Mohon tunggu...
Hijrah Saputra
Hijrah Saputra Mohon Tunggu... wiraswasta -

seorang perencana yang ingin membangun pariwisata melalui desain grafis dan tulisan. Sekarang fokus membuat sejarah sendiri di Piyoh Design (Sekenang kedar-kedaran dari Sabang)dan Mr.Piyoh (Berbagi Aceh dimana Aja)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menyusuri Jejak Pengajar Muda (Bagian 1)

16 Oktober 2013   06:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:29 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelas Kreatif ke Sawang, Aceh Utara kali ini menjadi pengalaman menarik tersendiri. Aku bersama Teman-teman The Leader, Muhammad Fathun (Fathun), Muhammad Parwis (Parwis) dan Rizka Nadya plus Ahli IT dan Sobat Buku Eza Spell Strong, seorang Traveler, Bang Arie Yamani dan Pengusaha Kopi Luwak Komos Kopi, Tommy Harvie. Kami menggunakan mobil Avanza milik Fathun. Tapi terkadang rencana tidak sesuai yang kita rencanakan, dalam sebuah belokkan di Seulawah, Aceh Besar, tiba-tiba saja mobil oleng ke sebelah kiri dan terdengar suara besi terseret, JEBREEEETTT....., aku melihat ke arah kiri dengan penuh tatapan curiga ke penumpang sebelahku yang tidak mau disebutkan namanya, apa iya abang ini seberat itu hingga membuat mobil oleng ke sebelahnya? belum selesai pertanyaan itu, semua terjawah, ternyata mobil Avanza yang kami gunakan bannya lepas, teman-teman yang lain masih nyantai dengan berkata,”oh...paling bannya lepas”. BANNYA LEPAS dan Mereka MASIH SANTAI???, buatku Ban mobil lepas dari tempatnya itu ibarat Jodoh udah dapat terus melarikan diri ke orang lain #KemudianCurhat. Tapi Alhamdulillah kami semua selamat Meninggalkan Jejak walau sesaat Kemudian Eza dan Parwis turun dari Mobil, mereka mencari ban yang hilang ke hutan, aku pun ikutan turun, sulit membayangkan mobil yang berdiri di jalan tanpa roda satunya lagi, berasa naik kendaraan 3 roda, yang bisa menyebabkan labil ekonomi, selain itu aku penasaran juga bagaimana bentuknya Ban yang tidak tau diri itu. Tapi ternyata peristiwa lepasnya ban dari mobil tidak seperti yang teman-teman bayangkan, jangankan ban yang lepas dan melarikan diri, tapi as (tolong jangan ditanya bentuk as seperti apa, aku pun tak tau) mobilnya juga patah, Ibarat Jodoh udah dapat melarikan diri sama harta kita #CurhatKe2. Jika kalian melihat baretan agak dalam di tanjakan Seulawah menuju Saree, bisa jadi itu adalah tanda yang kami buat tanpa disengaja dan rekayasa.

Ban yang patah dari as-nya Alhasil kami memutar otak untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi, kreativitas kami diuji, di sini kami belajar, ternyata untuk menyambung as mobil itu tidak bisa menggunakan Lem Bakar yang dibawa untuk bikin handy craft di Kelas Kreatif nantinya #Yaeyalah. Kemudian kami membagi team untuk mencari tukang bengkel atau yang bisa memperbaiki kerusakan yang terjadi, tapi ternyata mencari tukang bengkel khusus mobil di tengah hutan itu tidak segampang melempar batu sembunyi tangan, sama sulitnya mencari duri dalam sekam. Layaknya Ayu Ting-ting mencari alamat, kami pun demikian, Kesana kemari mencari tukang bengkel mobil tak kunjung ketemu, tapi berkat doa dan usaha yang cukup berkeringat akhirnya ketemu di daerah Saree. Ternyata cerita tidak berakhir begitu saja, walaupun sudah ketemu tukang bengkel mobil, masih ada permasalahan lain lagi, si abang bengkel yang tidak mau disebutkan namanya, nggak punya spare part untuk mobil Avanza, dan dia bilang gini, “ini baru pertama kalinya loh Guweh lihat kejadian mobil Avanza lepas ban dan patah as-nya”. Semua terdiam, kecuali Fathun, dia tampak bahagia karena bisa jadi Legenda sebagai mobil Avanza pertama yang lepas ban dan patah as-nya, sepertinya ada yang aneh? 2 team berpencar, Aku, Bang Arie dan Tommy ke Gronk-Gronk, jujur aku baru tau ada nama daerah aneh seperti ini, sedangkan team satu lagi, Fathun dan Parwis ke Seulimum. Kedua team saling berlomba dengan L300 untuk mencari spare part di daerah tujuan masing-masing, aseli...ini mirip amazing race! Tapi sayang kedua team tidak berhasil dan mendapatkan hadiah dari panitia.
Tapi aku nemu ini! horeee...
Selalu ada momen makan Berhubung hari sudah malam, kami memutuskan untuk bermalam di tempat terdekat, Saree. Atas rekomendasi si Abang Bengkel yang tidak mau disebut namanya, kami menginap di salah satu penginapan di Saree, Bunda namanya. Memang lah kalau kita punya masalah biasanya lebih nyaman balik ke Bunda. Dan kami pun menghabiskan malam di Saree bersama Bunda pastinya.
Agak membingunkan, Ini Wisma Apa Hotel?
Mau jadi apa aja boleh, Penginapan, Wisma, Hotel, Rumah Makan atau Training Center, hayoo aja Mobilnya? Dijagain sama tukang bengkel. Kelas Kreatifnya dan bertemu pengajar muda pun ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan.... dan petualangan di Saree dimulai... (Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun