukan kegiatan matematika" dan dari indikator ini kita turunkan menjadi beberapa pertanyaan,ada 2 (dua) jenis pertanyaan yang pertama pertanyaan positif antara lain :
- Saya mendengarkan penjelasan guru saat pembelajaran matematika dengan baik.
- Saya merasa tertarik dalam berdiskusi menyelesaikan soal matematika.
Dan yang kedua ada pertanyaan negatif antara lain :
- Saya mengabaikan pembelajaran matematika saat kesulitan mempelajarinya.
- Saya malas mencoba memahami materi matematika.
Dari 4 pertanyaan tadi kita mendapatkan sebuah hasil bahwa siswa kelas "X TP 2" atau kelas 1 (satu) SMK jurusan teknik permesinan sebagian menyukai mata pelajaran Matematika dan sebagian tidak menyukai mata pelajarn matematika.
Untuk pertanyaan pertama "saya mendengarkan penjelasan guru saat pembelajarn dengan baik" pada point ini banyak siswa yang memilih "selalu" mendengarkan,karena mendengarkan tidak sulit bukan,? Hanya mendengarkan,tetapi kita sebagai pendidik tidak tahu apakah mereka paham dengan apa yang sedang kita jelaskan,tetapi pada point ini juga terdapat 9/18 pesertas didik yang memilih tidak sellau mendengarkan,itu berarti sebagian dari kelas tersebut ada yang memang menyukai mata pelajaran tersebut dan juga yang tidak menyukai  mata pelajaran matematika.
Untuk pertanyaan kedua "Saya merasa tertarik dalam berdiskusi meneyelesaikan soal matematika" pada point ini malah hanya beberapa siswa yang memilih "selalu" hanya 3/18 siswa yang memilih,itu berarti pada kelas ini masih banyak bahkan mayoritas tidak menyukai metode belajar dengan berdiskusi atau berkerja sama antar sesama teman guna menyelesaikan soal matematika,dalam hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat siswa dalam berdiskusi yaitu faktor internal dan faktor eksternal,untuk faktor internal yaitu berupa kurangnya usmber belajar,kurangnya motivasi siswa dalam belajar dan juga kurangnya kemauan sidswa dalam belajar.Untuk faktor eksternal sendiri dipengaruhi oleh sarana pra sarana yang kurang lengkap dan pastinya faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi minat belajar siswa.
Selanjutnya pertanyaan ketiga"Saya mengabaikan pembelajaran matematika saat kesulitan mempelajarinya" untuk point ini siswa pada kelas X TP2 SMK N 5 Semarang terbagi menjadi dua kelompok yaitu ada yang memilih "Tidak pernah" dan juga ada yang memilih "kadang-kadang" ini berarti bahwa meskipun siswa tidak suka berdiskusi dan hanya suka mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru bukan berarti mereka tidak berusaha untuk memehami,tetapi mereka masih memiliki kemauan untuk menyelesaikannya walaupun mereka kesulitan.ini menjadi langkah awal yang baik untuk peserta didik untuk bisa meningkatkan minat dan ketertarikan dalam belajar matematika.
Dan terakhir untuk pertanyaan keempat "Saya malas mencoba memahami materi matematika"  dalam point ini juga siswa pada kelas X TP2 mayoritas siswa memilih "tidak pernah" ini berarti setiap siswa masih memiliki kemauan untuk bisa dan masih memiliki rasa ketertarikan untuk pembelajaran matematika.namun dalam point ini pendidik tidak bisa mengontrol siswa untuk mau mencoba atau tidak tetapi ini tergantung dari dari dalam diri siswa tersebut,tetapi pendidik bisa memberikan motivasi agar peserta didik memiliki motivasi untuk belajar matematika.
Maka dari penjelasan yang sudah kita pelajari di atas bahwa tidak semua siswa menyukai mengikuti pembelajaran matematika,dan bukan berarti mereka yang tida menyukai tidak nberusaha untuk memhami taupun mencoba mempelajarinya,mungkin kita sebagai pendidik harus ada yang diperbaiki baik dari segi metode ataupun cara penyampaian materi agar pembelajararan matemtika menarik untuk dipelajari.
Dan juga kita sebagai pendidik harus bisa mengenali masing-masing individu siswa,mengerti situasi dan kondisi agar metode dan model pembelajaran yang kita gunakan dapat sampai kesiswa dengan hasil yang maksimal sesuai yang kita harapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H