Mohon tunggu...
HIGOspot
HIGOspot Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Let's Make Your WiFi Smart | Everyone like free wifi

Let's Make Your WiFi Smart | WiFi Advertising Platform yang membantu pelaku usaha untuk mengenal pengunjung secara dekat layaknya teman, membantu advertiser untuk beriklan serta melakukan human-based marketing dengan data analitik. http://higo.id/higospot-social-wifi

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bukan Hanya Gaji, Ini Alasan Karyawan Terbaik Banyak yang Resign!

14 Mei 2019   22:41 Diperbarui: 15 Mei 2019   14:08 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sean Kong on Unsplash

Pernah melihat banyak karyawan yang memiliki performa terbaik resign dari kantor? Tentu mengambil keputusan untuk mengajukan resign bukanlah tanpa asalan, pasti ada banyak pertimbangan yang harus diperhitungkan sebelum mengambil keputusan berat tersebut. Jika sering kita menganggap bahwa asalan karyawan terbaik resign hanya karena faktor gaji, nyatanya perspektif tersebut harus segera dipatahkan.

Survei yang dilakukan Karir.com memaparkan, bahwa bukan hanya masalah gaji banyak karyawan memutuskan untuk mengajukan resign, tapi kenyaman kantor menjadi salah satu alasan yang terkuat. Lantas, alasan apa lagi yang membuat banyak karyawan terbaik resign dari kantor? Berikut ulasannya.

1. Tidak adanya kerja sama tim yang solid

Menjalankan sebuah project tentu bukan hanya menjadi tanggung jawab satu orang, melainkan semua tim memiliki andil dan tanggung jawab di dalamnya. Jika tidak ada lagi kerja sama tim yang terjalin, tentu akan menjadi pekerjaan sulit untuk menyelesaikan sebuah project.

Tim menjadi acuan untuk menentukan apakah sebuah project berhasil atau tidak, karena tim tanpa chemistry akan sulit dalam proses pemberian ide hingga eksekusi. 

2. Budaya kantor yang toxic 

Berada di lingkungan dengan banyaknya orang yang memiliki kepribadian toxic tentu sangat tidak sehat. Budaya saling menjilat dan menjatuhkan sudah dianggap biasa, otomatis lingkungan tersebut sangat tidak sehat. 

Lebih memilih untuk meninggalkan dan mencari tempat yang lebih baik tentu sangat disarankan. Karena lingkungan toxic seperti virus yang bisa menular dan menjauh dari mereka menjadi pilihan yang paling bijak sebagai bentuk cinta diri sendiri.

3. Jenjang karir yang seakan menjadi mustahil

Tidak adanya kepastian tentang jenjang karir juga menjadi faktor lainnya. Sebagai seorang karyawan, kamu telah mencurahkan segenap jiwa dan raga untuk menghasilkan karya yang terbaik, namun jika sampai beberapa tahun ternyata tidak ada kejelasan mengenai jenjang karir, memilih resign jadi pilihan yang paling tepat.

Kamu juga butuh improve dan tantangan lainnya untuk proses mengembangan diri. Namun jika hanya pekerjaan itu-itu saja yang bisa kamu lakukan selama 3 tahun, tentu hanya akan merugikan diri kamu sendiri.

4. Apresiasi menjadi hal yang mahal

Sulitnya atasan atau kantor memberikan apresiasi kepada karyawan sudah menjadi ciri-ciri kantor tidak sehat. Apresiasi bukan berarti atasan atau kantor memberikan barang mahal atau tiket liburan ke luar negeri, namun memberikan hal sederhana seperti kartu ucapan selamat atau balon sebagai hal tulus yang bisa dilakukan.

Apresiasi penting untuk menjadi sebuah budaya diperusahaan, karena itu menjadi wujud rasa peduli dengan cara yang paling mudah untuk dilakukan oleh atasan kepada karyawannya.

5. Sulitnya menjalin komunikasi 

Komunikasi menjadi pondasi yang paling penting untuk membangun tim yang solid. Tanpa komunikasi yang lancar antar anggota tim dan atasan tentu akan menghambat semua pekerjaan. Sehingga saat komunikasi di kantor sudah tidak sehat dan lebih mementingkan ego memilih jalan untuk resign menjadi pilihan terbaik

Bekerja di lingkungan yang nyaman memang menjadi idaman banyak orang dan kamu juga berhak untuk mendapatkannya. Jadi saat kamu merasa kondisi di kantor sudah sangat tidak kondusif, memberanikan diri untuk mengajukan resign bukanlah sebuah bentuk keegoisan melainkan bentuk apresiasi terhadap diri sendiri. Kalau kamu punya pengalaman kenapa memutuskan untuk resign? Boleh di share di sini ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun