Mohon tunggu...
fairus na
fairus na Mohon Tunggu... Mahasiswa - communication student @IPB

love to share my writing tasks here hehe

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mensinergikan Literasi Digital dengan Konservasi Lingkungan

10 Januari 2024   19:00 Diperbarui: 10 Januari 2024   19:06 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Produk teknologi semakin cepat berganti di era perkembangan teknologi sekarang. Manusia menjadi bergantung pada teknologi sebab setiap produk teknologi memberi kemudahan untuk aktivitas sehari-hari. Seperti mengurus pekerjaan, pendidikan, menjadi hiburan, bahkan untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Maka dari itu, teknologi digital menjadi penting dalam mendukung kemudahan dalam kehidupan manusia.

Teknologi digital terlihat berkembang pada tahun 90-an hingga kini, hal tersebut yang menandai dimulainya era digitalisasi. Menurut Sukmana (2005), digitalisasi adalah proses alih media dari bentuk tercetak, audio, maupun video menjadi bentuk digital. Digitalisasi sendiri isu yang sedang hangat diperbincangkan belakangan ini. Pemerintah mengupayakan pemerataan di berbagai bidang dalam pengimplementasian teknologi digital. Sayangnya digitalisasi yang diupayakan pemerintah mengalami berbagai kendala. Mulai dari keterbatasan infrastruktur hingga kurangnya literasi digital.

Berbeda dengan dulu, di era digital ini manusia banyak mengandalkan bantuan teknologi sehingga usaha manual dan digital menjadi terkombinasi. Perkembangan teknologi ini menyebabkan semakin cepatnya pertukaran informasi yang terjadi. Cepatnya arus informasi yang terjadi patut ditangani dengan baik agar informasi yang didapat valid dan tidak termasuk dalam kategori hoax. Karena masih banyak yang menganggap bahwa informasi yang terdapat di media digital sudah kredibel. Maka dari itu perlu adanya edukasi literasi digital agar terhindar dari informasi yang tidak valid.

Menurut Paul Gilster di dalam buku Digital Literacy, literasi digital merupakan kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam pelbagai format yang berasal dari berbagai sumber yang disajikan melalui komputer. Maka dari itu, literasi digital menjadi urgensi di era kemajuan teknologi ini sebab masyarakat dituntut untuk memilah informasi yang relevan secara cepat. Literasi digital juga dapat membantu dalam menemukan, memilah, dan menyampaikan informasi dengan bijak dan bertanggung jawab.

Berdasarkan survei yang dilakukan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) hasil indeks literasi digital di Indonesia ada pada angka 3,54 di tahun 2022. Angka tersebut telah meningkat 1,43% atau 0,05 poin dari tahun sebelumnya yang berada di angka 3,49. Skor tersebut didapatkan dari rata-rata empat indikator yang menjadi pilar digital, yaitu etika digital, budaya digital, keamanan digital dan keterampilan digital. Menurut Kemenkominfo, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman dan pengetahuan masyarakat Indonesia terhadap aspek digital berada dalam kategori level sedang.

Peran Literasi Digital untuk Lingkungan Hidup

Konservasi juga membutuhkan komunikasi terlebih di era digital. Berbeda dengan dulu yang mengandalkan komunikasi secara sepihak seperti penyuluhan dan kegiatan sosialisasi. Era digital ini perlu komunikasi dua arah dimana memerlukan pemahaman yang sama dari kedua belah pihak. Sejalan dengan itu, sudah sepatutnya pemerintah membuat strategi untuk mengkampanyekan kegiatan konservasi di era digital ini. 

Perkembangan teknologi menimbulkan kesadaran bahwa sinergi antara manusia dengan lingkungan hidup adalah penting. Adanya teknologi memudahkan kampanye-kampanye untuk menggiatkan konservasi melalui media digital. Media literasi digital dimanfaatkan untuk menyampaikan pentingnya konservasi lingkungan dengan informasi bertemakan konservasi. Urgensi untuk memelihara lingkungan dapat dengan intens dilakukan melalui akses literasi digital yang memuat edukasi bertemakan konservasi.

Langkah awal dalam pengembangan literasi digital adalah dengan cara menyediakan bahan bacaan. Upaya menajamkan kemampuan mengolah informasi di tengah era digital khususnya yang berkaitan dengan upaya pelestarian dengan memuat konten edukasi konservasi. Tidak hanya melalui edukasi secara tulisan, kini edukasi secara video melalui konten-konten kreatif juga dapat menunjang kegiatan konservasi secara digital. Sinergi antara media digital dengan pengetahuan konservasi menjadi salah satu upaya dalam mewujudkan kehidupan yang berkelanjutan.

Memang pada awalnya literasi digital yang disampaikan oleh Paul Gilster merujuk pada aktivitas membaca berita melalui media digital. Perkembangan pun terjadi dan literasi digital tidak hanya berupa tulisan, melainkan konten berupa audio, video, dan infografis juga merupakan literasi. Menggunakan edukasi secara tulisan untuk menyampaikan wawasan tentang konservasi dalam upaya menumbuhkan kesadaran lingkungan jelas tidak cukup. Mengacu pada minat baca masyarakat Indonesia yang berada di peringkat rendah dunia, perlu adanya media edukasi yang menarik minat masyarakat Indonesia. Melihat mayoritas masyarakat Indonesia lebih menaruh minat pada edukasi dalam bentuk audio, video, infografis, dan cerita bergambar.

Konten edukasi konservasi ini pula perlu mempertimbangkan hal yang diminati masyarakat Indonesia agar penyampaian informasi dapat efektif. Literasi digital edukasi konservasi membuat sebuah gagasan seperti apa bumi yang ingin diwarisi kepada generasi mendatang. Sejalan dengan itulah literasi digital patut digiatkan untuk memotivasi usaha pelestarian lingkungan. Pemanfaatan literasi digital dalam bidang konservasi juga dapat membantu mengetahui berbagai krisis lingkungan dan mempercepat mencari cara bagaimana mengatasinya.

Strategi literasi digital dalam upaya konservasi alam

Upaya konservasi lingkungan tidak mengharuskan manusia terjun secara langsung menjadi aktivis lingkungan. Adanya media digital menjadi wadah dalam pelaksanaan konservasi lingkungan melalui literasi digital. Minat masyarakat perlu diperhatikan dalam membuat konten edukasi. Maka perlu adanya strategi yang tepat dalam penyampaian informasi melalui media digital.

Langkah pertama adalah observasi pasar, genre yang berkaitan dengan mistik tengah digemari masyarakat Indonesia saat ini. Terlihat dari bagaimana larisnya film dan kanal media yang membawakan genre mistik. Utas-utas di media sosial twitter tentang mistik pun ramai diperbincangkan sehingga dapat menembus layar lebar. Hal tersebut membuktikan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia menaruh minat pada hal-hal yang bergenre mistik.

Selanjutnya, pemilihan judul yang tepat juga akan menarik minat literasi masyarakat Indonesia. Semakin menarik judul sebuah konten maka akan semakin banyak yang mengakses konten tersebut. Teknik pemilihan judul ini disebut dengan clickbait. Banyak media online menggunakan strategi clickbait untuk menarik perhatian agar meningkatkan jumlah pengakses konten yang dibuat.

Lalu untuk mempermudah penyebaran konten yang dibuat, dibutuhkan kerjasama dengan social media influencer. Setelahnya, pembuatan konten dapat dilakukan dengan memuat edukasi konservasi dikombinasikan dengan minat masyarakat Indonesia. Elemen mistik dapat diambil melalui mitos-mitos yang masih diyakini masyarakat. Contohnya adalah makhluk penunggu pohon yang akan mengganggu siapa saja yang menebang pohon yang ditinggali makhluk tersebut. 

Setelah konten edukasi konservasi siap disebarkan, penting untuk memilih siapa yang menyebarkannya. Agar penyebaran konten maksimal, perlu melibatkan social media influencer yang kredibel dan berkaitan dengan bidang lingkungan. Peranan social media influencer ini penting karena social media influencer memiliki massa tersendiri yaitu dari jumlah pengikutnya. Jumlah pengikut tersebut diharapkan terpengaruh dengan konten yang dibagikan dan mengimplementasikannya di kehidupan sehari-hari.

Era digitalisasi yang mengutamakan aspek digital berhasil memberi dampak dalam kehidupan sehari-hari. Memaksimalkan literasi digital untuk edukasi konservasi adalah cara cerdas yang digiatkan dalam era digital ini. Menyinergikan minat masyarakat Indonesia pada hal mistik dengan isu lingkungan hanya satu dari sekian banyak strategi yang dapat dilakukan. 

Keberadaan media digital mempermudah dalam melakukan konservasi literasi digital. Edukasi konservasi melalui literasi digital diharapkan dapat menciptakan peradaban yang seimbang di masa depan. Peradaban yang maju dalam teknologi  informasi dan bijak dalam pelestarian lingkungan serta pengelolaan alam.

Daftar Pustaka

[Kemkominfo] Kementerian Komunikasi dan Informatika. 2022. Budaya Digital Membaik, Indeks Literasi Digital Indonesia Meningkat. [Internet]. [diakses pada 12 Mei 2023]. Tersedia pada https://www.kominfo.go.id/content/detail/39488/siaran-pers-no-15hmkominfo012022-tentang-budaya-digital-membaik-indeks-literasi-digital-indonesia-meningkat/0/siaran_pers 

Bsinews. 2019. Dampak teknologi dan literasi digital terhadap anak bagi pengurus rptra maya asri 13 palmerah. https://news.bsi.ac.id/2019/09/23/dampak-teknologi-dan-literasi-digital-terhadap-anak-bagi-pengurus-rptra-maya-asri-13-palmerah/ [diakses pada 13 Mei 2023]

Jho. 2023. Perkembangan teknologi digital di indonesia: sejarah & dampak. https://www.jogjahost.co.id/blog/perkembangan-teknologi/#teknologi-digital-perkembangan-dampaknya. [diakses pada 12 Mei 2023]

Maulana, M. 2021. Definisi, manfaat dan elemen penting literasi digital. http://www.academia.edu/download/41794888/Definisi__Manfaat_dan_Elemen_Penting_Literasi_Digital.pdf [diakses pada 13 Mei 2023]

Novianto NG. 2021. Kesadaran konservasi alam pada era disrupsi https://wanaswara.com/kesadaran-konservasi-alam-pada-era-disrupsi/#Author [diakses pada 13 Mei 2023]

Uma B. 2022. The history of digital development and its definition and benefits. https://bamai.uma.ac.id/2022/05/31/sejarah-perkembangan-digital-serta-pengertian-sekaligus-manfaatnya/ [diakses pada 13 Mei 2023]

Wiratno. 2020. Strategi konservasi di era digital. https://www.forestdigest.com/detail/489/strategi-konservasi-di-era-digital [diakses pada 14 Mei 2023]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun