Mohon tunggu...
Hifdzi Ulil Azmi
Hifdzi Ulil Azmi Mohon Tunggu... PNS -

seorang Apoteker muslim, penulis lepas di surat kabar, bekerja untuk negeri. Tim Penyusun Laporan Kinerja dan Renstra Instansi Pemerintah. more info at hifdziua.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

e-Learning : Harapan Besar Atas Permasalahan Pendidikan di Indonesia

3 Juni 2016   15:47 Diperbarui: 6 Juni 2016   20:54 1870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
progress belajar di IndonesiaX untuk program Supply Chain Management oleh ITS (www.indonesiaX.co.id)

Siapa bilang e-learning tidak memiliki ruang untuk interaksi antara peserta didik dengan instruktur? Selama yang saya rasakan, e-learning justru membuka ruang yang lebih luas adanya interaksi dan diskusi. Dengan bermodalkan akses internet dan jaringan, interaksi antara peserta didik dengan instruktur semakin mudah dan bahkan menyediakan ruang yang lebih luas daripada pembelajaran konvensional. Hal ini dapat terjadi karena pada pembelajaran konvensional, kesempatan yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk tanya jawab sangat dibatasi waktu. Umumnya, kesempatan yang sangat sempit ini juga lebih dominan dikuasai beberapa peserta didik yang memiliki keberanian mengutarakan pendapat. Keadaan ini tidak akan terjadi pada e-learning. Peserta didik yang malu dan ragu-ragu atau kurang berani memiliki kesempatan yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan opini.

Fitur ruang diskusi yang disediakan Haruka Edu membuat interaksi antara peserta didik dengan instruktur menjadi lebih dekat (www.harukaedu.com)
Fitur ruang diskusi yang disediakan Haruka Edu membuat interaksi antara peserta didik dengan instruktur menjadi lebih dekat (www.harukaedu.com)
Adanya Kepastian Lingkup Bahan ajar dan akses yang mudah 

Inilah salah satu keunggulan e-learning yang mampu membuat peserta didik bisa belajar tepat sasaran tanpa membuang-buang waktu. Ya, pada e-learning, terdapat kepastian lingkup bahan ajar yang diajarkan. Materi yang perlu dipelajari setidaknya tidak perlu lagi mengambil dari sumber lain karena pada e-learning, semua materi yang ada sudah merupakan hasil filter dari berbagai sumber. Hal ini sangat berbeda dengan pembelajaran konvensional yang dituntut masih mengharuskan mencari sumber lain yang relevan. Selain batasan lingkup materi yang sudah pasti, pada e-learning kita juga mudah mendapatkan akses materi yang perlu dipelajari cukup dengan membuka akses internet dan mendownloadnya.

Tidak menambah kesibukan yang berarti

Fenomena yang terjadi di Indonesia saat ini ialah banyaknya kelas karyawan yang diadakan di sore hingga malam hari. Sesuai dengan namanya, kelas ini memang difokuskan untuk kalangan pekerja yang masih ingin melanjutkan studinya. Kebanyakan dari peserta didik ialah mereka yang baru mengenyam pendidikan Diploma dan SMA yang belum merasa puas sebelum memperoleh gelar sarjana. Tingginya minat para karyawan terhadap peningkatan studi ini tentu merupakan stigma positif rakyat Indonesia yang menunjukkan kesadaran akan pentingnya memperoleh pendidikan yang lebih tinggi.

Bagi sebagian karyawan, dengan jam pulang kerja yang berkisar pukul 16.00 hingga 17.00 mungkin masih sempat untuk memperoleh pendidikan di malam harinya. Namun jika jam pulang kerja melebihi pukul 18.00, tentu kesempatan memperoleh pendidikan menjadi sulit karena waktu yang sangat mepet dan faktor kelelahan dalam bekerja. Dengan kondisi seperti ini, e-learning sebagai proses pembelajaran jarak jauh yang tidak terbatas ruang dan waktu sangat dibutuhkan dalam meningkatkan jenjang pendidikan.

Mudah mengevaluasi diri

progress belajar di IndonesiaX untuk program Supply Chain Management oleh ITS (www.indonesiaX.co.id)
progress belajar di IndonesiaX untuk program Supply Chain Management oleh ITS (www.indonesiaX.co.id)
Pada e-learning, peserta didik bisa dengan mudah mengetahui progress belajar dan mengevaluasi diri sendiri terhadap pencapaian belajar yang sudah dilakukan. Sebagai contoh, saat ini saya masih secara aktif mengikuti program kursus singkat Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) yang diselenggarakan ITS dengan start up IndonesiaX. Dari tugas yang diberikan, saya dapat segera mengetahui letak kekurangan saya sendiri sehingga untuk hal-hal semacam ini bisa ditindaklanjuti dengan membaca dan menyimak ulang materi. Melalui konsep self-evaluating akan memudahkan peserta didik dalam mengukur tingkat kemampuannya demi mencapai sebuah perbaikan ke depannya. 

Bentuk hasil evaluasi tugas yang saya lakukan pada perkuliahan program Supply Chain Management yang diselenggarakan ITS melalui IndonesiaX. (www.IndonesiaX.co.id)
Bentuk hasil evaluasi tugas yang saya lakukan pada perkuliahan program Supply Chain Management yang diselenggarakan ITS melalui IndonesiaX. (www.IndonesiaX.co.id)
Secercah Ide untuk kemajuan e-learning di Indonesia

Sebagaimana dengan tujuan didirikannya, e-learning memiliki visi besar menjangkau semua kalangan agar bisa memperoleh pendidikan yang layak. Agar visi besar ini bisa terealisasi, pemerintah memegang peran yang sangat besar dalam menyukseskan pelaksanaan e-learning di Indonesia. Terkait hal ini, Ada beberapa hal yang menjadi tantangan pemerintah untuk dapat ditindaklanjuti agar penyelenggaraan pendidikan jarak jauh sebagaimana yang termaktub dalam Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan (Permendikbud) nomor 109 tahun 2013 bisa berjalan optimal.

Pertama, Perluas jangkauan akses internet di daerah. Pemerintah dalam hal ini Kemenkominfo dapat bekerjasama dengan pihak swasta agar akses internet bisa dirasakan masyarakat yang jauh dari perkotaan. Selain itu, program listrik masuk desa yang sebenarnya sudah ada perlu dioptimalkan dalam menjamin meningkatnya cakupan desa-desa yang melek internet. Hal ini penting agar kesempatan meraih pendidikan tinggi yang diakomodir melalui e-learning tidak hanya dirasakan masyarakat kota, namun juga di desa hingga pelosok negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun