Mohon tunggu...
Hifnielhaq
Hifnielhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

S1-Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menelaah Segi Etika Berkomunikasi dari Konten: Podcast Deddy Corbuzier

19 Maret 2023   17:26 Diperbarui: 19 Maret 2023   21:13 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: YouTube Deddy Corbuzier

Salah satu media komunikasi baru ini kerap menjadi wadah mengembangkan potensi diri, kita sebut saja media podcast. Tau ga sih, ternyata podcast adalah revolusi media komunikasi dari radio. 

Di Indonesia, tren media podcast memang belum terlalu berkembang atau terkenal seperti di negara Amerika dan negara Inggris, akan tetapi di Indonesia sudah mulai banyak bermunculan para konten kreator podcast yang berhasil membuat media podcast menjadi media yang banyak diminati atau ditonton oleh masyarakat. 

Baik di media Spotify maupun Youtube menjadi ladang penayangan podcast, sehingga memudahkan untuk menonton dan mendengarkannya dimana pun kita berada. Di  Indonesia podcast memiliki beberapa jenis konten seperti politik, edukasi, ekonomi dan bisnis, komedi, musik, olahraga, teknologi, stories, society and culture, dan lain sebagainya.

Salah satu influencer yang aktif menjadi konten kreator podcast adalah Deddy Corbuzier yang memulai siaran podcastnya dengan judul Close The Door pada tahun 2019 melalui channel youtubenya. 

Di dalam podcastnya tersebut, ia kerap kali mengundang narasumber dari berbagai kalangan. Berdasarkan data dari noxinfluencer.com, tercatat bahwa hingga bulan Maret 2023 youtube Deddy Corbuzier sudah memiliki 20,1jt subscribers, dan berada pada urutan ke-9 subscribers terbanyak di Indonesia dengan total video unggahan sebanyak 1.265 video. 

Dalam channel podcastnya, Deddy Corbuzier mengangkat setiap video berdasarkan suatu isu dengan keadaan sosial saat ini di tengah masyarakat. Hal inilah yang membuat podcastnya berhasil menarik perhatian publik.

Konten podcast di channel youtube Deddy Corbuzier yang pertama yaitu ketika Deddy mengundang mantan istrinya pada Juli 2019 dan mendapatkan respon yang positif dari para netizen. Berdasarkan data dari noxinfluencer.com yang menggabungkan lima komponen (pertumbuhan pengikut, pembuatan dan publikasi, kualitas saluran, kredibilitas pemirsa, dan tingkat keterlibatan) channel youtube Deddy Corbuzier ini memiliki rating 2,3 dari 5.

Sumber: noxinfluencer.com
Sumber: noxinfluencer.com

Tak hanya itu, dari data juga diketahui bahwa kebanyakan rata-rata usia penonton youtubenya yaitu dari umur 18-24 tahun.

Sumber: noxinfluencer.com
Sumber: noxinfluencer.com

 

Awalnya podcast Close The Door ini mengarah pada konten hiburan, berita, dan politik. Namun, seiring berjalannya waktu podcast milik Deddy Corbuzier ini semakin lama semakin sering mendapatkan kritikan dari publik. 

Contohnya konten podcast pada awal bulan Mei tahun 2022 lalu, pada podcast tersebut Deddy mengundang pasangan LGBT yaitu Ragil Mahardika dan Frederik. Hal tersebut kemudian membuat publik sontak geger. Sikap Deddy yang menayangkan konten tersebut dikritik publik karena mendukung dan bahkan mengkampanyekan gerakan LGBT. 

Tak hanya itu, fenomena yang sedang hangat-hangatnya yaitu pada bulan November tahun 2022, konten podcast Deddy Corbuzier bersama dengan Agung Karmalogy yang merupakan hasil syuting ulang setelah video podcast yang sebelumnya batal tayang, judul siaran podcast hasil tayang ulangnya yaitu berjudul "BAKAL ADA YG MARAH PODCAST INI TAYANG!! DARI JUAL P3R4WAN SAMPE BEBEK - AGUNG KARMALOGY - Podcast", dalam podcast tersebut secara tidak langsung menyindir dan menertawakan salah satu narasumber pada percakapan mereka "Gara-gara hal seperti itu orang dicap artis ternyata nggak punya duit, ada yang mau jual keperawanan," ucap Deddy, lalu disambung oleh Agung yang berkata "Katanya itu cuma konten aja, makanya sekarang jualnya barang-barang di live." Padahal sang narasumber awalnya sudah meminta izin untuk tidak mengupload dan membahas lagi tayangan podcast sebelumnya. 

Tak lama setelah podcast hasil syuting ulang tersebut tayang, Meyden langsung bersuara melalui unggahan instagramnya dan ia seolah membenarkan bahwa sindiran Deddy dan Agung tersebut memang untuk dirinya, di podcast yang batal tayang sebelumnya Meyden juga mengungkapkan bahwa Deddy dan Agung juga menyinggung masalah keperawanan hingga Meyden meminta untuk tidak ditayangkan karena pertanyaan tersebut ia pikir terlalu menyudutkan harga dirinya.

