Didik Anak jadi Luar Biasa
Jatuh bangun wanita berkulit kuning langsat itu, mewujudkan mimpinya, sampai akhirnya buah hatinya itu berhasil mengukir prestasi di tingkat nasional. Ingin tahu ceritanya?
Pada sebuah rumah kayu di Kampung Jambak, Nagari Kasang, Kecamatan Anai terlihat seorang wanita sedang memandang pada gang jalan rumahnya. Sesekali ia melayangkan pandangannya ke jalan yang berada tepat di depannya rumah itu, entah apa yang sedang di lihat oleh wanita itu. Lalu, selang tak begitu lama, wanita itu memunggut daun yang jatuh di halaman rumahnya.Matanya kembali menatap nanar pada gang jalan yang tak jauh dari rumahnya kayu miliknya.” Saya Ita, saya sedang menunggu anak saya Dek, Adek dari mana tadi. Singahlah ke rumah saya? ucapnya pada wartawan Padang Ekspres memulai pembicaraan.
Di ruang tamu terpajang belasan piala dan beberapa penghargaan terpajang di dinding rumah tua itu. Sangat kentara penghuni rumah itu adalah orang yang berpresti. Rata- rata piala itu berasal dari cabang menyanyi dan membaca tilawah. “ Itu semua piala dari anak- anak saya. Sebentar Dek. Saya mau ke belakang buat minuman dulu,” ucapnya.
Lima menit kemudian, seorang anak kecil keluar dari salah satu kamar, dia pun duduk di kursi tamu, pada wartawan, ia memperkenalkan namanya Fauzi. Tak lama kemudian, terlihat lagi satu anak laki-laki dan satu anak perempuan menghampiri rumah kayu yang ditempati Ita. Fauzi langsung menyongsong dua orang itu . Meski dari penampilan fisik keduanya tadi tak dapat melihat, namun cara mereka berjalan persis seperti orang normal. Mereka berjalan dengan riang dan gembira. Mereka berjalan tanpa meraba-raba. Bahkan mereka bercanda riang tanpa beban sambil melangkah. Sesampainya di ruang tamu, dua pemuda itu memperkenalkan namanya Desri Yune dan Arif Firman .
Selang tak begitu lama, munculah Ita dengan membawa gelas yang berisi minuman. Dengan riang dua pemuda tadi menyambut kedatangan ibunya. “Saya adalah wanita yang dipilih Allah, dianggap mampu mengurus tiga anak luar biasa ini. Walau ayah mereka juga sudah tidak ada. Saya tidak cemas. Dan mereka adalah anak yang dipilih Allah untuk menjalani hidup sebagai anak yang luar biasa. Saya hanya menerima titipan dan bersyukur diberi kesempatan merawat mereka,” ujar
Sejak delapan tahun lalu Ita membesarkan ke tiga anaknya sendiri. Suaminya telah dipanggil sang Khalik saat anak ketiganya masih berusia 13 bulan.Hal itu tidak lantas membuatnya menjadi manja atau bahkan putus asa. Jika saat ayahnya masih hidup, Desri Yune dan Arif difokuskan untuk berobat, saat ayahnya telah tiada Ita memasukkan anak-anaknya sekolah. “Saya sangat yakin Allah tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuan hambanya. Berarti saya dianggap mampu,”ujar
Untuk menghilangkan kesedihan anak- anaknya, pascameninggalnya sanga Ayah, Ita memasukkan Desri Yune dan Arif Firman ke SLB di Pakan Sinayan Payakumbuh. Di sekolah tersebut, dua anaknya tinggal di asrama. Sementara dia dan Fauzi kost di dekat sekolah. Hal itu hanya berlangsung dua bulan. Atas saran teman, dia kemudian memindahkan anaknya ke SLBN 2 Padang yang terletak dekat Asrama Brimob Padang Sarai, Kototangah Padang. Mereka pun kembali tinggal di Kampung Jambak, Nagari Kasang.Setiap hari ke dua anaknya diantar oleh ojek. Mereka harus mengeluarkan biaya Rp300 ribu per bulan untuk biaya ojek.
Mulai Mengasah Bakat Ita mencoba mengenali potensi yang dimiliki oleh anak- anaknya, ia mengasah kelebihan yang dimiliki Desri dan Arif. Ia berharap dengan bakat yang dimiliki anak- anaknya itu , mereka akan tampil menjadi manusia yang luar biasa.. Di surau dekat rumahnya, Ita menitipkannya pengajaran anaknya pada seorang guru ngaji. Di sana anak- anaknya belajar membaca dengan huruf braile dan membaca Al-Quran. Jika Desri Yune mempunyai bakat menyanyi, maka Arif mempunyai bakat bermain keyboard. Tidak ada yang mengajarkannya, mereka belajar otodidak, hingga akhirnya mereka bisa memainkan musik dengan sempurna
“Arif dan Desri Yune bergantian menjadi juara MTQ tingkat tunanetra maupun umum se Kabupaten Pariaman maupun se Sumatera Barat, hingga akhirnya mereka berdua juga mewakili Sumbar ke MTQ tingkat tunanetra se Indonesia,” tutur ita.
Ibu tiga anak itu, akhirnya memutuskan untuk memindahkan Arif dan Desri ke sekolah umum. Arif sekarang duduk di kelas 1 SLTPN 34 Padang, sementara Desri Yune di SD Center Simpang Brimob. Walau demikian mereka tetap dibimbing oleh guru SLB melalui program inklusi. Sementara Fauzi sampai sekarang masih di SLBN 2 Padang.