Di luar jendela hujan lupa
 untuk reda. Tak tahu
 apa yang mesti diingat dari
 kota yang tertidur;
 Lampu-lampu samar,
 seperti lukisan dari kapur.
 Tapi malam menyimak
 jam dinding
 detik-detik memberat
 pada kamar yang hening.
 Meski di atas kursi, di tisu itu
 masih tersisa tangismu.
 'Tidak ada yang salah dengan kepergian,' kau
 katakan. Beberapa jam
 yang lalu.
 Agak ragu.
 'Aku harus...'
 Kau menunduk,
 'Cinta, memang...'
 Tapi kau beranjak juga.
 Dan tak pernah menoleh.
 *
 seperti melukis cemas
 pada kelopak yang lepas
 *
 akulah tangkai
 saat rindu tak selesai.
 *
 01:16
 Di luar jendela kamarmu:
 Hujan. Deras.
 Aku menulis ini. Aku iri
 pada bantal, dinding
 kamar, cicak, lampu
 ataupun hujan
 yang menjagamu
 Sementara engkau terlelap.
 _
 Saiful Huda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H