Melalui instagram si narasumber yaitu BTR Meyden, ia menuliskan kata-kata "Kalo lu jadi cewe lu dapat pertanyaan 'jual apa aja di tiktok? pernah jual perawan gak?' oh iya gimana mau jual kan udah gak perawan dan cowo itu ketawa terbahak-bahak dengan lelucon yang dia bikin, apa perasaan lu?" tanyanya kepada para viewers. "Dan lu punya kisah kelam di hidup lu yang hampir jual perawan demi makan sama biaya kuliah lu, karna lu ditinggal ortu lu cerai, tapi sama cowo ini cerita lu itu dijadiin bahan tawa. Padahal itu bener-bener masa kelam yg bahkan lu ceritain aja gak kuat," sambungnya.

Jika dilihat dari segi berkomunikasinya, konten dari podcast Deddy ini melanggar etika dari norma moral dan norma kesopanan, dimana Deddy Corbuzier kerap kali menanyakan sesuatu yang bersifat pribadi dan diluar dari inti pokok pembahasan dan pertanyaan yang dilontarkan juga tak sedikit yang sensitif, selain itu ia juga dianggap kurang memiliki sopan santun kepada narasumber karena terkadang dianggap tidak menghargai narasumber, jika ditinjau dari usia rata-rata penonton podcast yang kebanyakan di umur remaja, seharusnya bisa lebih bijak lagi dalam membawakan topik podcast dan penuturan katanya.

Di beberapa video podcast nya Deddy Corbuzier, ia juga pernah melakukan blunder atau kesalahan mengenai pemilihan kata dan etika dalam berbicara. Dalam hal etika berkomunikasi pada Podcast Deddy Corbuzier di beberapa videonya yang berisikan narasumber dari pihak kementerian atau pemerintahan Deddy Corbuzier selalu memakai kata-kata yang sopan walaupun berisikan sedikit sindiran. Berbeda halnya jika narasumber yang diundang berasal dari kalangan public figure/komedian, cara penyampaian pesan dan cara berkomunikasi Deddy Corbuzier sering terkesan kasar dan menyudutkan narasumber.

Dalam konteks sistem komunikasi Indonesia, podcast merupakan perkembangan media komunikasi modern bagian dari siaran radio. Hal ini menyebabkan podcast menjadi salah satu media alternatif yang banyak digunakan untuk menyampaikan pesan dan informasi kepada khalayak yang lebih luas, terutama di era digital yang semakin maju. Podcast Deddy Corbuzier ini merupakan contoh media komunikasi yang memiliki efek yang cukup besar dikarenakan penontonnya sebagian besar dari generasi millenial.

Podcast memberikan kebebasan kepada para pembuat podcast untuk menghasilkan konten yang berkualitas dan dapat menarik perhatian khalayak tanpa harus terikat dengan aturan dan regulasi yang ketat seperti pada media tradisional lainnya. Namun jika dilihat dari podcast Close The Door milik Deddy Corbuzier, dapat diketahui bahwa pada awalnya isi konten podcast dapat dikatakan mengedukasi namun seiring berjalannya waktu konten yang dihasilkan bisa dibilang semakin melenceng karena tidak adanya pengawasan dan regulasi yang mengikat, hal ini terbukti dari thumbnail yang terkadang terlalu vulgar dan isi obrolan yang terkadang sensitif kepada pihak narasumber.

Walau demikian, podcast Deddy Corbuzier dapat dianggap sebagai salah satu bentuk inovasi dalam sistem komunikasi Indonesia. Meskipun podcast masih relatif baru di Indonesia, pengaruhnya dalam menyampaikan pesan dan informasi kepada masyarakat lambat laun semakin berkembang dan semakin diakui.

Berdasarkan pembahasan di atas terkait podcast milik Deddy Corbuzier, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat sikap yang kurang santun dalam berbahasa dan beretika pada saat Deddy Corbuzier membawakan podcastnya. Banyak sekali ketidakpantasan dalam perkataannya, seperti adanya gurauan yang condong merendahkan atau menyudutkan narasumbernya. Tak hanya  membuat citra negatif pada dirinya sendiri, kritik yang dilontarkan oleh warganet pun juga berpengaruh pada turunnya jumlah followers dari akun sosial media dan subscriber Youtube milik Deddy Corbuzier. 

Seiring berkembangnya zaman, tentu kita membutuhkan sikap yang baik dan pantas dalam beretika, bertindak, dan berkomunikasi kepada masyarakat. Melihat ulasan di atas perlu adanya kesadaran bagi para selebritis dan influencer untuk membuat konten yang bijak serta mengedukasi dan tidak serta merta berfokus menonjolkan kekayaannya. Maka dari itu, kita perlu lebih bijak dalam menggunakan media sosial agar dapat menjadi komunikator yang meneladani, memotivasi, dan menginspirasi banyak orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun