Setiap negara pasti memiliki beragam masalah dalam menciptakan identitas bersama di awal pembentukannya. Diperlukan sistem nilai untuk diterapkan dan dianut oleh masyarakat dalam sebuah bangsa agar sebuah bangsa dapat terintegrasi secara menyeluruh. Sistem nilai tersebut tentu diharuskan memiliki kekuatan untuk menggerakkan warga negaranya sejalan dengan tujuan negara tersebut. Integrasi politik terdiri atas, integrasi bangsa, integrasi wilayah, integrasi nilai, integrasi elite, dan perilaku yang integratif.
Indonesia sendiri tak pernah lepas dengan yang namanya konflik. Salah satu berita yang sempat viral pada tahun 2019 lalu, mengenai isu diskriminasi terhadap mahasiswa Papua di Surabaya. Menurut Malangtimes, adanya konflik tersebut disebabkan oleh selain faktor sejarah dan adanya upaya gugatan sekaligus dukungan untuk sikap pembebasan Irian Barat tersebut, konflik mahasiswa Papua di Surabaya juga dipicu atas adanya stigma, tindakan diskriminatif, hingga dugaan pelanggaran HAM menjadi akumulasi sebab. Selain itu, BBC News Indonesia juga mengemukakan bahwa sejumlah mahasiswa Papua yang tengah menimba ilmu di Jakarta merasa mendapatkan perlakuan rasialisme dan merendahkan yang sering mereka alami.
Akar dari penyebab konflik politik di antaranya, kemajemukan horizontal dan kemajemukan vertikal. kemajemukan horizontal ialah struktur masyarakat yang majemuk secara kultural, seperti suku bangsa, ras, daerah, agama, serta majemuk secara sosial dalam perbedaan pekerjaan dan profesi. Sementara kemajemukan vertikal yaitu struktur masyarakat yang terpolarisasi secara hierarkis (dalam ketidaksederajatan) yang didasarkan pada perbedaan kekayaan, pendidikan, kekuasaan, kewenangan, dan sebagainya. Kemajemukan horizontal tersebut yang menjadi penyebab dari konflik seperti diskriminasi dan rasialisme.
Untuk menghindari, mencegah maupun mengatasi suatu konflik politik yang terjadi dalam suatu negara, salah satunya diperlukan perilaku integratif dari warga negara itu sendiri. Maksud dari perilaku integratif adalah masyarakat bersedia untuk bekerja sama dan berperilaku sesuai dengan pihak yang memerintah dalam mencapai tujuan berbangsa dan bernegara. Suatu negara memerlukan dukungan besar dari rakyatnya agar tujuan negara dapat terwujud sebagaimana yang diharapkan.
Bhinneka Tunggal Ika merupakan salah satu faktor pendorong terciptanya integrasi politik. Indonesia sendiri telah menerapkan sistem Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi pemersatu bangsa yang majemuk untuk mencapai integritas suatu bangsa. Â Indonesia adalah negara dengan bangsa yang majemuk. Bangsa Indonesia terdiri dengan berbagai keragaman suku, agama, ras dan sebagainya.Â
Kebudayaan yang beragam pun merupakan kekayaan Indonesia. Apabila keragaman tersebut tidak dapat terintegrasi dengan baik maka akan timbul disintegrasi nasional dalam suatu bangsa. Sehingga diperlukan suatu sistem yang dapat merangkul keragaman-keragaman yang ada, menanamkan prinsip kepada warga negara walau berbeda-beda namun tetap satu, yakni Bhinneka Tunggal Ika.Â
Prinsip tersebut merangkul berbagai keragaman dalam satu kesatuan bangsa. Oleh karena itu, perlunya Bhinneka Tunggal Ika tetap dipertahankan pada generasi millenial ini agar integritas serta perdamaian dalam bangsa ini tetap terjaga.
Afifah Taufiqah
Universitas Negeri Makassar
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H