Mohon tunggu...
hiero samosir
hiero samosir Mohon Tunggu... Sejarawan - Hehehe

Hiero Samosir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pedurenan

6 April 2022   07:50 Diperbarui: 6 April 2022   07:55 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

BAB-2

Esoknya.......

"Duh si Tomy mana sih lama banget, nanti kalo kelamaan kita kayanya ga akan sempat buat main. Belum lagi kalo kesorean gua pasti dimarahin emak gua."

"makanya itu, takunya kita juga ga sempat main kalo kesorean." Bastian menyahut.

Tiba-iba, Tomy datang dengan semangat yang membuatku memiliki harapan untuk dapat bermain melawan kampung yang diceritakan oleh Tomy itu. Dan benar saja, Tomy datang dan berkata bahwa jarak kampung itu hanya 15 menit jika jalan kaki melewati jalan pintas. Kami pun beramai-ramai mendatangi lapangan tempat kami akan bertanding di pertandingan yang disebut "TarKam."

            Setibanya disana, aku melihat lawan yang memiliki badan sangat besar, dan tendangan yang sangat keras. Ternyata cerita Tomy memang benar ternyata, padahal aku sudah meragukannya.

Jujur, aku grogi karna anak-anak tim kampungku berbadan kecil dan yang  paling besar adalah Jojo. Abang dari Bastian yang itu pun masih kelas 2 SMA. Namun, aku berusaha mengurangi rasa takut itu karena aku tau kampung kami tidak mengenal rasa takut meski lawan kami hebat. Intinya main, menang, pulang.

            "Woy!! Langsung masuk ke posisi, main jangan grogi. Mereka sama-sama makan nasi kok!" ucapku dengan harapan teman-temanku tidak grogi.

Kami semua langsung masuk ke posisi masing-masing, aku berada di sayap kanan, Shofi striker utama, Bastian sayap kiri, Abie tengah, Vito tengah kiri, Jojo tengah kanan, Farel bek tengah, Fadlan bek kiri, adikku juga ikut yaitu Ardo yang berposisi sebagai bek kanan. Tomy sebagai libero stopper yang bertugas sangat banyak dan kiper kami adalah Ipan. Itulah pembagian posisi menurut kami anak kampung.

           

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun