Saat ini, polusi udara telah menjadi masalah global dan ancaman kesehatan di banyak negara. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masalah polusi udara ini sangat berpengaruh terhadap jumlah kematian global setiap tahunnya. Kondisi ini tentunya perlu diantisipasi oleh setiap orang, terutama yang tinggal di daerah perkotaan seperti Jakarta. Hasil penelitian terbaru menyebutkan bahwa kualitas udara di perkotaan seperti Jakarta masih jauh dibawah standard yang ditetapkan WHO, bahkan hingga 4,5 kali lebih buruk.
Tingkat polusi udara pada dasarnya adalah hal yang sulit dibendung, bagaimana tidak, hampir setiap hari volume kendaraan dan tingkat kemacetan di perkotaan meningkat, industri dan pabrik makin menjamur, hingga pembangunan-pembangunan yang menutup ruang terbuka hijau. Akibatnya setiap tahun terjadi peningkatan polusi udara yang signifikan.
Tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya udara bersih menjadi salah satu faktor yang harus ditingkatkan agar dapat terhindar dari resiko penyakit karena paparan polusi udara. Salah satu langkah yang sudah umum dilakukan untuk menjaga diri dari polusi udara adalah dengan menggunakan masker. Selain praktis dan mudah digunakan, masker juga sudah sangat mudah didapatkan, bahkan saat ini sudah banyak penyedia jasa transportasi seperti ojek online yang sudah menyediakan masker untuk penumpangnya.
Seperti kita ketahui, polusi udara seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, dan asap hasil industri sangat berbahaya bagi tubuh. Partikel polusi udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (PM 2,5) dapat dengan mudahnya masuk ke saluran pernapasan dan paru-paru saat kita menghirup udara.
Kemampuan masker untuk mengurangi efek buruk polusi udara tergantung dari beberapa faktor, yaitu jenis polutan yang dihirup, jenis masker yang digunakan, dan bagaimana masker digunakan. Jenis masker yang baik digunakan untuk membantu mengurangi paparan polusi udara ke dalam tubuh adalah jenis masker yang lebih rapat, dan memiliki pelapis filter, sehingga memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menyaring debu dan polutan.
Saat ini terdapat masker yang dibuat khusus untuk menjaga pernapasan yang dikenal sebagai N95 Respirator. Masker ini berbeda dengan masker pelindung biasa, yang dimana, masker jenis ini dirancang secara pas menutupi wajah dan dilengkapi dengan filter untuk menyaring partikel-partikel berbahaya di udara hingga partikel berukuran kecil.
Masker wajah yang longgar dan tidak menempel di wajah merupakan masker yang tidak direkomendasikan. Selain itu menggunakan masker yang benar juga harus diperhatikan, pastikan permukaan dalam dan luar masker tidak tertukar, serta satu masker hanya untuk sekali pemakaian dan digunakan tidak lebih dari 4 jam. Tak heran menurut penelitian para pakar kesehatan, penggunaan masker ternyata tidak sepenuhnya efektif melindungi tubuh dari paparan polusi udara.
Saat berada di luar ruangan apalagi dalam waktu yang cukup lama, memang sebaiknya menggunakan masker pelindung polusi. Namun demikian, penggunaan masker saja tidak cukup, diperlukan upaya lain dari kita untuk menjaga kualitas udara tetap bersih.
Pada dasarnya aktivitas kita di luar ruangan hanya sekitar 10 - 20 persen dari total aktivitas kita dalam satu hari, terlebih lagi menurut penelitian, kualitas udara di dalam ruangan ternyata jauh lebih buruk dari udara di luar ruangan. Hal ini dapat menjadi acuan kita, bahwa sebenarnya paparan polusi udara yang masuk ke dalam tubuh kita lebih banyak didapat dari udara di dalam ruangan. Sehingga disamping menggunakan masker saat berada di luar ruangan, kita bisa menggunakan alat pembersih udara atau air purfier untuk mengatasi polusi udara di rumah atau kantor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H